Kelindan pandemi Covid-19 yang telah menewaskan lebih dari 221.000 warga AS dengan tekanan ekonomi berat menjadi topik panas dalam debat. Kedua capres menampilkan pandangan kontras atas hal itu.
Oleh
BENNY D KOESTANTO, KRIS MADA
·6 menit baca
NASHVILLE, JUMAT — Debat terakhir calon presiden Amerika Serikat, Presiden Donald Trump (74) dan mantan Wakil Presiden Joe Biden (77), pada Kamis (22/10/2020) malam atau Jumat pagi WIB berlangsung lebih tertib dibandingkan dengan debat pertama. Ini berkat tombol pembisu yang digunakan panitia untuk mencegah hujan interupsi.
Trump yang merupakan capres petahana dari Partai Republik kali ini mengadopsi nada bicara yang lebih terkendali. Agresivitasnya serasa tertahan di tengah sikap kompetitornya dari Partai Demokrat, Biden, yang selalu terlihat lebih tenang, tetapi tajam saat berupaya mematahkan serangan-serangan Trump. Tidak adanya gangguan berarti soal selaan bicara menghasilkan debat yang lebih substantif tentang berbagai topik, termasuk ekonomi, ras, perubahan iklim, perawatan kesehatan dan imigrasi.
Kelindan pandemi Covid-19 yang telah menewaskan lebih dari 221.000 warga AS dengan tekanan ekonomi yang dihadapi AS menjadi topik panas dalam debat. Kedua capres menampilkan pandangan kontras atas hal itu. Covid-19 bisa menjadi ganjalan utama bagi Trump untuk mengatasi ketertinggalannya dalam sejumlah survei. Bagi Biden, di sisi lain, sebagai mana diperkirakan sebelumnya, berupaya menggunakan topik itu untuk berlari lebih kencang.
”Siapa pun yang bertanggung jawab atas banyak kematian tidak boleh tetap menjadi presiden AS,” kata Biden. Trump, yang telah menempatkan pengelolaan ekonomi di pusat kampanyenya, membela pendekatannya terhadap pandemi Covid-19. Trump mengatakan bahwa negaranya tidak dapat menutup kegiatan-kegiatan bisnis lagi meskipun ada lonjakan kasus baru Covid-19.
”Kita belajar untuk menghadapinya,” kata Trump, yang dinilai telah meremehkan pandemi itu selama berbulan-bulan. ”Kita tidak punya pilihan,” kata Trump. Pernyataan itu sontak dibalas Biden. ”Belajar untuk hidup dengannya? Lihatlah, kita kita mati karenanya,” kata Biden.
Trump tampak bergeming. Ia menegaskan keyakinannya bahwa virus itu ”akan hilang”. Pernyataan Trump itu dikeluarkannya saat beberapa negara bagian AS melaporkan rekor peningkatan infeksi Covid-19 dalam tempo satu hari pada Kamis.
Di saat pasar saham telah bangkit kembali setelah krisis pada pekan-pekan pertama pandemi, angka pengangguran di AS mencapai 7,9 persen. Hampir 10 juta lapangan kerja hilang sejak pandemi mulai, melebihi angka pada resesi pada akhir dekade 2000-an.
Sebagai orang dengan latar belakang pebisnis, pengangguran yang rendah dan pasar saham yang melonjak adalah kartu andalan Trump selama menjadi presiden AS, khususnya sebelum pandemi. Pada saat pasar saham telah bangkit kembali setelah krisis pad pekan-pekan pertama pandemi, angka pengangguran di AS mencapai 7,9 persen. Hampir 10 juta lapangan kerja hilang sejak pandemi mulai, melebihi angka pada resesi akhir dekade 2000-an.
Trump menyatakan keyakinannya ekonomi AS akan pulih pada triwulan ketiga dan keempat tahun ini dan akan lepas landas seperti ”kapal roket” pada 2021. Dia berjanji bahwa vaksin Covid-19 atau terapi yang efektif akan segera tersedia. Hal itu bakal memungkinkan kehidupan untuk kembali normal.
Sebaliknya, pertama dan terpenting, Biden berpendapat bahwa ekonomi tidak dapat pulih sepenuhnya sampai Covid-19 dapat dikendalikan. Untuk pemulihan jangka panjang, ia mengusulkan tindakan federal yang luas untuk menghindari resesi yang berkepanjangan. Ia pun menilai perlu kebijakan menyeluruh guna mengatasi ketidaksetaraan kekayaan yang telah berlangsung lama yang secara tidak proporsional memengaruhi warga Amerika non-kulit putih.
Waktu terus berlari bagi kedua capres untuk merebut simpati dan dukungan riil dari pemilih menjelang pemilihan serentak pada 3 November mendatang. Pada debat pertama yang berlangsung kontroversial karena diselingi sela dan celaan pada September lalu ditonton 73 pemirsa. Debat kedua digelar mundur sepekan dari jadwal semula karena Trump terpapar Covid-19.
Relatif sedikit pemilih di AS yang belum mengambil keputusannya. Sebanyak 47 juta warga AS dilaporkan telah memberikan suara mereka. Jumlah itu adalah sebuah rekor, sekitar delapan kali dari total pemungutan suara awal pada pilpres 2006. Pandemi Covid-19 dan antusiasme pendukung dari Demokrat ditengarai melatarbelakangi kondisi terbaru itu.
Kedua capres akan memanfaatkan waktu 11 hari pascadebat sesuai strategi masing-masing. Trump akan berkampanye di Negara Bagian Florida, di mana jajak pendapat menunjukkan persaingan ketat Trump-Biden. Sementara Biden dijadwalkan berpidato di negara bagian asalnya, Delaware, tentang rencananya memimpin pemulihan dari pandemi.
Biden memasuki hari-hari terakhir pilpres dengan dana kampanye yang lebih banyak daripada Trump. Demokrat kepada Komisi Pemilihan Federal melaporkan telah mengumpulkan sekitar 130 juta dollar AS selama periode 1-14 Oktober, berbanding dana 44 juta dollar AS yang dikumpulkan kubu Trump.
Mengambil posisi sebagai penyerang di dalam debat, Trump menggambarkan karier Biden sebagai politisi dengan pengalaman hampir 50 tahun adalah sesuatu yang tidak penting. Namun, Trump sendiri tidak menjabarkan agenda yang jelas untuk masa jabatan keduanya jika terpilih. Adapun Biden menggunakan kesempatan itu untuk menekan posisi Trump pada masa kepresidenannya empat tahun terakhir. Biden menekankan tekanan ekonomi yang harus dihadapi warga AS karena langkah-langkah pemerintah menghadapi pandemi Covid-19.
Trump menyalahkan Biden karena dinilai tidak becus bekerja selama jadi senator dan Wakil Presiden AS. ”Kalau Anda melakukan semua yang Anda kampanyekan, saya tidak akan mencalonkan diri. Karena Anda dan Obama tidak becus bekerja, saya terpaksa mencalonkan diri,” ujarnya. Hal itu sontak dibantah Biden. Biden, antara lain, menunjukkan aneka kebijakan yang dibuatnya bersama Obama bisa memulihkan perekonomian AS dari dampak krisis 2008.
Keterlibatan asing
Isu keterlibatan pihak asing pun menjadi bahan perdebatan. Trump mengulangi tuduhannya bahwa Biden dan putranya, Hunter Biden, terlibat dalam praktik tidak etis di China dan Ukraina. Biden menyebut para penuduhnya salah dan dia merasa didiskreditkan sebab tidak ada bukti yang diverifikasi untuk mendukung tuduhan tersebut.
Biden membela keluarganya dan mengatakan dengan tegas bahwa dirinya tidak pernah menghasilkan ”satu sen pun” dari negara asing. Beberapa saat kemudian ia pun menuduh Trump mencoba mengalihkan perhatian warga Amerika. ”Ada alasan mengapa dia mengungkit semua omong kosong ini,” kata Biden, seraya menatap langsung ke kamera. ”Ini bukan tentang keluarganya dan keluarga saya. Ini tentang keluargamu, dan keluargamu yang terluka parah.”
Biden menuduh Trump menghindari pembayaran pajak. Ia lalu mengutip investigasi New York Times yang melaporkan pengembalian pajak Trump menunjukkan presiden petahana itu hampir tidak membayar Pajak Penghasilan federal selama lebih dari 20 tahun. ”Urus pengembalian pajak Anda atau berhenti bicara tentang korupsi,” kata Biden. Trump pun menimpali dirinya sudah membayar kewajiban itu dan akan mengurusnya hanya setelah audit jangka panjang selesai.
Trump menuding Biden menjadi penyebab banyak orang kulit hitam dipenjara akibat kesalahan kecil. Tudingan merujuk pada dukungan Biden, kala menjadi senator AS, pada undang-undang yang dinilai membuat pelaku kejahatan ringan tetap harus dipenjara. ”Anda tidak melakukan apa pun, kecuali mendukung UU Tindak Pidana Ringan,” ujar Trump.
Perdebatan itu terjadi di tengah pembahasan soal rasialisme di AS. Sesuai dengan aturan awal, peserta debat tidak boleh menyela apabila peserta lain belum selesai memanfaatkan waktu 120 detik untuk berbicara. Karena itu, Biden tidak bisa menyela pernyataan Trump dan hanya bisa berkata ”Ya Tuhan” berkali-kali. Selain pada tema rasialisme, Biden juga mengatakan hal itu dalam beberapa tema lain. (AP/REUTERS)