Pemprov DIY Buat Diorama Sejarah Yogyakarta dengan Anggaran Rp 18 Miliar
›
Pemprov DIY Buat Diorama...
Iklan
Pemprov DIY Buat Diorama Sejarah Yogyakarta dengan Anggaran Rp 18 Miliar
Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta berencana membuat diorama yang menggambarkan peristiwa penting dalam sejarah Yogyakarta. Pada tahap pertama, pembuatan diorama itu membutuhkan anggaran sekitar Rp 18 miliar.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta berencana membuat diorama yang menggambarkan berbagai peristiwa penting dalam sejarah Yogyakarta. Diorama yang dilengkapi dengan teknologi audiovisual itu diharapkan menjadi media pembelajaran mengenai sejarah bagi anak muda. Pada tahap pertama, pembuatan diorama itu membutuhkan anggaran sekitar Rp 18 miliar.
”Diorama yang akan dibuat ini kekinian sekali sehingga benar-benar bisa dimanfaatkan oleh kaum milenial,” ujar Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY Monika Nur Lastiyani seusai menghadap Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, Selasa (20/10/2020), di Yogyakarta.
Monika menjelaskan, diorama itu akan dibuat mulai tahun 2021 di lantai satu Gedung Depo Arsip DIY yang berlokasi di Kabupaten Bantul, DIY. Tempat diorama tersebut memiliki luas total 1.432 meter persegi dan terdiri atas 18 ruangan. Setiap ruangan akan menggambarkan peristiwa atau fase sejarah tertentu di Yogyakarta.
Menurut Monika, diorama itu akan menggambarkan berbagai peristiwa penting di Yogyakarta sejak Kerajaan Mataram Islam berdiri pada abad ke-16. Oleh karena itu, diorama tersebut mencakup sejumlah peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu 430 tahun terakhir di Yogyakarta. ”Kurun waktu yang kami ambil adalah mulai dari Panembahan Senapati (raja pertama Kerajaan Mataram Islam). Jadi, sekitar 430 tahun,” katanya.
Monika menambahkan, seluruh peristiwa yang ditampilkan dalam diorama tersebut akan dibuat berdasarkan arsip yang dimiliki DPAD DIY. Hal ini agar peristiwa yang ditampilkan dalam diorama tersebut benar-benar valid dan sesuai dengan fakta sejarah. Namun, tidak semua peristiwa dalam sejarah di Yogyakarta bisa ditampilkan karena keterbatasan ruangan.
”Kita tidak mungkin menyajikan semua dokumen dalam kurun waktu 430 tahun di satu lantai. Oleh karena itu, kita akan pilih mana-mana saja yang menonjol,” tutur Monika.
Monika menyebut, beberapa tema atau peristiwa yang akan ditampilkan dalam diorama itu, misalnya, gempa bumi tahun 2006 di Yogyakarta. Selain itu, diorama tersebut juga akan menampilkan sejarah kenapa Yogyakarta bisa menjadi kota pelajar dan kota pariwisata. ”Bagaimana sejarah perjalanan Keraton Yogyakarta dan Pura Pakualaman juga akan ditampilkan,” paparnya.
Monika menuturkan, pembuatan diorama itu akan menggunakan anggaran dari dana keistimewaan DIY. Namun, dia mengatakan, pembuatan diorama tersebut kemungkinan tidak bisa selesai dalam satu tahun anggaran. ”Sepertinya ini tidak mungkin tuntas dikerjakan dalam waktu satu tahun karena nanti akan ada pengembangan-pengembangan,” ungkapnya.
Monika menambahkan, untuk tahap pertama pembuatan diorama, dibutuhkan anggaran sekitar Rp 18 miliar. Anggaran tahap pertama itu akan difokuskan untuk membangun sarana dan prasarana diorama. Adapun pada tahap selanjutnya, DPAD DIY akan melakukan pengembangan terkait konten atau isi diorama. Namun, nilai anggaran untuk pengembangan tahap berikutnya itu belum bisa dipastikan.
Diorama yang akan dibuat ini kekinian sekali sehingga benar-benar bisa dimanfaatkan oleh kaum milenial. (Monika Nur Lastiyani)
Menurut Monika, konten diorama tersebut memang bersifat dinamis sehingga bisa berkembang sesuai dengan arsip yang dimiliki DPAD DIY. Selain itu, diorama tersebut juga bakal dilengkapi dengan teknologi audiovisual untuk menarik minat anak-anak muda. ”Teknologi sangat dikedepankan dalam diorama ini. Jadi, pengunjung bisa memanfaatkan handphone masing-masing untuk melihat video dan audio yang ada di diorama ini,” tuturnya.
Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji menyatakan, diorama tersebut diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai sejarah Yogyakarta. ”Orang kalau membaca arsip itu, kan, akan mengetahui isi arsip. Nah, dengan adanya diorama ini, orang bisa ikut merasakan peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di Yogyakarta,” ujarnya.
Kadarmanta menambahkan, pembuatan diorama itu akan dilengkapi dengan teknologi agar bisa menggambarkan peristiwa sejarah zaman dulu secara lebih baik. Selain itu, penggunaan teknologi juga penting agar diorama yang ditampilkan bisa menarik minat para pengunjung. ”Dalam pembuatan diorama ini, penggunaan teknologi sangat penting supaya dioramanya lebih menarik dan orang lebih mudah merasakan peristiwa yang terjadi,” katanya.