Warga Makin Sering Menggunakan Antiseptik Kumur Selama Pandemi
›
Warga Makin Sering Menggunakan...
Iklan
Warga Makin Sering Menggunakan Antiseptik Kumur Selama Pandemi
Penggunaan antiseptik kumur semakin sering lantaran kesadaran menjaga kesehatan mulut selama pandemi Covid-19. Sejumlah studi membuktikan cairan kumur tersebut dapat membunuh virus penyebab Covid-19 di dalam mulut.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebagian warga semakin sering menyimpan antiseptik kumur untuk kebutuhan sehari-hari selama pandemi Covid-19. Hal itu diiringi pengetahuan bahwa cairan kumur berguna untuk membunuh virus penyebab Covid-19 di rongga mulut.
Mereka pada umumnya menggunakan antiseptik kumur saat pagi dan malam hari di rumah. Namun, ada pula sebagian orang yang membawa antiseptik kumurnya di dalam tas saat bepergian. Yunita Sari (27), misalnya, membawa cairan kumur itu saat berangkat kerja pada Rabu (21/10/2020).
Yunita rutin memakai antiseptik kumur sejak Juni silam. Kebiasaan itu menjadi sering setelah membaca berita daring tentang studi antiseptik kumur yang dapat membunuh virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19. ”Dulu sebenarnya sudah lumayan sering pakai obat kumur, tetapi sekarang jadi selalu ada di dalam tas,” kata perempuan domisili Depok, Jawa Barat, saat dihubungi, Rabu siang.
Annisa Ramadhan (24), warga Tangerang Selatan, Banten, juga menyatakan, keluarga di rumah selalu sedia antiseptik kumur selama pandemi Covid-19. Orang-orang di rumah yang tidak terbiasa kini memulai kebiasaan baru dengan obat kumur.
Hasil studi mengungkap, sejumlah obat kumur dengan povidone iodine (PVP-I) berhasil melenyapkan virus Human Coronavirus (HCov) yang sejenis dengan virus SARS-CoV-2. Adapun PVP-I berfungsi sebagai antiseptik yang dapat menghancurkan pertumbuhan jasad renik.
Craig Meyers, pemimpin studi yang juga peneliti mikrobiologi di Penn State University College of Medicine, Pennsylvania, Amerika Serikat, mengamati keberadaan sampel virus HCov setelah dibilas antiseptik kumur selama 30 detik, 1 menit, dan 2 menit. Hasil menunjukkan persentase 99,9 persen virus nonaktif dalam waktu 30 detik.
Meyers juga menegaskan, virus HCov dipilih karena karakteristik sampel yang sangat mirip dengan SARS-CoV-2. ”Cara ini dapat digunakan selagi menunggu vaksin Covid-19 selesai. Apalagi, cairan kumur ini relatif terjangkau secara harga dan persediaan,” tutur Meyers seperti dilaporkan Foxnews.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, antiseptik dengan PVP-I selama ini telah digunakan untuk menjaga kebersihan mulut dan saluran pernapasan yang menjadi pintu masuk virus SARS-CoV-2. IDI sebelumnya merujuk pada protokol kesehatan yang disarankan oleh Kirk-Bayley, konsultan layanan intensif dan ahli anastersi dari The Royal Surrey County Hospital, Inggris.
”Antiseptik kumur telah dianjurkan untuk tenaga kesehatan dan para pasien untuk mereduksi risiko penularan Covid-19. Lebih bagus juga apabila warga menggunakan cairan kumur untuk menjaga kesehatan rongga mulut selama pandemi,” ujarnya.
Upaya waspada
Antiseptik kumur kini menjadi upaya kewaspadaan warga. Selain Yunita dan Annisa, Adinda Naomi (24), warga Ubud, Bali, memakai obat kumur setidaknya saat berangkat dan pulang kerja. Dia menyimpan stok tiga botol obat kumur di indekos. ”Obat kumur sebenarnya juga buat obat khawatir. Karena saya masih bepergian ke kantor, mungkin interaksi sama orang dan terpapar Covid-19. Kita, kan, enggak pernah tahu. Cuma bisa preventif saja,” katanya.
Berdasarkan protokol yang disarankan Kirk-Bayley, pemberian PVP-I bisa dilakukan empat kali dalam sehari untuk tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit. Antiseptik kumur juga bisa diberikan kepada pasien yang sudah tertular Covid-19 dengan pemberian setiap enam jam sekali (Kompas.id, 1/6/2020).
Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Iwan Dewanto menambahkan, penggunaan PVP-I dengan konsentrasi 0,23 persen selama dua menit mampu menekan kuantitas SARS-CoV-2 hingga kadar yang tidak terdeteksi lagi. Kegunaan PVP-I juga terbukti mampu menurunkan aktivitas virus korona jenis lain, yakni MERS-CoV, hingga 99,9 persen dengan penggunaan selama 30 detik.
PDGI dan IDI telah menyusun protokol pemberian PVP-I bagi pasien positif Covid-19 di Wisma Atlet. Iwan menyebutkan, pemberian PVP-I bisa dilakukan dengan jumlah 10-15 mililiter dengan cara dikumur di dalam rongga mulut selama 30 detik dan dilanjutkan dengan kumur di area belakang atau kerongkongan dengan mendongakkan kepala sekitar 45 derajat selama 30 detik.
Setelah itu, larutan PVP-I bisa dibuang. Pasien juga diminta untuk tidak makan, minum, ataupun kumur dengan air selama 30 menit berikutnya. Proses ini bisa dilakukan 5-6 kali setiap hari atau setiap empat jam selama 14 hari berturut-turut.
Zubairi menekankan, berbagai upaya pencegahan sah-sah saja dilakukan selama pandemi Covid-19. ”Upaya preventif akan lebih murah daripada harus perawatan dan tes beberapa kali ketika terpapar Covid-19,” katanya.