Penanaman Mangrove di Indramayu, Pemulihan Ekonomi dan Pelestarian Lingkungan
›
Penanaman Mangrove di...
Iklan
Penanaman Mangrove di Indramayu, Pemulihan Ekonomi dan Pelestarian Lingkungan
Program pemulihan ekonomi nasional di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dilakukan dengan penanaman mangrove. Selain membantu ekonomi warga, program itu diharapkan melestarikan lingkungan.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggulirkan program pemulihan ekonomi nasional atau PEN sebagai dampak pandemi Covid-19 dengan penanaman mangrove di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Selain membantu perekonomian warga, program itu juga diharapkan turut melestarikan lingkungan.
Program tersebut diluncurkan di Kawasan Hutan Lindung Perum Perhutani KPH Indramayu, Rabu (21/10/2020). Turut hadir, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, penjabat sementara Bupati Indramayu Bambang Tirtoyuliono, dan Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Cimanuk-Citanduy KLHK Rukma Dayadi.
Area penanaman seluas 500 hektar itu tersebar di Cemara seluas 200 hektar, Purwa (100 hektar), Cangkring (150 hektar), dan Pabean Ilir (50 hektar). Pola tanam per hektar sebanyak 6.600 batang mangrove jenis Rhizopora sp. (Rhizopora mucronata dan Rhizopora apiculata).
Penanaman melibatkan sembilan kelompok dengan total jumlah anggota sebanyak 860 orang. ”Warga yang terlibat akan mendapatkan Rp 100.000 per orang atau sekitar Rp 8,4 juta per orang sampai bulan Desember nanti. Uangnya disalurkan melalui rekening,” kata Rukma, Kamis (22/10/2020), saat dihubungi.
Untuk menunjang kegiatan itu, pihaknya membentuk tim pengawasan yang terdiri dari pemangku KPH Indramayu serta penyuluh dari masyarakat. ”Kami juga ikut mengawasi,” ucapnya.
Pihaknya berharap kegiatan padat karya itu tidak hanya membantu pemulihan ekonomi warga saat Pandemi, tetapi juga turut menyelamatkan ekosistem kawasan pesisir yang kritis. Indonesia memiliki sebaran mangrove seluas 3.311.207 ha. Seluas 637.624 ha di antaranya termasuk dalam kondisi kritis, termasuk di Indramayu.
Padahal, menurut Bambang, hutan mangrove menunjang kegiatan ekonomi warga di Indramayu karena menjadi tempat pemijahan biota laut. Mangrove juga merupakan destinasi wisata andalan Indramayu sekaligus sarana edukasi, seperti di Karangsong.
Selama ini, habitat mangrove menjadi sumber pendapatan warga. Kami mengapresiasi kegiatan tersebut.
Total luas hutan mangrove di Indramayu mencapai 12.118 hektar yang terdiri dari 8.023 hektar di kawasan lindung dan 4.095 hektar di luar kawasan lindung. Area itu tersebar di sembilan kecamatan dan 24 desa. ”Selama ini, habitat mangrove menjadi sumber pendapatan warga. Kami mengapresiasi kegiatan tersebut,” katanya.