Seorang nelayan asal Indonesia yang diculik oleh kelompok Abu Sayyaf di perairan Sabah, Malaysia pada Januari lalu dikabarkan meninggal. Sebanyak empat lainnya masih disandera kelompok Abu Sayyaf.
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Berita duka melayang dari Filipina. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, dalam jumpa pers yang digelar secara daring pada Rabu (30/9/2020), mengabarkan, seorang WNI—berinisial LB—yang disandera kelompok Abu Sayyaf, meninggal.
Warga Indonesia yang bekerja sebagai nelayan itu jenazahnya ditemukan setelah kontak senjata antara tentara Filipina dari Filipina Joint Task Force Sulu dan Batalyon Infanteri ke-45 melawan kelompok Abu Sayyaf di Patikul, Sulu.
”Pada kesempatan ini, atas nama pemerintah, saya mengucapkan dukacita yang mendalam kepada keluarga korban,” kata Retno. ”Kemenlu telah menyampaikan secara langsung berita dukacita kepada keluarga almarhum dan pemerintah daerah di Buton, Sulawesi Tenggara.”
Menurut Retno, saat ini jenazah LB telah diterbangkan dari Sulu ke Zamboanga. ”Kita akan terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan otoritas Filipina mengenai nasib empat sandera lainnya,” kata Retno. Ia menambahkan, aparat keamanan Filipina berkomitmen menemukan dan menyelamatkan mereka.
Komandan Eastern Sabah Security Command (ESSCom) Datuk Ahmad Fuad Othman, sebagaimana dikutip Bernama, Rabu, membenarkan informasi tewasnya nelayan asal Indonesia itu. LB (32) diculik bersama empat rekannya oleh kelompok Abu Sayyaf di perairan Tambisan, Sabah, Malaysia, pada Januari lalu.
”Benar (korban dibunuh). Insiden itu terjadi 28 September dalam misi Angkatan Darat Filipina untuk menyelamatkan lima korban yang diculik,” kata Datuk. ”Saat misi, terjadi baku tembak dengan kelompok Abu Sayyaf, dan jenazah korban ditemukan kemarin,” kata Datuk kepada Bernama.
Keempat rekan LB, yaitu AD (41), RH (27), EL (53), dan SK (29), saat ini masih berada di tangan kelompok Abu Sayyaf.
Dalam berita Kompas, Senin (20/1/2020), berjudul ”Abu Sayyaf Culik 5 WNI”, disebutkan, saat penculikan terjadi, Abu Sayyaf sempat menyandera delapan nelayan Indonesia. Dalam proses pengejaran dan pembebasan yang diwarnai kontak senjata, tentara Filipina berhasil membebaskan tiga di antara mereka.
Penculikan itu merupakan kasus terbaru. Sebelumnya, tentara Filipina berhasil membebaskan Muhammad Farhan, nelayan asal Indonesia yang juga disandera kelompok Abu Sayyaf.