Ayo Bersepeda Virtual Sembari Berdonasi untuk Pekerja Industri Kreatif!
›
Ayo Bersepeda Virtual Sembari ...
Iklan
Ayo Bersepeda Virtual Sembari Berdonasi untuk Pekerja Industri Kreatif!
Memanfaatkan tren yang meledak, bersepeda kini dikemas jadi ajang menggalang donasi. Dana yang terkumpul akan diberi kepada pekerja industri kreatif yang terdampak pandemi Covid-19.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Selama pandemi Covid-19, salah satu aktivitas olahraga yang banyak digemari warga masyarakat adalah bersepeda. Namun, kegiatan bersepeda yang kerap dilakukan bersama-sama dengan banyak orang, baik lomba maupun bersepeda santai, sulit dilakukan karena potensi penularan virus korona jenis baru yang masih tinggi. Solusinya, kegiatan bersepeda bersama kerap diganti dengan bersepeda secara virtual.
Acara seperti jambore sepeda pun dilakukan secara virtual. Peserta bisa bersepeda sendiri, tetapi mengunggah rekaman catatan aktivitas bersepedanya secara daring ke aplikasi ataupun platform digital kegiatan bersepeda bersama sehingga tiap peserta bisa saling mengetahui catatan rekaman bersepeda masing-masing.
Untuk tetap menarik minat pesertanya, bersepeda secara virtual dapat dikemas dengan kegiatan sosial, seperti penggalangan dana. Masyarakat yang ingin berpartisipasi cukup mendaftar secara daring dan mengayuh sepeda.
Bersepeda virtual dengan tujuan donasi diinisiasi oleh Yayasan Gelang Harapan dan Industrial Tourism World (ITS) Jababeka. Kegiatan ini diberi tajuk ”Bike for Hope”.
Publik yang ingin berpartisipasi dapat mendaftar dan membayar secara daring di platform Townscript. Nantinya, dana yang terkumpul akan diberikan ke pekerja industri film yang terdampak pandemi Covid-19.
”Antusiasme publik untuk berolahraga mencegah Covid-19 sangat tinggi, salah satunya bersepeda. Kami menggunakan momentum itu untuk membantu sesama. Jadi, kita bisa bersepeda sambil berdonasi. Kami yakin kita semua bisa bangkit dari keterpurukan jika saling support,” kata salah satu pendiri Yayasan Gelang Harapan, Wulan Guritno, pada pertemuan virtual, Selasa (20/10/2020).
Ada tiga kategori yang tersedia berdasarkan jarak tempuh, yaitu 42K, 75K, dan 100K. Peserta diberi waktu mengayuh pedal dari 25 Oktober hingga 30 November 2020. Penyelesaian jarak tempuh dapat dicicil setiap hari.
Peserta wajib merekam jarak dan waktu tempuh dengan aplikasi pengukur. Setelah menyelesaikan jarak tempuh sesuai kategori pilihan, peserta harus mengunggahnya untuk dicatat panitia.
Antusiasme publik untuk berolahraga mencegah Covid-19 sangat tinggi, salah satunya bersepeda. Kami menggunakan momentum itu untuk membantu sesama. Jadi, kita bisa bersepeda sambil berdonasi. Kami yakin kita semua bisa bangkit dari keterpurukan jika saling support.
Kegiatan ini terbuka untuk umum. Peserta bebas menggunakan sepeda jenis apa pun. Penyelenggara berencana mengumpulkan donasi sebanyak-banyaknya.
”Kami merasa perlu melakukan sesuatu di masa pandemi. Kegiatan ini diselenggarakan melihat tren sepeda yang kembali melonjak,” kata Presiden Direktur ITW Jababeka BA Hadisantoso.
Donasi yang terkumpul akan diserahkan melalui Komite Festival Film Indonesia (FFI), kemudian disalurkan kepada para pekerja industri kreatif yang terdampak pandemi. Donasi akan diserahkan secara simbolis pada malam puncak penganugerahan FFI, Desember 2020.
Ketua Komite FFI 2018-2020 Lukman Sardi mengatakan, para pekerja industri kreatif sangat bergantung pada pelaksanaan sebuah proyek. Namun, pandemi telah menghentikan atau menunda jalannya sejumlah proyek. Akibatnya, pekerja industri kreatif kehilangan pemasukan.
Berdasarkan data kompilasi dari Asosiasi Produser Film Indonesia (Aprofi), ada 17 film yang produksinya ditunda hingga Mei 2020. Padahal, produksi satu film umumnya mempekerjakan minimal 50 kru hingga ratusan kru (Kompas, 13/5/2020).
”FFI didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta BPI (Badan Perfilman Indonesia). Mereka punya data tentang pekerja kreatif yang terdampak pandemi. Kami akan kerja sama dengan mereka agar penyaluran donasi tepat sasaran,” ujar Lukman.
Bersepeda aman
Semua peserta kegiatan bersepeda secara virtual ini diimbau tertib menjalani protokol kesehatan saat bersepeda. Selain itu, Vice President of Indonesian Cycling Federation Bagoes Hermanto mengingatkan agar pesepeda berhati-hati sebab kriminalitas pun kini menyasar para pesepeda di jalan.
Selain itu, Bagoes menyarankan agar pesepeda paham batas dirinya. Jangan sampai bersepeda yang semula betujuan menyehatkan malah mencelakakan diri. Pesepeda diimbau istirahat yang cukup dan makan makanan bergizi.
”Bersepeda juga butuh persiapan. Istirahat cukup, makan yang bergizi, dan jaga pola hidup yang baik. Jika ini dilakukan, performa kita akan baik saat bersepeda,” katanya.
Untuk mencegah cedera, ada baiknya seseorang mengukur sepeda yang sesuai dengan dimensi tubuhnya. ”Selain mencegah cedera, ini juga membuat kita tidak mudah capek saat riding,” ujar Bagoes.