Media sosial sudah lazim digunakan untuk memasarkan produk. Sejumlah aplikasi terus meningkatkan layanan untuk kebutuhan usaha. Salah satunya Instagram.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Instagram mengembangkan fitur Instagram Shopping untuk memudahkan pelaku usaha berbisnis di pasar daring. Fitur ini diharapkan mempercepat digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM sesuai target pemerintah.
Kementerian Perdagangan mencatat, dari 64 juta UMKM di Indonesia, saat
ini 9,4 juta UMKM telah terhubung ke ekosistem daring. Ada tambahan 1,4 juta UMKM daring dibandingkan dengan awal 2020. Pemerintah menargetkan 10 juta UMKM masuk ke pasar digital hingga akhir 2020.
Country Director Facebook di Indonesia Pieter Lydian mengatakan, Instagram—yang berada di bawah asuhan Facebook—kini dimanfaatkan pengguna untuk berbisnis. Instagram mencatat ada peningkatan aktivitas jual-beli, khususnya selama pandemi.
”Fitur Instagram Live kerap digunakan untuk berbisnis, baik untuk melakukan flash sale (jual cepat) maupun live shopping (belanja langsung). Kami melihat sejumlah akun yang berhasil menjual produknya pada siaran langsung di Instagram Live,” kata Pieter pada pertemuan virtual, Sabtu (24/10/2020).
Untuk itu, Instagram meluncurkan fitur Shopping pada awal Oktober 2020. Fitur itu bisa digunakan saat mengunggah foto atau video di laman umpan (feed) maupun story. Lebih jauh, pengguna dapat membuat katalog digital yang berisi detail produk dan harga, kemudian menghubungkannya ke situs resmi usaha.
Agency Partner Manager Facebook Kezia Gusmawan mengatakan, ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan pebisnis untuk menggunakan fitur Shopping. Pertama, pengguna harus mengonfirmasi kelayakan akun. Selain itu, pengguna harus memastikan ia berada di negara yang mendukung fitur ini, menjual produk fisik, mematuhi Perjanjian Dagang Produk Perdagangan Facebook, dan memiliki situs bisnis resmi.
Kedua, pengguna wajib menyetel akunnya ke profil bisnis. Ketiga, profil bisnis dihubungkan ke laman Facebook. Keempat, mereka perlu mengunggah katalog produk. Kelima, meninjau akun. Terakhir, mengaktifkan fitur Shopping di akun pengguna.
”Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat membangun Instagram dan menggunakan fitur Shopping. Pelaku usaha harus bisa mendorong calon konsumen untuk menjelajahi tokonya di Instagram, misalnya dengan pemilihan caption yang menarik. Lalu, pengusaha perlu mencuri perhatian konsumen dengan tampilan Instagram yang menarik,” kata Kezia.
Bukan musiman
Tren belanja digital dinilai bukan fenomena musiman akibat pandemi Covid-19. Tren belanja daring diprediksi akan berlanjut setelah pandemi. Itu sebabnya, menggunakan media sosial untuk berbisnis menjadi langkah tepat masuk ke ekosistem digital.
Data internal Facebook dan Instagram menyatakan, 94 persen orang secara global beralih dari belanja luring ke daring. Sebanyak 46 persen orang mengaku akan tetap berbelanja daring di masa depan. Adapun 52 persen pelaku usaha mengaku interaksi dengan pelanggan secara daring meningkat.
”Menurut sebuah studi, pada 2021, satu dari dua pembelian di e-dagang diprediksi berasal dari ponsel. Kami melihat bahwa belanja daring bukan fenomena sementara karena pandemi,” kata Kezia.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan Ari Satria mengatakan, Kemendag bekerja sama dengan Facebook dan perusahaan milik Facebook—termasuk Instagram—untuk mendorong digitalisasi UMKM. Transformasi digital dinilai krusial bagi UMKM agar bertahan saat pandemi.
”Facebook dan Instagram merupakan bagian tidak terpisahkan di keseharian publik. Menurut sebuah studi, Facebook membantu 89 persen pengguna untuk mengembangkan bisnis. Sebanyak 16 persen di antaranya berhasil memperluas pasar ke luar negeri,” kata Ari.
Melihat manfaat dan daya jangkau media sosial, ia berharap kerja sama antara Facebook dan Kemendag memicu pertumbuhan ekonomi Indonesia dan UMKM. ”Saya harap pelaku UMKM punya keahlian dan wawasan baru untuk bertahan, bertumbuh, dan menjangkau pasar yang lebih luas dengan fitur-fitur di platform daring,” ucap Ari.