Komentar Trump Panaskan Negosiasi Bendungan Tiga Negara
›
Komentar Trump Panaskan...
Iklan
Komentar Trump Panaskan Negosiasi Bendungan Tiga Negara
Etiopia berang dengan komentar Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang dinilai menyulut permusuhan mendalam antara Etiopia, Sudan, dan Mesir.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
ADDIS ABABA, MINGGU — Pemerintah Etiopia, Sabtu (24/10/2020), berang atas pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang dinilai bisa memicu konflik yang lebih luas antara negara itu dan Mesir terkait pembangunan Bendungan Renaisans Agung Etiopia atau Grand Ethiopean Renaissance Dam (GERD).
Pemerintah Etiopia telah memanggil Duta Besar AS di Addis Ababa, Michael Raynor, untuk dimintai klarifikasinya atas pernyataan Trump tersebut.
Trump, Jumat (23/10/2020), semula menyerukan perlunya kesepakatan antara Etiopia dan Mesir dalam menengahi konflik tersebut. Namun, Trump menambahkan pernyataannya itu dengan mengatakan, kini situasi menjadi lebih berbahaya dan Mesir pada akhirnya bisa meledakkan bendungan tersebut.
Pernyataan Trump disampaikan seusai berbicara dengan Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok tak lama setelah Sudan dan Israel mengumumkan siap untuk menormalisasi hubungan di antara mereka.
Menteri Luar Negeri Etiopia Gedu Andargachew, Sabtu, memanggil Raynor untuk mengklarifikasi komentar Trump. Kementerian Luar Negeri Etiopia menyebutkan, di dalam pertemuan di antara kedua pihak, Gedu mengatakan kepada Raynor bahwa pernyataan Trump menghasut perang antara Etiopia dan Mesir.
Pernyataan Presiden AS itu dinilai Gedu tidak mencerminkan kemitraan lama dan aliansi strategis kedua negara. Gedu dalam pertemuan itu juga menyatakan, pernyataan Trump tidak bisa diterima dalam hukum internasional yang mengatur hubungan antarnegara.
Perdana Menteri Etiopia Abiy Ahmed, dalam pernyataannya, Minggu (25/10/2020), membela keputusan pemerintahannya untuk tetap melaksanakan pembangunan bendungan tersebut.
Menurut pernyataan Kantor Perdana Menteri Etiopia, Abiy Ahmed juga menyebutkan bahwa pemerintahannya tetap berkomitmen pada pembicaraan tripartit antara Etiopia, Sudan, dan Mesir yang difasilitasi Uni Afrika. Sudah ada kemajuan yang signifikan dalam pembicaraan pemerintahan ketiga negara.
Di dalam pernyataannya, Ahmed menyayangkan komentar Trump soal perusakan yang akan dilakukan oleh Mesir.
”Pernyataan tentang ancaman berperang agar Etiopia menyerah pada persyaratan yang tidak adil. Ancaman dan penghinaan terhadap kedaulatan Etiopia salah arah, tidak produktif, dan jelas melanggar hukum internasional. Etiopia takkan menyerah pada tekanan apa pun,” kata Ahmed dalam pernyataannya.
Di dalam pernyataan terpisah lain yang ditulis dalam bahasa Amharik, pernyataan lebih tegas disampaikan Ahmed.
”Ada dua fakta yang telah dipahami dan dimengerti dunia internasional soal Etiopia. Yang pertama adalah bahwa tidak ada orang yang hidup damai setelah memprovokasi Etiopia. Yang kedua adalah jika orang-orang Etiopia bersatu untuk satu tujuan, mereka pasti akan menang,” katanya.
Sejak beberapa tahun terakhir, Pemerintah Etiopia menggelontorkan dana lebih kurang 4,6 miliar dollar untuk membangun bendungan GERD, yang berlokasi sekitar 15 kilometer dari perbatasan dengan Sudan di Sungai Nil Biru.
Selain digunakan sebagai pembangkit listrik dengan kapasitas terpasang 6.450 megawatt, bendungan ini juga digadang-gadang akan membawa keluar jutaan rakyat Etiopia dari kemiskinan.
Akan tetapi, pengisian bendungan dengan menggunakan air dari Sungai Nil Biru bisa memberikan dampak yang dahsyat bagi 100-an juta rakyat Mesir, yang 97 persen menggantungkan diri pada air di Sungai Nil untuk persediaan airnya.
Difasilitasi Uni Afrika, tiga negara berkonflik, akhir Juni, bersepakat soal penundaan pengisian air di bendungan GERD tersebut setelah sebelumnya Etiopia berkeras mereka akan memulai pengisian pada Juli.
Namun, kini, Etiopia telah melangkah sendiri dan menyatakan bahwa pengisian tahap pertama telah selesai pada Agustus lalu.
Langkah tersebut membuat Departemen Keuangan AS menangguhkan sebagian bantuan keuangannya untuk Etiopia. Pemerintah AS menilai penundaan bantuan keuangan senilai 264 juta dollar AS kepada Etiopia disebabkan tidak adanya kemajuan dalam proses perundingan serta keputusan sepihak negara itu untuk mengisi bendungan.
Sikap PM Etiopia Abiy Ahmed mendapat dukungan dari dalam negeri, termasuk mantan PM Hailemariam Desalegn. Desalegn, melalui akun media sosial miliknya, menyatakan, Trump tidak paham substansi yang dibicarakannya.
”Maaf kalau saya harus berbicara soal ini. Tapi, pria itu (Trump) tidak memiliki petunjuk tentang apa yang dia bicarakan. Pemerintah dan rakyat Etiopia tidak akan pernah terancam oleh pernyataan yang tidak bertanggung jawab seperti itu,” kata Desalegn.
Josep Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, menyatakan, kesepakatan tiga pihak berkonflik masih bisa diupayakan melalui perundingan. ”Sekarang adalah waktunya untuk bertindak dan bukan meningkatkan ketegangan,” kata Borrel. (AFP/Reuters)