Liga Champions musim 2020-2021 akan digulirkan mulai 20 Oktober medatang. Untuk pertama kalinya, setelah terpisah lama, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo akan bertemu di fase penyisihan grup.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
GENEVA, KAMIS — Pergelaran Liga Champions Eropa musim 2020-2021 di tengah pandemi Covid-19 menjadi kesempatan baru bagi sejumlah tim raksasa Eropa untuk mengukir sejarah. Bayern Muenchen, sang juara bertahan, berambisi menjadi tim pertama di dalam sejarah yang mempertahankan trofi ”Si Kuping Besar” setelah meraih tiga gelar mayor di musim lalu.
Dari lima kesempatan terdahulu, empat tim, termasuk Bayern di musim 2012-2013, tidak pernah mampu menyentuh partai puncak seusai merengkuh treble alias tiga gelar semusim. Manchester United, Barcelona, dan Inter Milan gagal mempertahankan gelar Liga Champions di musim selanjutnya.
Oleh karena itu, seluruh skuad Bayern masih berambisi untuk meraih sejumlah trofi di masa mendatang. Lima trofi, yang telah disumbangkan Pelatih Bayern Hans-Dieter Flick selama 2020, menjadi modal berharga mereka untuk menjaga supremasinya di Eropa pada tahun depan.
Dalam pengundiaan fase grup yang dilangsungkan secara virtual di Geneva, Swiss, Kamis (1/10/2020), mulai pukul 22.00 WIB, Bayern ditempatkan di grup A bersama Atletico Madrid, RB Salzburg, dan Lokomotiv Moskwa.
”Tim (Bayern) ini selalu mampu menunjukkan perkembangan luar biasa seiring berjalannya waktu. Rasa lapar masih dimiliki semua pemain untuk kembali sukses di musim ini,” ujar Flick, yang dianugerahi sebagai Pelatih Terbaik Eropa musim 2019-2020 oleh UEFA, dilansir laman resmi federasi sepak bola Eropa itu.
Adapun gelar pemain terbaik Eropa pada tahun ini disabet striker Bayern, Robert Lewandowski. ”Robert adalah profesional terhebat yang pernah saya kenal. Diet, gaya hidupnya. Semua ia lakukan untuk kesuksesan. Pertanyaannya, apakah dia di usia 35 tahun nanti sama hebatnya dengan Cristiano Ronaldo pada usia 35 tahun,” tukas CEO Bayern Muenchen Karl-Heinz Rummenigge.
Memori indah ”Si Merah”
Sementara itu, juara Liga Champions 2018-2019, Liverpool, ingin mengulang prestasi di tahun 1976-1977. Ketika itu, ”Si Merah” mampu merengkuh gelar Liga Champions dengan predikat sebagai juara Inggris di musim sebelumnya atau tepatnya Liga Inggris edisi 1975-1976.
Tidak hanya itu, sebelum Liverpool menjadi juara Eropa untuk pertama kali, penguasa Eropa di edisi Liga Champions sebelumnya ialah Bayern yang mampu menumbangkan Saint-Etienne di final Liga Champions musim 1975-1976.
Sejarah juga berpihak pada Si Merah mengingat lokasi laga final musim ini akan dilangsungkan di Stadion Olimpiade Ataturk, Istanbul, Turki. Stadion itu menggoreskan memori indah bagi fans Liverpool karena tim favoritnya mampu menyelesaikan misi mustahil untuk menyamakan tiga gol yang dicetak AC Milan di final musim 2004-2005. Kemudian Liverpool sukses membawa pulang gelar Liga Champions kelima lewat keunggulan di drama adu penalti.
Misi Liverpool itu tidak akan mudah. Si Merah bergabung di grup D untuk berhadapan dengan dua tim kuda hitam, Ajax Amsterdam dan Atalanta, serta debutan asal Liga Denmark, Midtjylland.
Manajer Liverpool Juergen Klopp memastikan skuadnya berambisi berjuang maksimal di setiap kompetisi yang harus dijalani musim ini. ”Kami akan menunjukkan diri untuk selalu berjuang keras di setiap pertandingan musim ini. Kami menganggap seluruh kompetisi setara,” kata Klopp.
Manajer asal Jerman itu pantas percaya diri dengan kondisi timnya musim ini. Kekuatan Liverpool semakin mengerikan karena mendapatkan dua tambahan pemain berkualitas pada diri Thiago Alcantara, yang membantu Bayern meraih treble gelar musim 2019-2020, serta penyerang sayap asal Wolverhampton Wandereres, Diogo Jota. Keduanya akan melengkapi skuad Si Merah yang tampil brilian di Liga Inggris musim lalu.
Dari hasil undian fase grup itu, duel antara Juventus melawan Barcelona di grup G menjadi laga yang paling ditunggu. Hal itu tidak lepas dari pertemuan dua pemain terbaik dunia dalam satu dekade terakhir, yaitu Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
Selain Juventus dan Barcelona, dua tim lain di grup itu ialah Dynamo Kyiv dan Ferencvaros. Di sisi lain, pertemuan Juventus dengan Barcelona menjadi ajang pembuktian dua pelatih baru kedua tim, yaitu Andrea Pirlo di kubu ”Si Nyonya Besar” dan Ronald Koeman yang kini menangani Barcelona.
Pirlo pun menyadari harapan besar berada di pundaknya untuk membawa Juventus meraih 10 gelar liga beruntun dan mengakhiri puasa gelar selama 24 musim di Liga Champions.
”Kami memahami setiap tim di Liga Champions adalah tim kuat. Jadi, kami harus bermain melawan seluruh tim dengan penuh perhatian dan gairah. Sebab, kami tidak bisa melakukan kesalahan sekecil apa pun,” kata Pirlo. (AFP/AP)