Dibuka Hanya Tiga Pekan, Gunung Kerinci Kembali Ditutup
›
Dibuka Hanya Tiga Pekan,...
Iklan
Dibuka Hanya Tiga Pekan, Gunung Kerinci Kembali Ditutup
Baru dibuka tiga pekan lamanya, jalur pendakian Gunung Kerinci kembali ditutup dengan sejumlah alasan. Salah satunya, kebijakan ”one day trip” tak memungkinkan pendaki ditambah kondisi aktivitas vulkanik yang meningkat.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Pendakian Gunung Kerinci kembali ditutup hingga waktu yang belum ditentukan. Penutupan itu demi mengantisipasi ancaman penyebaran Covid-19 serta menyikapi terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik gunung.
”Jalur pendakian kami tutup hingga waktu yang belum ditentukan,” ujar Tamen Sitorus, Kepala Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Senin (26/10/2020).
Selama berlangsungnya pandemi, Gunung Kerinci ditutup selama tujuh bulan sejak Maret lalu bersamaan dengan sejumlah obyek wisata lain dalam kawasan konservasi tersebut. Balai Besar TNKS sempat membuka kembali jalur pendakian gunung itu mulai 1 Oktober 2020. Namun, pada 23 Oktober, jalur pendakian ditutup lagi.
Tamen menjelaskan tiga alasan penutupan kembali Gunung Kerinci. Pertama, kebijakan soal pembukaan gunung dengan lama kunjungan dibatasi satu hari kurang mengakomodasi kepentingan calon pendaki. Sebab, pendakian Gunung Kerinci yang berjalur ekstrem itu umumnya memakan waktu dua hari satu malam. ”Sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan one day trip,” katanya.
Jalur pendakian yang cukup berat juga menyulitkan petugas untuk melakukan evakuasi apabila ada pengunjung terindikasi Covid-19. Faktor ketiga, terjadi peningkatan aktivitas Gunung Kerinci pada Oktober ini.
Berdasarkan pantauan visual dari Pos R10 Kersik Tuo, Kabupaten Kerinci, Jambi, dan Pos Pengamatan Gunung Api Kerinci Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), terjadi erupsi dengan ketinggian asap mencapai 800 meter dan gempa vulkanik dangkal. Karena itu, masyarakat di sekitar gunung tidak diperbolehkan mendekati kawah di puncak gunung. Masyarakat juga diminta menjaga jarak radius 3 kilometer dari kawah aktif.
Masyarakat juga diminta menjaga jarak radius 3 kilometer dari kawah aktif.
Selain jalur pendakian, Balai Besar TNKS juga menutup Camping Ground Bangun Rejo di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat.
Pemandu wisata di Kerinci, Wagiman, mengatakan, penutupan kembali jalur pendakian Gunung Kerinci tidak berpengaruh besar. Sebab, wisatawan masih cenderung menjaga diri dari ancaman penyebaran Covid-19. ”Sewaktu dibuka beberapa waktu lalu, tidak banyak juga pendaki yang datang,” katanya.
Sekretaris Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Jambi Roy Mardiyanto mengatakan, di kalangan wisatawan ada kekhawatiran untuk mengunjungi tempat-tempat wisata. ”Psikologi wisatawan sekarang mengalami perubahan. Mereka khawatir jika tertular penyakit saat berkunjung ke tempat wisata,” ujarnya.
Penerapan standar protokol kesehatan yang ketat di tiap destinasi mutlak diperlukan dan agar dipenuhi pengelola wisata. Hal itu menjadi solusi agar pariwisata dapat kembali pulih.
Relaksasi ekonomi
Di tengah makin parahnya penambahan kasus Covid-19 di Jambi, Pemerintah Kota Jambi terus memperkuat relaksasi ekonomi. Semua tempat usaha diperbolehkan untuk buka kembali.
Usaha yang dimaksud seperti kafe, karaoke, bar, spa, pijat refleksi, kolam renang, pusat kebugaran (fitness) dan senam, warung internet, wahana bola sodok, serta tempat permainan anak. Tempat usaha tersebut dapat dibuka kembali dengan syarat mengurangi 50 persen dari kapasitas maksimal pengunjungnya.
Selain tempat usaha, mulai dibuka pula tempat-tempat publik, seperti Tugu Keris dan Taman Remaja.
Wakil Wali Kota Jambi Maulana mengatakan, pembukaan tersebut berlaku sampai 8 November. Setelah itu, pihaknya akan mengevaluasi kembali kebijakan berikutnya yang akan diambil.