Penelitian terhadap gejala Covid-19 mendapatkan enam kelompok gejala yang bisa digunakan untuk memprediksi perjalanan penyakit. Dengan itu, dokter bisa memberikan perawatan untuk mencegah memburuknya kondisi pasien.
Oleh
ATIKA WALUJANI MOEDJIONO
·4 menit baca
Demam, batuk terus-menerus, dan kehilangan kemampuan menghidu (anosmia) merupakan gejala utama Covid-19. Ada juga sejumlah gejala yang dirasakan sebagian penderita, seperti sakit kepala, nyeri otot, sesak napas, kelelahan, diare, kehilangan nafsu makan, dan kebingungan.
Penelitian gejala Covid-19 dengan menganalisis data yang diunggah para penderita ke aplikasi Covid Symptom Study mengungkapkan, ada enam jenis Covid-19 yang dibedakan lewat kelompok gejala tertentu. Dalam perjalanan penyakit, enam kelompok gejala tersebut menunjukkan perbedaan dalam hal keparahan penyakit dan kebutuhan akan bantuan pernapasan.
Dengan memahami setiap jenis dan gejalanya, dokter bisa memprediksi penderita Covid-19 yang paling berisiko dan kemungkinan memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.
Aplikasi yang diluncurkan bulan Maret di Inggris, kemudian diperluas ke Amerika Serikat dan Swedia ini meminta pengguna mencatat serta melaporkan gejala yang dirasakan, hasil tes Covid-19, perawatan serta perkembangan kesehatan setiap hari.
Aplikasi untuk melacak gejala Covid-19 tersebut, menurut laman Covid Symptom Study, dirancang oleh para dokter dan ilmuwan di Rumah Sakit Umum Massachusetts, AS, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Harvard, King\'s College London, Inggris, dan Fakultas Kedokteran Universitas Stanford, AS. Kemudian, rancangan dikembangkan oleh ZOE, sebuah perusahaan aplikasi kesehatan.
Penelitian dipimpin Tim Spector, Guru Besar Epidemiologi Genetik King’s College London; Andrew Chan, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Harvard, Guru Besar Penyakit Menular dan Imunologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Harvard yang juga Kepala Unit Epidemiologi Translasional dan Klinis RSU Massachusetts, serta Christopher Gardner, Guru Besar Kedokteran, Pusat Riset Pencegahan Universitas Stanford.
Penelitian dilaksanakan Carole Sudre dari Fakultas Teknik Biomedis dan Ilmu Pencitraan, King’s College London, bersama tim peneliti dari Inggris, AS, dan Swedia. Hasilnya dilaporkan di medRxiv, laman untuk artikel kesehatan yang belum diterbitkan, 16 Juni 2020.
Penelitian prospektif berbasis populasi ini mengumpulkan laporan gejala harian dari jutaan pengguna aplikasi Covid Symptom Study di telepon pintar. Tim peneliti menggunakan mesin algoritma untuk menganalisis kumpulan data pertama dari 1.653 penderita Covid-19 di Inggris dan AS yang secara teratur mencatat gejala mereka pada bulan Maret dan April.
Berdasarkan data lima hari pertama pencatatan gejala, terungkap ada enam kelompok gejala spesifik dalam perkembangan penyakit. Algoritma kemudian diuji pada kumpulan data kedua dari 1.047 pengguna di Inggris, AS, dan Swedia, yang mencatat gejalanya selama bulan Mei.
Kelompok gejala
Seluruh penderita melaporkan sakit kepala dan anosmia dengan berbagai kombinasi gejala lain di waktu yang berbeda. Kelompok 1 dan 2, gejala lainnya relatif ringan seperti batuk, sakit tenggorokan. Kelompok 1 ditambah nyeri otot, sedangkan kelompok 2 ada demam. Para penderita umumnya berusia muda dan bertubuh langsing. Kelompok 3 tingkat sedang, dominan pada gangguan pencernaan, yakni sakit perut, diare, kehilangan nafsu makan, dan sakit tenggorokan. Kelompok ini mulai lebih banyak melakukan kunjungan ke rumah sakit.
Pada kelompok relatif parah, 4-6, semua penderita melaporkan kelelahan parah, demam, batuk, dan nyeri dada. Pada kelompok 5 ditambah sakit tenggorokan, kebingungan, kehilangan nafsu makan, dan nyeri otot. Sedangkan kelompok 6, yang paling parah, melaporkan seluruh gejala.
Kebingungan, gangguan pencernaan, dan sesak napas, tidak terlalu umum sebagai gejala Covid-19, tetapi merupakan ciri khas dari bentuk penyakit yang parah.
Tim peneliti mendapatkan, hanya 1,5 persen penderita kelompok 1 memerlukan bantuan pernapasan berupa pemberian oksigen ataupun ventilator, 4,4 persen pada kelompok 2, dan 3,3 persen pada kelompok 3. Pada kelompok lebih parah, yakni, 4,5, dan 6, kebutuhan bantuan pernapasan masing-masing 8,6 persen, 9,9 persen, dan 19,8 persen.
Hampir 50 persen penderita di kelompok 6 harus dirawat di rumah sakit, sedangkan kelompok 1 hanya 16 persen yang dirawat inap. Orang dengan gejala Covid-19 kelompok 4-6 cenderung lebih tua atau lebih lemah, kelebihan berat badan dan memiliki penyakit penyerta seperti diabetes atau gangguan paru.
Dari gejala yang timbul pada lima hari pertama, sebenarnya bisa diprediksi penderita yang paling mungkin memerlukan perawatan intensif.
Umumnya penderita yang memerlukan bantuan pernapasan masuk ke rumah sakit sekitar 13 hari setelah timbul gejala. Dari gejala yang timbul pada lima hari pertama, sebenarnya bisa diprediksi penderita yang paling mungkin memerlukan perawatan intensif.
Dengan demikian, dokter memiliki waktu untuk melakukan intervensi awal seperti memantau kadar oksigen darah dan kadar gula darah pasien serta mengatasi berbagai gejala dengan obat maupun perawatan sederhana yang bisa diberikan di rumah. Tujuannya, untuk mencegah perburukan penyakit dan agar pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit.