Pandemi Covid-19 Jadi Momen Inggris-Indonesia Pererat Kerja Sama Kesehatan
›
Pandemi Covid-19 Jadi Momen...
Iklan
Pandemi Covid-19 Jadi Momen Inggris-Indonesia Pererat Kerja Sama Kesehatan
Inggris selama ini telah menjadi mitra kerja sama Indonesia dalam banyak bidang, termasuk kesehatan. Pada masa pandemi sekarang, peneliti Indonesia terlibat dalam pengembangan vaksin Covid-19 oleh Oxford/AstraZeneca.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 menjadi momen bagi Inggris untuk mempererat hubungan bilateralnya dengan Indonesia melalui serangkaian kerja sama bidang kesehatan. Bahkan, para peneliti dari kedua negara terlibat dalam pengembangan vaksin Covid-19.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins, Kamis (1/10/2020), mengatakan bahwa seiring pandemi Covid-19 yang terjadi, kesehatan menjadi bidang kerja sama prioritas dengan Indonesia di luar bidang-bidang lain, seperti pendidikan, perdagangan, investasi, perubahan iklim, lingkungan, dan energi terbarukan.
Inggris dan Indonesia merupakan mitra riset yang positif. Ada lebih dari 100 proyek penelitian Newton Fund, yang melibatkan kedua negara, berjalan. Selain itu, pada periode 2015-2019 sebanyak 2.205 publikasi ilmiah dihasilkan bersama oleh kedua negara. Hasil riset kolaboratif Inggris-Indonesia disitasi lima kali lebih banyak dibandingkan riset tanpa kolaborator internasional.
Meski memiliki hubungan kerja sama dengan sejumlah negara lain di Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam, Jenkins menyatakan bahwa hubungan kerja sama Inggris dengan Indonesia lebih luas dan erat.
Terkait Covid-19, misalnya, peneliti dari Lembaga Biologi Molekular Eijkman terlibat dalam riset pengembangan vaksin bersama para pakar dari University of Oxford dan AstraZeneca. ”Sekarang sudah dalam tahap uji klinis fase ketiga. Namun, sepertinya Indonesia tidak masuk dalam negara tempat uji klinis dilakukan,” kata Jenkins.
Uji klinis calon vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Oxford-AstraZeneca yang berbasis pada adenovirus ChAdOx1 dilakukan di Brasil, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat. Pada bulan Agustus lalu, Uni Eropa mencapai kesepakatan dengan AstraZeneca untuk memproduksi 400 juta dosis vaksin apabila hasil uji klinis memuaskan.
Di luar pengembangan vaksin, Inggris juga bekerja sama dengan LaporCovid-19 dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur dalam penghimpunan data Covid-19 yang lebih akurat. Kerja sama juga dilakukan dengan organisasi lokal untuk menyebarluaskan informasi soal Covid-19 dalam bahasa daerah pada berbagai bentuk media di daerah yang paling terdampak.
Sejumlah perusahaan dan organisasi yang berbasis di Inggris, seperti Unilever, Save the Children, termasuk Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak (Unicef), juga meluncurkan proyek senilai Rp 45 miliar untuk mendukung praktik higienitas dan sanitasi penduduk.
Dukung multilateralisme
Pada pertemuan antarmenteri luar negeri ASEAN dengan Inggris, Menlu RI Retno LP Marsudi mengatakan bahwa sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB Indonesia berharap Inggris tetap mendukung dan mendorong multilateralisme.
”Di dalam multilateralisme ada rasa memiliki, kesetaraan, kepastian, dan perlindungan bagi semua negara. Apabila ini terus ada, maka akan memberikan kontribusi pada perdamaian dunia,” kata Retno.
Jenkins mengatakan, dalam hubungan internasional, Inggris, sebagaimana juga Indonesia, mendukung multilateralisme. Itu sebabnya, di samping mengamankan kebutuhan vaksin Covid-19 untuk kebutuhan warganya, Inggris juga berkomitmen dalam pengadaan vaksin Covid-19 melalui mekanisme COVAX Facility yang dibangun oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)-Gavi-Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI). Inggris menyatakan komitmennya dalam COVAX sebesar 500 juta poundsterling.
Menlu Retno menekankan pentingnya ASEAN-Inggris mendorong kerja sama multilateral vaksin Covid-19 yang aman, efektif, dan terjangkau melalui mekanisme COVAX Facility. Retno juga mendorong ASEAN dan Inggris terus meningkatkan tata kelola kesehatan global untuk mengantisipasi pandemi di masa depan.