Jembatan Pulau Balang Kaltim Ditargetkan Tersambung Tahun Ini
›
Jembatan Pulau Balang Kaltim...
Iklan
Jembatan Pulau Balang Kaltim Ditargetkan Tersambung Tahun Ini
Pembangunan Jembatan Pulau Balang di Teluk Balikpapan, Kaltim, mencapai 92 persen dan ditargetkan tersambung akhir Oktober 2020. Namun, pembangunan jalan pendekat di sisi Balikpapan masih perlu melalui banyak proses.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Pembangunan Jembatan Pulau Balang di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, sudah mencapai 92 persen dan ditargetkan tersambung akhir bulan ini. Namun, pembangunan jalan pendekat di sisi Balikpapan masih perlu melalui banyak proses.
Jembatan Pulau Balang adalah salah satu proyek di Kalimantan Timur yang masuk daftar proyek strategis nasional 2020-2024. Jembatan ini menghubungkan wilayah Kota Balikpapan dan Penajam Paser Utara (PPU) melalui Teluk Balikpapan.
Terdapat lima bagian dalam proyek jembatan ini, yakni jalan pendekat dari PPU, Jembatan PPU-Pulau Balang, akses jalan di Pulau Balang, Jembatan Pulau Balang-Balikpapan, dan jalan pendekat di Balikpapan. Jalan pendekat di PPU dan Jembatan PPU-Pulau Balang sudah rampung dikerjakan.
Tiga bagian lainnya masih dalam proses pengerjaan. Akses jalan sepanjang 1,8 kilometer di Pulau Balang sudah mencapai 90 persen. Jembatan penyambung Pulau Balang-Balikpapan sudah mencapai 92 persen atau tersisa pengerjaan sekitar 6 meter. Jalan pendekat di Balikpapan baru dalam tahap rencana pembebasan lahan.
Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kaltim Junaidi mengatakan, Jembatan Pulau Balang-Balikpapan ditargetkan lebih cepat. Semula, jembatan itu ditargetkan tersambung pada Desember tahun ini. Namun, pengerjaan bisa dilakukan lebih cepat dengan target tersambung pada akhir Oktober. Sebab, jalur transportasi untuk pengiriman material bangunan dan mobilitas pekerja di masa pandemi Covid-19 bisa dilakukan lebih baik.
”Setelah jembatan tersambung, kami akan lakukan uji laik operasi dengan tes pembebanan dengan kendaraan. Selain itu, akan kami pasang alat pemantau jembatan atau structural health monitoring system (SHMS) di awal Januari 2021,” ujar Junaidi, ketika dihubungi, Kamis (22/10/2020).
Ia mengatakan, SHMS itu akan memantau kondisi jembatan jika ada getaran dan kabel yang kurang kencang. Alat itu akan menjadi acuan untuk melakukan perawatan jembatan di berbagai kondisi. Total nilai kebutuhan SHMS Rp 31,3 miliar.
Jembatan Pulau Balang-Balikpapan memiliki dua tiang pancang dengan bentang tengah 400 meter. Sementara jarak antara muka laut sampai jembatan setinggi 28,4 meter. Junaidi mengatakan, hanya kapal dengan tinggi kurang dari 28 meter yang bisa melintas. Hal itu sudah dikoordinasikan dengan perusahaan dan instansi yang beroperasi di sekitar Teluk Balikpapan.
Pembebasan lahan
Meski tahun ini seluruh jembatan ditargetkan selesai dibangun, jembatan ini belum bisa dilalui dalam waktu dekat. Sebab, jalan pendekat di sisi Balikpapan baru sampai tahap rencana pembebasan lahan.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat Kaltim Irhamsyah mengatakan, jalan pendekat itu disiapkan sepanjang 15,5 km. Jalan itu menyambungkan Jembatan Pulau Balang sisi Balikpapan ke jalan raya Km 13 Balikpapan.
”Saat ini kami sedang mempersiapkan rencana pembebasan lahan untuk jalan pendekat Pulau Balang sesi Balikpapan. Detail engineering design (DED) sudah dibuat. Analisis mengenai dampak lingkungan dan studi kelayakan juga sudah ada. Saat ini kami menunggu penetapan lokasi yang nanti akan dikeluarkan Pemkot Balikpapan,” ujar Irhamsyah.
Ia mengatakan, proses pembebasan lahan ditargetkan selesai pada 2021. Proses pembebasan lahan memiliki tantangan karena pemilik masyarakat dan perusahaan. Proses pembebasan lahan itu akan dilakukan dengan menggandeng Pemkot Balikpapan untuk sosialisasi kepada masyarakat. Lebar jalan pendekat itu direncanakan 60-100 meter dengan dua jalur dan empat lajur.
”Prosesnya masih panjang dan kami belum bisa memastikan kapan selesai. Setelah tahap perencanaan pembebasan lahan, akan lanjut ke pelaksanaan dan tahap penyerahan. Kami harap proses itu berjalan lancar agar semakin cepat pembangunan fisik jalan,” ujar Irhamsyah.
Sebelumnya, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, seluruh proses pembangunan jembatan ditangani Pemprov Kaltim dan BPJN Kaltim. Pemkot Balikpapan, kan, membantu berbagai pendekatan kepada masyarakat jika terjadi kendala dalam pembebasan lahan.
”Kewenangan (pembebasan lahan) di sesi Balikpapan itu wewenang Pemprov Kaltim. Namun, kami tetap berkoordinasi jika ada hal-hal yang perlu diselesaikan bersama,” ujar Rizal.