Pengendalian pandemi Covid-19 membutuhkan kolaborasi lintas sektor terkait. Kerja sama tersebut dibutuhkan untuk memastikan penerapan protokol kesehatan demi mencegah penularan penyakit tersebut.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 telah berdampak pada seluruh aspek kehidupan masyarakat, mulai dari kesehatan, ekonomi, sosial, dan politik. Karena itu, pengendalian pandemi ini membutuhkan kolaborasi dari lintas sektor yang juga disertai dengan komitmen yang kuat.
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kirana Pritasari, di Jakarta, Rabu (21/10/2020), mengatakan, dukungan semua pihak diperlukan dalam penanganan pandemi Covid-19. Itu terutama pada upaya desiminasi program dan pemberdayaan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan.
”Pemerintah memiliki keterbatasan untuk menjangkau komunitas dengan situasi khusus, yang kadang untuk akses pelayanan kesehatan yang sifatnya formal sulit dijangkau. Dukungan kemitraan dari berbagai pihak kami harapkan bisa mengatasi persoalan ini karena pandemi ini tak hanya berdampak pada aspek kesehatan, tetapi juga pendidikan, sosial, dan ekonomi,” katanya.
Pandemi ini tak hanya berdampak pada aspek kesehatan, tetapi juga pendidikan, sosial, dan ekonomi.
Sebagai contoh, kerja sama bisa dilakukan untuk mendukung gerakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Dunia usaha ataupun filantropi dapat membantu penyediaan sarana sanitasi di masyarakat. Ini juga termasuk untuk memastikan tersedianya air bersih.
Kerja sama lain juga bisa dilakukan bersama dengan media, akademisi, dan perguruan tinggi. Edukasi ke masyarakat harus dilakukan secara terus-menerus terkait pentingnya menjalankan protokol kesehatan. Protokol kesehatan ini tidak hanya bermanfaat untuk mencegah penularan Covid-19, melainkan juga berbagai penyakit menular lain. Untuk itu, keberlanjutannya juga perlu dipastikan.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Kartini Rustandi menambahkan, kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan diperlukan untuk menekan penularan Covid-19. Saat ini, 501 kabupaten/kota terdampak penyakit yang disebabkan virus korona jenis baru tersebut. Artinya, hanya sebagian kecil wilayah tidak terdampak.
Transmisi lokal
Penularannya pun kini lebih banyak terjadi melalui transmisi lokal. Jika setiap masyarakat bisa disiplin menerapkan protokol kesehatan, mulai dari mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, hingga memakai masker, penularan seharusnya bisa ditekan. Ini tentu diiringi dengan upaya pelacakan, pemeriksaan, dan penanganan kasus yang baik di setiap wilayah.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada 19 Oktober 2020, kasus positif Covid-19 di Indonesia paling banyak ditemukan pada kelompok usia 19-59 tahun. Namun, kasus kematian tertinggi justru ditemukan pada kelompok usia lebih dari 45 tahun, sekitar 42 persen di antara kasus kematian yang ada terjadi pada usia lebih dari 60 tahun.
”Kondisi ini menggambarkan kasus positif didominasi pada kelompok usia produktif yang sudah banyak melakukan aktivitas. Kesadaran untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan harus lebih diperhatikan, terutama ketika berada di tempat kerja,” tutur Kartini.
Peran perusahaan atau tempat kerja pun dibutuhkan untuk memastikan protokol kesehatan dijalankan dengan baik oleh seluruh tenaga kerjanya. Meningkatnya jumlah kluster penularan di perkantoran salah satunya disebabkan pemantauan pelaksanan protokol kesehatan yang kurang optimal.
Vice President General Secretary Tirta Investama (Danone-Aqua) Vera Galuh mengatakan, protokol kesehatan telah diberlakukan secara ketat di lingkungan kerjanya. Protokol tersebut juga sudah dituangkan dalam buku saku karyawan di seluruh bagian perusahaan, baik yang berada di pabrik maupun di lapangan.
Selain itu, fasilitas penunjang seperti tempat untuk mencuci tangan, alat ukur suhu tubuh, serta vitamin dan hand sanitizer telah dipenuhi. Edukasi tentang penularan Covid-19 juga selalu disampaikan melalui berbagai media. Diharapkan, pemahaman karyawan pun bisa meningkat sehingga kesadaran untuk mencegah penularan juga kian baik.
”Kami telah membentuk tim satuan tugas penanganan Covid-19 di setiap bagian perusahaan. Setiap karyawan selalu diingatkan untuk membaca buku saku yang berisi pedoman pencegahan Covid-19. Upaya pencegahan yang dilakukan pun tidak sebatas dilakukan di kantor, melainkan juga ketika di perjalanan dan di rumah,” ujar Vera.
Kartini mengatakan, kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan diperlukan ketika kembali ke rumah untuk mencegah terjadinya penularan ke anggota keluarga yang rentan. Penduduk lanjut usia serta memiliki penyakit penyerta atau komorbid merupakan kelompok yang rentan mengalami perburukan ketika tertular Covid-19, bahkan berisiko mengalami kematian.
Kelompok rentan
Pemantauan rutin pada kondisi kesehatan kelompok rentan ini juga perlu diperhatikan. Setidaknya, pemeriksaan kesehatan dasar, seperti berat badan, tekanan darah, dan kadar gula, darah bisa dilakukan setiap sebulan sekali. Pemantauan ini diperlukan untuk mengontrol kondisi kesehatan tubuh. Apabila ditemukan adanya gangguan, intervensi pun bisa segera diberikan.
Ia menuturkan, mengubah perilaku dan pola pikir masyarakat untuk menjalankan prinsip hidup bersih dan sehat tidak mudah dilakukan. Karena itu, informasi serta edukasi harus terus-menerus disampaikan secara bertahap.
”Pendekatan sosiologis dan antropologis juga perlu diperkuat karena latar belakang masyarakat Indonesia sangat beragam. Melalui pendekatan ini, masyarakat diharapkan bisa paham dan bisa menjalankan prinsip hidup sehat yang baik dan benar. Jangan sampai justru menyebabkan gegar budaya,” kata Kartini.