Kegeniusan Kimmich Beri Bayern Muenchen Gelar Kelima
›
Kegeniusan Kimmich Beri Bayern...
Iklan
Kegeniusan Kimmich Beri Bayern Muenchen Gelar Kelima
Bayern Muenchen mampu mengunci gelar kelima di 2020 setelah mengalahkan Borussia Dortmund di Piala Super Jerman, Kamis dini hari WIB. Joshua Kimmich menjadi penentu kemenangan Bayern.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MUENCHEN, KAMIS — Meskipun diterpa badai cedera dan kedalaman skuad yang minim, Bayern Muenchen masih memiliki mental juara yang mampu menjadi pembeda di Piala Super Jerman kontra Borussia Dortmund, Kamis (1/10/2020) dini hari WIB, di Stadion Allianz Arena. Penampilan taktis Joshua Kimmich memberikan gelar kelima bagi Bayern di tahun 2020.
Di tengah keterbatasan pemain di lini tengah setelah hengkangnya Thiago Alcantara ke Liverpool, serta kembalinya Ivan Perisic dan Philippe Coutinho ke tim asal, Kimmich menjadi pemain terpenting untuk menjaga keseimbangan ”Die Roten” di lini tengah. Sementara posisi gelandang bukan tempat asli Kimmich yang selama ini dikenal sebagai bek sayap kanan.
Meskipun bermain di posisi baru ketika Bayern ditangani Hans-Dieter Flick, Kimmich terbukti mampu menjawab kepercayaan sang pelatih. Dalam laga melawan Dortmund, Kimmich juga mendapat peran baru dari Flick. Ia tidak ditugaskan sebagai gelandang jangkar yang bertahan di antara pemain belakang dan depan, pemain berambut pirang itu bermain sebagai playmaker yang menjadi posisi favorit koleganya, Thomas Mueller.
Sementara itu, Mueller mengisi posisi penyerang sayap kanan seiring absennya Leroy Sane akibat cedera lutut dan Serge Gnabry yang tidak dalam kondisi fit. Gnabry memulai laga dari bangku cadangan dan baru masuk pada menit ke-54. Di sisi lain, Bayern juga kehilangan Leon Goretzka yang mengalami cedera punggung sehingga posisinya ditempati oleh Javi Martinez.
Bermain di posisi baru sama sekali tidak membuat Kimmich canggung. Buktinya, ia mampu mencetak gol penentu kemenangan ”Die Roten” di menit ke-82. Gol tercipta setelah Kimmich berhasil mencuri bola dari penguasaan gelandang Dortmund, Thomas Delaney.
Bola kemudian digiring Kimmich mendekati kotak penalti. Setelah itu, bola diberikan kepada Robert Lewandowski. Di kotak penalti, Lewandowski memberikan kembali bola kepada Kimmich yang berlari dari lini tengah tanpa pengawalan pemain ”Die Borussen”. Bola sepakan Kimmich memang bisa ditahan kiper Dortmund, Marwin Hitz. Namun, bola hasil halauan Hitz mampu disepak dengan tumit oleh Kimmich yang membuat bola masuk ke dalam gawang.
Setelah gol itu, Flick langsung mengganti Lewandowski dan Martinez yang telah kelelahan. Dua pemain muda, Joshua Zirkzee dan Jamal Musiala, menghadirkan tenaga baru untuk Bayern menjaga keunggulan hingga peluit akhir dibunyikan wasit Bibiana Steinhaus.
”Joshua (Kimmich) adalah pemain berkelas. Caranya mencetak gol penentu kemenangan menjadi bukti kualitasnya,” kata kiper sekaligus kapten Bayern, Manuel Neuer, seusai laga.
Selain mencetak gol penentu, penampilan Kimmich amat dominan di lapangan. Ia menjadi pemain Bayern dengan catatan tembakan paling banyak dengan lima kali melakukan sepakan. Lewandowski justru hanya melakukan satu kali tembakan. Selain itu, ia menjadi pemain Bayern dengan jumlah tekel terbanyak, yaitu dua kali melakukan tekel berhasil. Jumlah itu setara dengan bek kanan, Benjamin Pavard.
Kimmich juga mampu mencapai 91 persen akurasi umpan dari 55 kali melakukan operan. Tak hanya itu, ia juga mampu melakukan enam kali umpan silang yang menjadikannya sebagai pemain ”Die Roten” dengan catatan umpan silang terbanyak di laga itu.
Atas dasar itu, pujian terlontar pula dari mulut Flick. ”Ia (Kimmich) memiliki kualitas yang luar biasa, ia adalah salah satu pemain yang mampu tampil konsisten di performa terbaik,” kata Flick yang mampu memberikan lima trofi bagi Bayern pada 2020.
Kelima trofi itu ialah Liga Jerman, Piala Liga Jerman, Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Super Jerman. Secara rata-rata, Flick mampu menyumbangkan gelar juara dalam setiap delapan pertandingan.
Sengatan serangan balik
Laga klasik atau ”Der Klassiker” antara Bayern melawan Dortmund menyajikan parade gol yang menghibur para penonton di layar kaca. Uniknya, semua gol tercipta melalui skema serangan balik.
Bayern unggul dua gol lebih dulu di menit ke-18 lewat gelandang Corentin Tolisso. Kemudian, Thomas Mueller menambah keunggulan sang juara Liga Jerman di menit ke-32. Kedua gol itu tercipta setelah Bayern melakukan serangan balik cepat dan memaksimalkan kelengahan lini belakang Dortmund.
Tertinggal dua gol tidak membuat Dortmund menyerah. Anak asuh Lucien Favre tetap tampil dengan zona pertahanan tinggi dan melakukan tekanan kepada pemain Bayern yang menguasi bola.
Hasilnya, Dortmund mampu memperkecil ketinggalan di menit ke-39 lewat sepakan Julian Brandt. Kemudian, ketika babak kedua baru berjalan 10 menit, penyerang muda Die Borussen, Erling Braut Haaland, menyamakan kedudukan.
Dua gol penyama kedudukan itu diawali keberhasilan pemain Dortmund merebut bola dari penguasaan pemain tengah Bayern. Umpan terobosan yang menjadi senjata Dortmund untuk mengecoh lini belakang Bayern terbukti ampuh. Duet bek Bayern, Lucas Hernandez dan Niklas Suele, dua kali gagal membaca arah operan bola itu.
Kesalahan itu pun membuat geram Flick. Di akhir babak pertama, Flick sempat menunggu Neuer sebelum masuk ke ruang ganti pemain. Hal itu dilakukan Flick untuk membahas lemahnya antisipasi lini belakang terhadap umpan teroboson di sisi tengah lapangan.
Kegagalan meraih gelar Piala Super Eropa membuat Haaland kecewa. Menurut penyerang tim nasional Norwegia itu, rekan setimnya telah bermain baik, tetapi hasil akhir tidak berpihak kepada Die Borussen.
”Hasil yang berat untuk diterima. Kami kalah dengan skor tipis dari juara liga,” ucap Haaland. (AFP)