Di Tengah Pandemi, Ekosistem Seni Rupa Mesti Berkolaborasi
›
Di Tengah Pandemi, Ekosistem...
Iklan
Di Tengah Pandemi, Ekosistem Seni Rupa Mesti Berkolaborasi
Penyelenggaraan Art Jakarta 2020 berlangsung di ruang virtual mulai dari 19 Oktober-15 Desember 2020. Sebanyak 38 galeri seni rupa nasional dan internasional terlibat.
Oleh
Mediana
·3 menit baca
Penyelenggaraan pameran seni rupa di ruang virtual bertujuan menjaga optimisme dan semangat seniman di masa pandemi Covid-19. Selain itu, pameran virtual diharapkan mampu menjaring kunjungan dan pasar yang semakin luas.
Artistic Director Art Jakarta Enin Supriyanto mengatakan, seluruh ekosistem seni rupa semestinya tetap berkolaborasi, bukan terpaku dan tak berupaya. Di tengah segala keterbatasan karena pandemi Covid-19, masyarakat terus beradaptasi menggunakan perangkat digital yang selalu terhubung ke internet.
Tahun ini, Art Jakarta semestinya diselenggarakan secara luring. Enin memperkirakan 350-400 seniman akan berpartisipasi dengan sekitar 1.500 karya. Selain itu, ada sekitar 25 kelompok kreatif yang akan terlibat. Namun, karena pandemi Covid-19, penyelenggaraan Art Jakarta secara fisik harus ditunda.
Dengan visi menjaga optimisme dan semangat seniman, Art Jakarta tahun 2020 diputuskan digelar di ruang virtual. Enin menyebutkan, 38 galeri seni rupa dalam dan luar negeri akan berpartisipasi dalam ajang ini. Jumlah ini mencakup 27 galeri asal Indonesia dan 11 galeri dari luar negeri. Sekitar 16 kelompok kreatif juga berpartisipasi. Art Jakarta menggandeng produsen ponsel pintar Oppo.
Selama ini, warga terbiasa menyaksikan pameran seni rupa dalam ruang fisik, lalu kini beralih ke virtual. Persoalannya di sini adalah membentuk kebiasaan saja.
”Selama ini, warga terbiasa menyaksikan pameran seni rupa dalam ruang fisik, lalu kini beralih ke virtual. Persoalannya di sini adalah membentuk kebiasaan saja,” katanya dalam konferensi pers, Senin (19/10/2020).
Mengenai pasar seni rupa, Enin memandang kondisinya sedang lesu. Ini sama seperti sektor lainnya. Namun, ketika ada platform art fair, harapannya adalah terbuka peluang-peluang transaksi baru yang semakin luas.
Kunjungan virtual
Dia menjelaskan penyelenggaraan pameran dikemas menyerupai platform. Sebagai platform, calon pengunjung terlebih dulu harus mendaftar agar bisa berkunjung. Desain pameran dibuat seperti ruangan pameran luring sehingga untuk menikmati karya, pengunjung harus memainkan kursor gawai agar bisa berkeliling. Untuk menikmati karya, pengunjung cukup klik dan mendapatkan penjelasan. Mereka juga bisa bertanya.
Sebagai sebuah art fair yang diselenggarakan sejak 12 tahun lalu, Enin mengatakan tidak ada kurasi atau tema khusus. Semua perhatian pengunjung diarahkan untuk karya seniman, terutama asal Indonesia. Ini menjadi target utama Art Jakarta.
”Sebagai platform, pemilik galeri akan mengekspos koleksi karya-karya unggulan mereka. Kami juga membuka fitur kunjungan ke studio seniman dan berbincang dengan para kolektor seni rupa,” tuturnya.
Pameran berlangsung 19 Oktober-15 Desember 2020. Selama dua bulan penyelenggaraan akan dilakukan dua putaran pergantian karya. Masing-masing putaran penyelenggaraan akan diisi sekitar 400 karya.
Chief Creative Officer Oppo Indonesia Patrick Owen menyebut akan ada kegiatan lelang karya seni rupa selama Art Jakarta 2020. Hasil lelang akan diberikan kepada kelompok kreatif yang sedang melaksanakan residensi dan lokakarya. Oppo membuka program Oppo Find Art yang mengakomodasi sekitar 10 seniman Indonesia, antara lain Aditya Novali, Arin Dwihartanto Sunaryo, dan RE Hartanto.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, penyelenggaraan pameran seni rupa menggunakan media daring adalah inovasi. Ini adalah langkah sigap untuk mengakomodasi kesulitan seniman selama pandemi Covid-19. ”Saya rasa tetap perlu terus mencari bentuk-bentuk kreatif pameran,” katanya.