Komnas HAM: Otopsi Pendeta Yeremia Harus Independen
›
Komnas HAM: Otopsi Pendeta...
Iklan
Komnas HAM: Otopsi Pendeta Yeremia Harus Independen
Komnas HAM RI meminta proses otopsi jenazah Pendeta Yeremia Zanambani dilakukan ahli forensik dari tenaga profesional yang independen.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM meminta proses otopsi jenazah Pendeta Yeremia Zanambani dilakukan ahli forensik dari tenaga profesional yang independen. Komnas HAM juga akan mendampingi pihak keluarga almarhum dalam proses otopsi tersebut.
Hal ini disampaikan anggota Komnas HAM, Mohammad Choirul Anam, saat dihubungi dari Jayapura, Papua, Minggu (25/10/2020). Choirul mengatakan, pihak kepolisian sebaiknya menggunakan tenaga forensik dari lembaga yang independen, seperti Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI), dalam otopsi jenazah Yeremia.
Ia pun berpendapat, pemerintah daerah setempat juga harus menyediakan tenaga forensik dalam proses otopsi jenazah Yeremia. Tujuannya agar ada data pembanding dengan hasil forensik dari tim dokter yang disiapkan pihak kepolisian.
Yeremia meninggal akibat terkena tembakan di Kampung Bomba, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, pada 19 September 2020. Dari hasil temuan awal Tim Gabungan Pencari Fakta, diduga ada keterlibatan aparat dalam penembakan Yeremia.
”Kami menyarankan agar pihak kepolisian jangan menggunakan dokter forensik dari rumah sakit milik Polri atau TNI. Lebih baik menggunakan tenaga profesional sehingga menunjukkan adanya upaya investigasi kasus penembakan Yeremia berjalan secara independen,” papar Choirul.
Ia menuturkan, Komnas HAM RI secara langsung akan mendampingi pihak keluarga dalam proses otopsi jenazah Yeremia di Hitadipa. ”Kami akan hadir saat proses otopsi jenazah Yeremia,” katanya.
Hal ini, lanjut Choirul, sesuai dengan permintaan keluarga almarhum bahwa otopsi bisa dilakukan dengan kehadiran Komnas HAM. ”Mudah-mudahan pelaku dalam kasus penembakan ini segera terungkap,” tutur Choirul.
Choirul menambahkan, Komnas HAM telah merampungkan proses investigasi dalam kasus penembakan Yeremia di Hitadipa. ”Rencananya kami akan menyerahkan hasil investigasi secara langsung kepada Presiden Joko Widodo,” katanya.
Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw mengatakan, pihaknya telah menyiapkan tenaga dokter forensik yang independen dari Sulawesi Selatan. ”Kami akan melaksanakan otopsi dalam waktu dekat,” ujarnya.
Selain otopsi, Paulus menjelaskan, pihaknya juga akan melakukan uji balistik peluru yang digunakan dalam penembakan Yeremia.