Setiap pekan, selama setahun terakhir, nilai kekayaan lima wirausaha di China mencapai 1 miliar dollar AS. Kegiatan usaha berbasis teknologi informasi menjadi lokomotif ekonomi baru China.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
Di tengah turbulensi ekonomi dunia karena pandemi Covid-19 yang menggerus perekonomian sebagian besar warga dunia, orang-orang superkaya di China mendapat tambahan kekayaan sekitar 1,5 triliun dollar AS atau sekitar Rp 21,96 kuadriliun pada 2020. Nilai ini menjadi rekor tersendiri, lebih besar dibandingkan dengan gabungan kenaikan kekayaan mereka selama lima tahun dalam kondisi normal.
Sebagian besar orang-orang superkaya di China yang mengalami lonjakan jumlah kekayaan adalah orang-orang yang bergerak di industri e-dagang, pengembang aplikasi media sosial, hingga para pengembang permainan (gaming industries). Selama pandemi Covid-19, warga mengandalkan jasa layanan e-dagang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Berdasarkan data yang dirilis lembaga Hurun Research Institute, pendiri raksasa e-dagang Alibaba, Jack Ma (56), menduduki puncak orang terkaya di China dengan total nilai kekayaan 58,8 miliar dollar AS. Meski Ma sudah tidak ada lagi dalam struktur perusahaan, menurut data Hurun, kekayaan Ma naik 45 persen selama tahun 2019.
Setelah pensiun dari Alibaba, Ma tidak berhenti bergerak. Kini, dia tengah bersiap menawarkan saham usaha barunya di bidang layanan pembayaran, Ant Group. Pada penawaran saham tahun 2017, perusahaan ini mampu meraup dana publik hingga 150 miliar dollar AS. Kini, Ma menargetkan angka yang jauh lebih besar sehingga otomatis akan menambah tinggi pundi-pundi kekayaannya.
Posisi kedua ditempati Ma Huateng, pendiri Tencent, perusahaan payung yang mengoperasikan platform perbincangan sosial WeChat. Tencent juga dikenal sebagai salah satu pengembang permainan video hingga jasa pelayanan keuangan daring. Nilai kekayaan Huateng naik 50 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Posisi ketiga ditempati wajah baru. Pendiri perusahaan air minum kemasan Nongfu Spring, Zhong Shanshan, kini menjadi orang ketiga terkaya di China dengan total nilai kekayaan mencapai 53,7 miliar dollar AS. Mantan pekerja media yang mendirikan perusahaan tahun 1996 ini masuk dalam daftar orang terkaya di China setelah perusahaannya masuk ke bursa saham Hong Kong pada September lalu.
Dunia belum pernah melihat kekayaan sebanyak ini tercipta hanya dalam satu tahun.
Masuknya perusahaan air minum dalam kemasan di bursa saham Hang Seng membuat perusahaan ini mendapat tambahan modal 1 miliar dollar AS. Pundi kekayaan Shanshan sendiri bertambah sekitar 2 miliar dollar AS setelah perusahaannya masuk bursa.
Miliarder baru per pekan
Pendiri lembaga Hurun, Rupert Hoogewerf, mengatakan, kenaikan harga saham perusahaan telah menciptakan miliarder-miliarder baru di China. Berdasarkan catatan Hurun, setiap pekan selama setahun terakhir, sedikitnya ada lima wirausaha baru dengan nilai kekayaan mencapai 1 miliar dollar AS akibat membaiknya harga saham perusahaannya.
”Dunia belum pernah melihat kekayaan sebanyak ini tercipta hanya dalam satu tahun. Pengusaha China telah melakukan jauh lebih baik dari yang diharapkan meski pandemi terus meningkat,” kata Hoogewerf.
Di dalam daftar itu, satu-satunya perempuan yang masuk dalam 10 besar adalah Yang Huiyan, pengembang real estat Country Garden. Dia berada di urutan keenam orang terkaya di China dengan total nilai kekayaan 3 miliar dollar AS atau naik 29 persen dari tahun lalu.
Peringkat orang terkaya di China berubah setiap tahun karena terjadi pergeseran, dari ekonomi tradisional, seperti industri real estat dan industri manufaktur, ke industri jasa, termasuk di dalamnya e-dagang, serta teknologi informasi. Hoogewerf memperkirakan lokomotif ekonomi baru China nantinya akan dikendalikan dengan sistem perdagangan atau lainnya yang berbasis pada teknologi informasi.
Li Yongxin, misalnya. Dia masuk dalam daftar orang terkaya nomor 20 setelah platform pelatihan kerja daringnya mulai dikenal dan digunakan secara luas. Nilai Offcn, perusahaan besutan Yongxin yang mengembangkan platform pelatihan kerja daring, kini meningkat menjadi 20,6 miliar dollar AS.
Kondisi yang sama terjadi pada Chen Xiangdong, pengelola platform bimbingan belajar Genshuixue. Kekayaannya naik delapan kali lipat dalam satu tahun terakhir menjadi 11,8 miliar dollar AS.
Para pengusaha yang mengembangkan mobil listrik dan komponennya juga mengalami peningkatan kekayaan. Kekayaan Zeng Yuqun, produsen baterai CATL, naik tiga kali lipat menjadi 17,6 miliar dollar AS pada tahun ini. Nominal kekayaan He Xiaopeng, pengembang mobil listrik Xpeng, naik hingga 80 persen menjadi 6,6 miliar dollar AS menyusul debutnya pada penawaran saham perdana mereka di pasar saham New York.
Adapun kekayaan Li Bin, pengembang mobil listrik NIO dan beberapa perusahaan teknologi informasi lain di bawah NIO Inc, naik 300 persen menjadi 3,5 miliar dollar AS.
Beberapa perusahaan yang memfokuskan diri pada pengembangan teknologi informasi tidak merasakan kenaikan kekayaan. Salah satunya adalah Ren Zhengfei, pendiri raksasa teknologi China Huawei.
Kontrol ekspor AS diberlakukan dalam perseteruan dengan Beijing atas teknologi dan keamanan yang mengancam untuk melumpuhkan penjualan gawai pintar. Hurun mencatat, kekayaan bersih Ren turun 10 persen menjadi 2,8 miliar dollar AS.
Pesaingnya, Lei Jun, pengembang peralatan teknologi Xiaomi, merasakan berkah dari menurunnya penjualan Huawei. Kekayaan Jun naik dua kali lipat menjadi 25 miliar dollar AS setelah harga sahamnya melonjak dan diversifikasi produk yang masif.
Tidak hanya para pengusaha yang bergerak di bidang teknologi informasi yang merasakan peningkatan pundi-pundi mereka. Para pengusaha bidang kesehatan, terutama vaksin, juga merasakan peningkatan. Salah satunya adalah Jiang Rensheng, pendiri perusahaan vaksin Zhifei. Nilai kekayaannya naik tiga kali lipat dalam setahun terakhir menjadi 19,9 miliar dollar AS. (AP/AFP)