Pagi ini Jurnalis yang Teliti pada Data Itu Dimakamkan
›
Pagi ini Jurnalis yang Teliti ...
Iklan
Pagi ini Jurnalis yang Teliti pada Data Itu Dimakamkan
Sahabat dan kolega mengenang Totok Poerwanto sebagai sosok ulet dan disiplin sepanjang kariernya sebagai wartawan ”Kompas”.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY/I Gusti Agung Bagus Angga Putra/Andy Riza Hidayat
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kamis (22/10/2020) pagi ini, purnakarya wartawan Kompas, Totok Poerwanto, dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Tegalalur, Cengkareng, Jakarta Barat. Jenazah Totok diberangkatkan dari Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, tempat almarhum disemayamkan. Totok berpulang karena sakit di usia 69 tahun, Rabu (21/10/2020) pukul 20.29.
Kondisinya memburuk pukul 01.00 pada hari yang sama sehingga tenaga kesehatan memasang alat bantu pernapasan. Pemilik inisial TPK ini meninggalkan seorang istri dan tiga anak.
Totok memulai karier sebagai wartawan sejak tahun 1977 sebelum purnakarya tahun 2011. Sebagian besar kerja jurnalistiknya berlangsung di desk olahraga, khususnya meliput tenis, olahraga air, catur, dan golf.
Ia mengemban sejumlah jabatan redaksional dan nonredaksional sepanjang 34 tahun berkarier. Jabatan itu merentang mulai dari wakil kepala desk olahraga, wakil sekretaris redaksi, asisten direktur sumber daya manusia merangkap manajer pengembangan kewartawanan, hingga manajer bidang umum merangkap manajer remunerasi dan kesejahteraan serta kepala dana kemanusiaan.
Wakil Pemimpin Umum Kompas Budiman Tanuredjo menuturkan, terus berkomunikasi dengan keluarga sejak Totok menyusul sang istri masuk ke rumah sakit. Bahkan, mereka sempat berbincang cukup lama lewat panggilan telepon. ”Dia masih tampak sehat meski napasnya tersengal. Kemarin, beliau mengabarkan situasi membaik sebelum memburuk. Semoga itu jalan terbaik baginya,” ucap Budiman.
Purnakarya wartawan Kompas, Mohammad Nasir, mengenangnya sebagai sosok yang baik, tenang, sabar, telaten, dan disiplin meskipun tidak banyak berbicara. Bahkan, detail pada data dan disiplin waktu sudah melekat dalam kesehariannya. ”Wartawan pada umumnya kurang sabar menghadapi angka-angka. Namun, beliau menjadi manajer umum yang banyak mengerjakan data berupa angka. Sabar betul dan detail karena sudah terbiasa dengan data klasemen,” kata Nasir.
Banyak proyek dana kemanusiaan terlaksana semasa kepemimpinannya. Salah satunya bantuan kepada para nelayan di Pangandaran, Jawa Barat. Totok dikenal tekun dan teliti terhadap angka-angka untuk dimuat dalam infografis di koran pagi. Tidak jarang, ia menyiapkan sendiri data-data dan angka-angka untuk ditampilkan di grafis.
Interaksi mereka berdua kian intens manakala Nasir bertugas di desk metropolitan dan Totok menjabat wakil sekretaris redaksi. Posisi meja kerja mereka berdekatan. Dari sanalah Nasir melihat kedisiplinan dan etos kerja yang kuat dari Totok. ”Totok pribadi orang yang pendiam. Dia menunjukkan kualitas diri bukan dengan kata-kata, tetapi dengan karya jurnalistik,” kata Nasir.
Testimoni serupa disampaikan rekan kerjanya ketika masih di desk olahraga, TD Asmadi. ”Dia orang baik yang siap menolong siapa saja. Spesialisasinya adalah data. Dia sangat teliti mencatat data olahraga dari klasemen, perolehan medali, sampai rekor-rekor berbagai cabang terukur. Kalau ada dia, statistik olahraga pasti beres,” kata Asmadi. Selamat jalan Mas TPK.