Angkutan Massal Kawasan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo Mulai Dirancang
›
Angkutan Massal Kawasan Medan,...
Iklan
Angkutan Massal Kawasan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo Mulai Dirancang
Angkutan massal di kawasan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo mulai dirancang. Angkutan massal mendesak dibangun mengingat kondisi lalu lintas kawasan yang semakin macet dan menimbulkan kerugian.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Penyusunan Rencana Mobilitas Perkotaan di kawasan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo mulai dilaksanakan. Angkutan massal di kawasan tersebut mendesak dibangun mengingat kondisi lalu lintas kawasan yang semakin macet, menimbulkan kerugian waktu, kesehatan, lingkungan, dan pemborosan energi.
”Komitmen bersama dari pemerintah kabupaten/kota sangat penting untuk proses pembangunan angkutan massal perkotaan di kawasan. Hasil penyusunan rencana mobilitas perkotaan nantinya akan disampaikan ke pemerintah pusat,” kata Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dalam acara penandatanganan nota kesepahaman Perencanaan Mobilitas Perkotaan Berkelanjutan (Sustainable Urban Mobility Plan/SUMP) di Medan, Kamis (22/10/2020).
Acara tersebut dihadiri Penjabat Sementara Wali Kota Medan Arief Sudarto Trinugroho, Wakil Bupati Deli Serdang HM Ali Yusuf Siregar, Bupati Karo Terkelin Brahmana, serta Asisten II Pemko Binjai Dahnial Reza.
Edy mengatakan, tahap awal dari pembangunan angkutan umum massal di kawasan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo (Mebidangro) adalah penyusunan SUMP yang terintegrasi untuk semua moda transportasi. Rencana tersebut akan menjadi peta jalan pengembangan transportasi kawasan dengan berbasis jalan dan rel.
Edy menjelaskan, SUMP memprioritaskan sistem mobilitas perkotaan berkelanjutan yang mengintegrasikan transportasi publik, pengguna sepeda, dan pejalan kaki. Konsep tersebut juga menjadi solusi rendah karbon dalam perencanaan dan pengembangan transportasi publik.
SUMP juga akan membuat perencanaan transportasi perkotaan menjadi terintegrasi antara moda darat, laut, dan udara. Sistem transportasi pun menjadi efisien dan optimal. Biaya tinggi yang ditimbulkan kemacetan, biaya transportasi tinggi, dan kecelakaan juga bisa ditekan. Kajian UMP di Sumut akan dilaksanakan oleh Agence Francaise De Developement (AFD) dari Prancis yang ditunjuk Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Kehadiran angkutan massal perkotaan sangat mendesak untuk Kota Medan karena kondisi kemacetan lalu lintas yang semakin parah. (Arief Sudarto Trinugroho)
Edy mengatakan, pengembangan angkutan umum massal di kawasan Mebidangro juga merupakan tindak lanjut program pemerintah pusat. Bappenas telah menetapkan program prioritas pengembangan angkutan umum massal tahun 2020-2024 di enam wilayah metropolitan, yakni Medan, Jakarta, Surabaya, Bandung, Makassar, dan Semarang.
Menurut Arief, kehadiran angkutan massal perkotaan sangat mendesak untuk Kota Medan karena kondisi kemacetan lalu lintas yang semakin parah. ”Pembangunan angkutan massal perkotaan sangat diharapkan kehadirannya untuk mengatasi persoalan kemacetan yang terjadi. Apalagi, mobilitas dan interaksi masyarakat di kawasan Mebidangro semakin tinggi,” kata Arief.
Arief mengatakan, dengan populasi penduduk mendekati 3 juta jiwa, masalah lalu lintas di Kota Medan semakin pelik, yakni kemacetan lalu lintas yang kian parah, kerugian waktu, kesehatan, lingkungan, dan pemborosan energi. Kemacetan di Medan pun semakin parah karena semakin tingginya lalu lintas orang dari kawasan penyangganya, yakni Binjai, Deli Serdang, dan Karo.
Angkutan umum perkotaan di Medan saat ini masih didominasi angkutan kota (angkot) minibus. Beberapa tahun belakangan, trasportasi di Medan ditopang ojek ataupun taksi daring. Sementara angkutan kawasan Mebidangro juga didominasi angkutan minibus. Adapun angkutan umum massal masih sangat terbatas, seperti kereta api komuter Medan-Binjai dan Bus Trans Mebidang.
Terkelin mengatakan, Pemkab Karo mendukung rencana pembangunan jalan layang di beberapa titik di Jalan Medan-Berastagi. Pembangunan jalan layang itu sangat penting karena jalur tersebut kini sudah semakin sering mengalami kemacetan panjang. ”Jalan Medan-Berastagi merupakan salah satu urat nadi kawasan Mebidangro,” katanya.
Terkelin mengatakan, Karo dan sekitarnya merupakan daerah penting bagi Mebidangro. Hal itu karena kebutuhan pangan, khususnya sayur mayur, dipasok setiap hari dari Karo.