Suga: Jepang Selalu Mementingkan Hubungan dengan Indonesia
›
Suga: Jepang Selalu...
Iklan
Suga: Jepang Selalu Mementingkan Hubungan dengan Indonesia
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga memilih Indonesia sebagai salah satu negara yang pertama kali dikunjungi setelah menjabat PM. Sebelum tiba di Jakarta, PM Suga memberi kesempatan wawancara tertulis kepada "Kompas".
Oleh
MH SAMSUL HADI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah pandemi Covid-19, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga melawat ke dua negara Asia Tenggara, yakni Indonesia dan Vietnam, dalam kunjungan pertamanya sejak dilantik menjadi perdana menteri, September lalu. Ia dijadwalkan tiba di Jakarta, Selasa (20/10/2020), setelah melawat ke Vietnam, Senin.
Suga akan berada di Indonesia hingga Rabu besok. Ia dijadwalkan bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
”Jepang dan Indonesia menjalin tali persahabatan erat lebih dari 60 tahun. Tiap pemerintahan di Jepang selalu mementingkan hubungan dengan Indonesia sebagai negara besar di kawasan dan pemimpin ASEAN,” ujar Suga kepada Kompas dalam wawancara khusus secara tertulis.
”Kebijakan ini tetap kokoh dan inilah alasan saya memilih Indonesia sebagai salah satu negara tujuan dalam kunjungan luar negeri pertama saya sebagai perdana menteri,” ujarnya.
Sejumlah isu akan dibahas kedua pemimpin. Isu itu meliputi kerja sama bilateral di bidang pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia, penanganan pandemi, serta kerja sama internasional bagi perdamaian dan kemakmuran di Indo-Pasifik.
Suga mengungkapkan, mengingat pentingnya posisi Indonesia dan makin peliknya keamanan di Indo-Pasifik, ia ingin bertukar pendapat secara jujur dengan Presiden Jokowi tentang kerja sama yang lebih konkret dalam kunjungan kali ini.
”Mengapa Jepang mengutamakan Indonesia? Saya menemukan banyak alasan,” kata Suga. ”Kedua negara berhubungan erat di berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, dan budaya. Kita berbagi nilai-nilai universal, seperti rule of law dan demokrasi. Masyarakat kedua negara memiliki perasaan yang akrab serta Jepang dan Indonesia merupakan mitra dalam menangani tantangan regional dan global di bawah kepentingan strategis bersama.”
Mitra investasi utama
Suga, yang menjabat Kepala Sekretaris Kabinet saat pemerintahan PM Shinzo Abe, menyebut Indonesia sebagai ”mitra investasi dan perdagangan utama” bagi Jepang. ”Indonesia memiliki jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia. Rata-rata kisaran usia mereka cukup muda, yaitu 30 tahun, maka Indonesia memiliki potensi perekonomian sangat besar,” katanya.
”Saya ingin memperkuat hubungan perekonomian antara Jepang dan Indonesia ke depan melalui kerja sama peningkatan ketangguhan rantai pasok.”
Di bidang pemerintahan, Suga melihat titik kesamaan antara pemerintahannya dan pemerintahan Presiden Jokowi. Ia mengatakan, Presiden Jokowi menamai pemerintahan jilid pertamanya sebagai ”Kabinet Kerja”, sementara dirinya membentuk ”Kabinet yang Bekerja untuk Rakyat”.
”Sebagai sesama pemimpin yang bersemboyan bekerja untuk rakyat, saya ingin menjalin hubungan saling percaya yang kuat dengan Presiden Jokowi dan memeras keringat bersama guna memperkuat Kemitraan Strategis,” ujar Suga.
”Sebagai langkah pertama, saya ingin, bersama dengan Presiden Jokowi, membahas arah perkembangan hubungan bilateral ke depan dan visi tentang masyarakat internasional yang harus kita capai pada masa mendatang,” kata Suga.
Infrastruktur dan SDM
Ditanya soal kerja sama yang ingin dijalin dengan Indonesia, ia menjelaskan, kedua negara bersepakat mendorong kerja sama di bidang pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia, dua bidang prioritas pemerintahan Presiden Jokowi. Ia menyebut MRT, yang beroperasi di Jakarta sejak Maret 2019, sebagai contoh kerja sama di bidang infrastruktur.
”Proyek konstruksi untuk memperpanjang jalur MRT sedang berjalan,” kata Suga.
Ia juga menyebut kerja sama pembangunan dan pengoperasian Pelabuhan Patimban, peningkatan kecepatan kereta api jalur lintas utara Jawa, serta pembangunan di pulau-pulau terluar untuk meningkatkan konektivitas dan menggairahkan ekonomi di Indonesia.
Di bidang pembangunan SDM, menurut Suga, Jepang telah memberi kesempatan bagi lebih dari 2.000 warga Indonesia dalam tiga tahun terakhir untuk pergi ke negara itu dan belajar teknologi serta mendapat pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki Jepang.
”Perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia berkontribusi selama bertahun-tahun, baik untuk membuka lapangan kerja bagi tenaga Indonesia maupun untuk membangun SDM,” kata Suga.
Dalam penanganan dan pemulihan dari pandemi, Suga menyebutkan, Jepang memberi pinjaman darurat 50 miliar yen (hampir Rp 7 triliun) sebagai bantuan keuangan kepada Pemerintah Indonesia. ”Kami juga memberi bantuan perlengkapan dan peralatan medis lebih dari 4,4 miliar yen,” ujarnya.
Ruang lingkup kerja sama Jepang-Indonesia, lanjut Suga, tak terbatas dalam konteks hubungan bilateral. Dengan mencakup lebih kurang 40 persen penduduk dan PDB di ASEAN, menurut dia, sangat wajar jika Indonesia dianggap sebagai mitra mutlak bagi Jepang dalam mewujudkan perdamaian dan kemakmuran kawasan Indo-Pasifik.