Ribuan Warga Pesisir Brebes Diberdayakan Menanam Mangrove
›
Ribuan Warga Pesisir Brebes...
Iklan
Ribuan Warga Pesisir Brebes Diberdayakan Menanam Mangrove
Ribuan warga di pesisir Brebes, Jawa Tengah, mendapatkan bantuan pemulihan ekonomi nasional melalui pekerjaan padat karya menanam mangrove. Selain mendapat bantuan, warga juga bisa terhindar dari kerusakan lingkungan.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS — Ribuan warga di pesisir Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, diberdayakan pemerintah untuk menanam mangrove. Pemberdayaan masyarakat tersebut dilakukan sebagai bagian pemulihan perekonomian masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 sekaligus melindungi kawasan pesisir dari kerusakan lingkungan.
Di Desa Kaliwlingi, Kecamatan Brebes, sebanyak 9.000 orang yang terdampak pandemi dilibatkan dalam kegiatan yang masuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tersebut. Mereka yang diberdayakan itu sehari-hari bekerja sebagai nelayan, pedagang, pengelola tempat wisata, dan petani garam.
Dalam waktu tiga bulan, mereka diwajibkan menanam mangrove di lahan seluas 50 hektar. Agar target tercapai, proses penanaman akan diawasi petugas dari Dinas Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sampah setempat.
”Orang-orang yang terlibat dalam program ini akan diupah sebesar Rp 100.000 dalam sehari. Upah akan langsung ditransfer ke rekening masing-masing,” ujar Sekretaris Kelompok Pelestari Hutan Pesisir Kaliwlingi, Muhammad Bangkit, Kamis (22/10/2020) di Brebes.
Salah satu peserta program, Wartiah (45), mengaku antusias mengikuti program tersebut. Melalui program ini, dirinya bisa memiliki kesempatan mendongkrak perekonomian keluarganya yang belakangan terpuruk akibat pandemi.
Suami Wartiah yang sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan menjadi lebih jarang bekerja karena banyak proyek pembangunan terhenti akibat pandemi. Adapun anak Wartiah yang sebelumnya bekerja sebagai buruh di salah satu pabrik di Karawang, Jawa Barat, juga diberhentikan sejak awal pandemi.
”Sehari-hari, saya berjualan makanan. Semenjak pandemi jadi sepi pembeli. Pendapatan saya berkurang dari Rp 100.000 per hari menjadi Rp 50.000 per hari,” kata Wartiah.
Dalam kunjungannya ke Brebes, Kamis siang, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan mengatakan, satu juta hektar hutan mangrove di Indonesia rusak. Dalam waktu empat tahun ke depan, pemerintah menargetkan melakukan penanaman kembali di lahan mangrove seluas 600.000 hektar yang sebelumnya rusak.
”Penanaman kembali mangrove diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Nanti kalau mangrovenya sudah tumbuh akan ada ikan dan kepiting yang hidup di sekitarnya. Ini bisa dimanfaatkan,” tutur Luhut.
Luhut menambahkan, selain untuk meningkatkan perekonomian, program penanaman kembali mangrove ini juga diharapkan bisa melindungi kawasan pesisir dari kerusakan. Keberadaan hutan mangrove bisa menghindarkan masyarakat pesisir dari risiko abrasi, rob, dan tsunami.
Di Kecamatan Losari, misalnya, abrasi telah merusak kawasan pesisir. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, hampir 600 hektar tambak rakyat di daerah tersebut rusak tergerus abrasi.
”Dengan adanya bantuan 50.000 bibit mangrove, kami bisa memperbaiki kawasan pesisir yang selama ini rusak dan mengurangi risiko rob,” ucap Pendamping Kelompok Petani Hutan Mangrove Losari, Dukri.
Menurut Dukri, puluhan rumah warga di Kecamatan Losari sering diterjang rob. Rob paling parah melanda sejumlah rumah warga pada pertengahan Juni. Kala itu, air setinggi 1 meter menggenangi rumah puluhan warga.