Berdayakan ekonomi santri, Pusat Ekonomi Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam meluncurkan program Santripeneur Berbasis UMKM Sawit.
Oleh
FX LAKSANA AS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pusat Ekonomi Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam meluncurkan program Santripeneur Berbasis Usaha Kecil Menengah dan Koperasi Sawit, Kamis (1/10/2020). Hal ini diharapkan ikut memberdayakan ekonomi daerah.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam pidato kunci acara virtual menyatakan, pesantren sebagai aset umat sangat potensial bagi pengembangan kolaborasi dan kerja sama pengembangan usaha komoditas sawit. Pesantren juga memiliki ciri khas dan keunikan, antara lain kemandirian dan keberadaannya di tengah-tengah masyarakat.
”Pemerintah saat ini berupaya membangun pesantren sebagai pusat ekonomi syariah baik dari sektor keuangan maupun sektor riil. Untuk itu, pemerintah menyambut baik program pengembangan potensi santripreneur berbasis UKMK sawit sebagai bagian dari upaya pengembangan ekonomi sektor riil di pesantren,” kata Ma’ruf, menambahkan.
Hadir dalam acara virtual tersebut, antara lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono, dan Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Eddy Abdurrachman. Hadir pula Gubernur Riau Syamsuar, Gubernur Sumatera Selatan Hermawan Deru, dan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.
Pemerintah saat ini berupaya membangun pesantren sebagai pusat ekonomi syariah baik dari sektor keuangan maupun sektor riil. Untuk itu, pemerintah menyambut baik program pengembangan potensi santripreneur berbasis UKMK sawit sebagai bagian dari upaya pengembangan ekonomi sektor riil di pesantren.
Program Santripeneur Berbasis Usaha Kecil Menengah dan Koperasi Sawit (UKMK), Ma’ruf harapkan, dapat menggerakkan potensi ekonomi pesantren dan melahirkan santripreneur-santripreneur yang berkarakter kuat dan mandiri. Harapan lainnya, program tersebut bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Menurut Ma’ruf, saat ini terdapat 28.194 pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebanyak 12.469 pesantren di antaranya atau 44,2 persen berpotensi untuk pengembangan ekonomi.
Melalui program ini, pesantren yang berada di daerah-daerah penghasil komoditas sawit diharapkan dapat berperan dalam menggerakkan roda perekonomian daerahnya, terutama pada masa pemulihan ekonomi ini.
Agar program ini dapat berhasil, perlu dikembangkan kolaborasi dan kemitraan yang melibatkan tiga entitas, yakni entitas pemerintah baik di pusat maupun daerah, entitas dunia usaha, dan entitas pesantren itu sendiri.
Tahap pertama tiga provinsi
Mengutip siaran pers Sekretariat Wakil Presiden Ari Kuncoro dalam laporannya, ia mengatakan, sebagai tahap awal, program santripreneur berbasis UKMK sawit ini akan diselenggarakan di tiga provinsi penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia. Provinsi yang dimaksud ialah Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Riau.
Di masa depan, Ari berharap program itu dapat direplikasi di daerah lain di Indonesia. Dengan demikian, program dapat membantu perekonomian daerah dan menjadikan perkembangan perkebunan kelapa sawit ramah lingkungan.
Jika berjalan dengan baik, insya Allah kegiatan ini akan direplikasi di daerah lainnya sehingga bisa mendukung pemberdayaan pesantren, pemberdayaan ekonomi daerah, serta perkembangan perkebunan kelapa sawit yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
”Jika berjalan dengan baik, insya Allah kegiatan ini akan direplikasi di daerah lainnya sehingga bisa mendukung pemberdayaan pesantren, pemberdayaan ekonomi daerah, serta perkembangan perkebunan kelapa sawit yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan,” kata Ari.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini bahwa kolaborasi santripreneur dan kelapa sawit akan menciptakan dampak yang positif bagi kedua elemen tersebut. Keduanya dapat menciptakan nilai tambah di setiap sektor dan memberikan manfaat bagi sekitarnya.
”Dengan seluruh instrumen yang ada, bisa langsung dimanfaatkan oleh masyarakat luas melalui institusi-institusi pesantren untuk bisa memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Saya berharap para santri dan pengurus pesantren dapat melihat begitu besar kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memunculkan entrepreneur-entrepreneur yang tangguh,” kata Sri Mulyani.