Menyiasati Kebutuhan Ruang Personal di Tempat Tinggal Saat Pandemi
›
Menyiasati Kebutuhan Ruang...
Iklan
Menyiasati Kebutuhan Ruang Personal di Tempat Tinggal Saat Pandemi
Apa jadinya ketika rapat via Zoom terganggu ulah anggota keluarga lainnya? Kebutuhan akan ruang personal pun tak bisa ditawar lagi, mengingat WFH mengharuskan seluruh kegiatan dilakukan dari rumah.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·4 menit baca
Sejak pandemi melanda, batas antara kehidupan kantor atau sekolah dan kehidupan personal menjadi makin kabur karena keharusan bekerja dan sekolah dari rumah. Kebutuhan akan ruang personal untuk bekerja atau belajar di rumah pun perlu disiasati.
Pada awal masa pandemi Covid-19, saat anak-anak harus belajar secara daring dari rumah, sebuah sekolah melayangkan surat pemberitahuan khusus kepada orangtua murid. Inti surat itu, demi menjaga konsentrasi belajar-mengajar jarak jauh yang terpantau di monitor komputer atau gawai, perilaku anggota keluarga yang lain diharapkan dijaga agar jangan sampai perilaku kurang sopan tertayang di monitor.
Ada pula kejadian memalukan terkait bekerja dari rumah (WFH) yang sempat viral di jagat maya. Saat istri sedang mengikuti rapat kantor melalui Zoom di ruang keluarga, sang suami tanpa sadar tersorot kamera laptop saat melintas dengan perilaku kurang sopan. Tak terelakkan, kini ruang khusus, baik untuk WFH maupun home learning program, menjadi kebutuhan pada masa pandemi ini.
Pendiri dan Pemikir Kreatif OMG Consulting, Yoris Sebastian Nisiho, dalam webinar ”Work Life Blend”, awal September lalu, mengatakan, percampuran antara kehidupan kerja dan kehidupan personal itu tak terelakkan di masa pandemi ini.
”Tahu-tahu waktu pekerjaan dan kehidupan personal tercampur aduk. Semestinya, perlahan-lahan di masa pandemi yang sudah lebih dari enam bulan, pekerja kantoran bisa belajar menemukan balance atau keseimbangan,” ujarnya.
Salah satu contohya dialami penyanyi Andien, yang juga menjadi narasumber pada webinar itu. Tiga hari sesudah melahirkan, beberapa bulan lalu, Andien terpaksa bernyanyi secara virtual dari rumahnya.
Ruang personal khusus dibutuhkan karena tidak ada tim produksi yang bisa datang ke rumahnya. Semua dilakukan serba sendiri demi menghindari kehadiran orang lain yang bisa membawa virus ke rumahnya. Berbekal laptop dan perangkat lain, serta supervisi suaminya, Andien harus mengisi konten (baca: nyanyi) dari rumah.
Ruangan dan lingkungan
Rupanya fenomena kebutuhan ruang personal khusus untuk menjalankan WFH ataupun sekolah dari rumah ini tak luput dari perhatian pengembang properti. Salah satunya Summarecon yang menawarkan solusi pada proyek terbarunya di kawasan Gading Serpong, Tangerang, Banten.
”Tentu, sekarang harus ada personal space yang bisa memenuhi kebutuhan pribadi dari semua anggota keluarga. Saat ini, sebagian besar pekerjaan dilakukan dengan Zoom sehingga tidak enaklah ada orang lain seliweran,” ujar Magdalena Juliati, Executive Director Summarecon Serpong.
Tawaran ruang semacam ini terlihat pada proyek hunian premium Mozart tahap kedua yang diluncurkan Summarecon Serpong di kawasan Gading Serpong, 3 Oktober 2020. Kompas sempat melihat dari dekat desain interior rumah contoh yang terdapat pada tiga tipe rumah dua lantai itu.
Rumah contoh itu menunjukkan satu kamar di lantai atas yang bisa difungsikan sebagai ruang personal. Desain rumah secara keseluruhan pun tampak sudah disempurnakan dengan mengadaptasi kebutuhan terkini akan rumah sehat.
Terdapat halaman dalam (inner court) di lantai dasar, yang bisa disulap menjadi kolam renang atau taman keluarga. Rumah juga sudah menerapkan desain sky light untuk memasukkan cahaya matahari dari atap.
Demikian juga dengan penerapan sistem ventilasi silang (cross ventilation) agar sirkulasi udara di dalam rumah lebih leluasa sehingga bisa mengurangi ketergantungan akan AC.
Penataan lingkungan pun tak luput dari perhatian. Magdalena menyebutkan, terdapat pergeseran juga pada penataan lingkungan. Misalnya, jika dulu pohon dianggap gangguan dan tidak disukai karena mengganggu tempat untuk parkir, sekarang justru tidak boleh ditebang sama sekali untuk menjaga keasrian lingkungan.
Responsif dan adaptif
Desainer interior Nina Dwi Handayani dalam perbincangan dengan Kompas di Jakarta, Jumat (25/9/2020), mengakui, desain interior harus bergerak responsif dan adaptif merespons berbagai kebutuhan baru ini.
Dia mengatakan, pertama-tama saat ini harus dipertimbangkan tata ruang yang lebih terbuka dan adaptif terhadap kebutuhan WFH atau sekolah dari rumah. Baik rumah tapak maupun apartemen idealnya diatur dengan tata ruang yang fleksibel sehingga satu ruang bisa mengakomodasi dua aktivitas yang berbeda dalam rentang waktu berbeda. Dalam hal ini, Nina menyarankan penggunaan furnitur yang bisa dilipat atau bahkan ”dihilangkan” (foldable and collapsible furniture).
Kemudian kebutuhan akan hunian sehat yang terhubung dengan alam sekitar juga memicu kebutuhan akan taman di atap (roof garden), halaman belakang mini, beranda, dan balkon. Ruang-ruang ini juga bisa dimanfaatkan menjadi ruang kerja baru yang terpisah dari bagian dalam rumah atau apartemen.
Ketiga, desain interior bisa memaksimalkan penggunaan elemen material yang bisa berfungsi sebagai partisi kamuflase, yang secara fleksibel bisa membagi-bagi ruangan untuk fungsi-fungsi berbeda. Bahkan, perlu dipertimbangkan material akustik untuk menjaga privasi dan mencegah masuknya suara-suara yang mengganggu saat rapat daring, misalnya.
Di rumah atau apartemen yang memiliki anak balita atau batita, Nina mengingatkan pentingnya kebutuhan anak-anak tersebut untuk tetap terhibur di ruangan yang tersedia. ”Kita perlu memberikan porsi space yang optimal buat mereka agar mereka tetap bisa bermain dengan pace mereka,” tuturnya.
Terkait dengan hal ini, Nina mengusulkan sebuah sistem yang bisa memantau aktivitas anak-anak di ruangan terpisah saat orangtua sedang berada di ruangan personalnya untuk WFH.
Tak seorang pun saat ini tahu kapan pandemi ini akan berakhir dan kehidupan akan kembali normal. Hingga saat itu tiba, kita perlu untuk selalu kreatif dan adaptif dalam menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk dalam menata ruang tinggal.