Tim Forensik: Vaksin Flu Korsel Bukan Penyebab Kematian Sukarelawan Vaksin
›
Tim Forensik: Vaksin Flu...
Iklan
Tim Forensik: Vaksin Flu Korsel Bukan Penyebab Kematian Sukarelawan Vaksin
Tim forensik Pemerintah Korea Selatan menyatakan tidak menemukan keterkaitan antara suntikan antiflu yang kini menjadi program vaksinasi oleh pemerintah setempat dan kematian remaja setelah disuntik vaksin itu.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
SEOUL, JUMAT — Kekhawatiran akan keamanan vaksin flu di Korea Selatan tidak terbukti. Setidaknya hal itu dikonfirmasi dari hasil visum remaja laki-laki Korea Selatan berusia 17 tahun yang tewas setelah mendapat vaksin flu.
Vaksin flu tersebut sempat menimbulkan kehebohan setelah ada 32 orang yang diduga tewas karena vaksin flu itu. Pemerintah Korea Selatan berencana memvaksin sekitar 30 juta dari 52 juta jiwa total penduduk sebagai bagian dari upaya pencegahan penularan Covid-19.
Badan Forensik Nasional Korea Selatan, seperti dilaporkan kantor berita Korea Selatan, Yonhap, Jumat (23/10/2020), tidak menemukan kaitan antara kematian remaja itu dan suntikan vaksin flu yang dia dapat. Remaja itu merupakan salah satu sukarelawan angkatan pertama penerima vaksin gratis yang dilaporkan tewas.
Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korsel (KDCA) menyebutkan, banyaknya korban tewas akibat vaksin flu itu membuat para dokter dan politikus mendesak agar program vaksin flu itu segera dihentikan. Namun, otoritas kesehatan Korsel tidak mau menghentikan program itu karena belum ada bukti yang menunjukkan kaitan antara kematian mereka dan vaksin flu itu.
Perdana Menteri Korsel Chung Sye-kyun menyampaikan dukacita bagi keluarga para korban. Ia berjanji akan menyelidiki kasus ini agar penyebab kematian mereka diketahui. ”Sampai sekarang, para pakar belum melihat kaitan antara vaksin itu dan kematian para korban,” ujarnya.
Vaksin gratis
Sebanyak 22 dari 25 korban yang tewas, termasuk remaja laki-laki itu, mendapatkan vaksin flu gratis dari pemerintah bersama dengan 19 juta remaja dan warga lanjut usia. Bersama dengan remaja itu, ada sembilan korban tewas lain yang sedang diselidiki.
Vaksin flu yang diberikan gratis tersebut disediakan oleh perusahaan farmasi domestik, seperti GC Pharma, SK Bioscience, Korea Vaccine, dan Boryung Biopharma Co Ltd, serta perusahaan Perancis, Sanofi.
Ada 10 orang yang menerima vaksin produk SK Bioscience, 5 orang dari Boryung dan GC Pharma, 4 orang dari Sanofi, dan 1 orang dari Korea Vaccine. Direktur KDCA Jeong Eun-kyeong mengatakan, vaksin flu itu akan terus disediakan. Akan tetapi, kemungkinan pemerintah akan menghentikan sementara produk-produk yang memiliki nomor identifikasi sama dengan batch yang diproduksi di satu pabrik jika ada lebih banyak orang yang tewas setelah memakai produk itu.
Korsel sudah memesan 20 persen vaksin flu tambahan pada tahun ini untuk mencegah penularan Covid-19 dan flu-flu jenis lain yang muncul pada saat musim dingin. KDCA melaporkan, ada 155 kasus Covid-19 baru sehingga kini jumlah totalnya mencapai 25.698 kasus dengan 455 orang tewas.
Sampai sejauh ini ada 8,3 juta orang yang sudah divaksin flu sejak program ini dimulai, 13 Oktober lalu. Dari jumlah itu, terdapat 350 kasus reaksi yang merugikan.
Program ini sempat ditunda selama tiga pekan setelah ditemukan ada 5 juta dosis vaksin yang seharusnya dimasukkan dalam lemari atau kotak berpendingin, tetapi malah dibiarkan di tempat dengan suhu ruang ketika dibawa ke rumah sakit atau fasilitas medis lain. (REUTERS)