Peserta istigasah kubra atau doa meminta pertolongan pada masa yang sulit ini dibatasi demi menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Meski demikian, esensi doa diharapkan tidak berkurang.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Lebih kurang sejuta santri di Jawa Barat melakukan istigasah kubra secara daring menyambut Hari Santri Jawa Barat 2020. Dengan memanjatkan doa-doa, Indonesia diharapkan selamat dari pandemi Covid-19 dan perpecahan akibat perbedaan pendapat.
Istigasah kubra ini dilaksanakan di Masjid Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat di Bandung, Rabu (21/10/2020) pukul 14.30. Doa bersama ini dihadiri lebih kurang 300 orang. Jumlah peserta ini bahkan tidak mencapai 10 persen dari daya tampung Pusdai sebanyak 4.000 orang. Hanya seperempat dari ruang shalat utama yang diisi jemaah.
Peserta istigasah kubra ini dibatasi demi menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Jabar Adib menyebut, doa ini disiarkan secara daring melalui jaringan Kemenag Jabar. Siaran ini dijangkau sekitar 10.000 pesantren se-Jabar.
”Doa ini berpotensi diikuti jutaan Muslim Jabar secara daring. Kami mengikutsertakan santri di pondok pesantren yang jumlahnya hampir sejuta orang,” katanya.
Habib Muhammad Luthfi bin Yahya bertindak sebagai pemberi ceramah dalam kesempatan ini. Dia mengingatkan jemaah untuk tetap mempererat persatuan.
Habib menuturkan, di tengah situasi pandemi ini, semua pihak diminta menumbuhkan kembali rasa syukur atas tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, dia berharap semua perselisihan jangan direspons dengan kekerasan yang rentan memicu perpecahan.
”Istigasah memiliki arti manusia pada dasarnya makhluk lemah dan tidak sanggup menyelesaikan masalah tanpa pertolongan Allah. Selain itu, kita harus merenung kembali, sejauh mana kita ikut memelihara, berkontribusi, dan ikut andil mempertahankan Indonesia,” ujarnya.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil berharap, meski diikuti secara daring, kegiatan ini tidak mengurangi esensi doa bersama. Apalagi, sebelumnya istigasah mampu menyedot peserta hingga puluhan ribu orang. Tahun lalu, tablig akbar memperingati Hari Santri Nasional 2019 di Lapangan Gasibu diikuti lebih dari 10.000 santri se-Jabar.
”Hal ini menunjukkan betapa pentingnya istigasah. Meski berbeda dengan saat sebelum Covid-19, semoga ini tidak mengurangi hikmahnya. Hampir sejuta santri menyimaknya secara daring, menautkan kebersamaan dalam spiritualitas,” tutur Kamil.
”Kami berharap Indonesia jauh dari marabahaya. Dengan doa-doa yang ada, jiwa dan hati masyarakat Jabar khususnya dan Indonesia pada umumnya dilembutkan dan dijauhkan dari pertengkaran,” katanya.
Jabar saat ini masih menjadi salah satu daerah dengan persebaran Covid-19 tinggi. Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar, Rabu pukul 18.00, total tercatat 31.907 pasien. Sebanyak 9.920 orang masih diisolasi dan menjalani perawatan, 21.371 orang sembuh, dan 616 orang meninggal.