Membaca Arah Dukungan Donasi di Pilpres AS
Melihat sumbangan kampanye yang berhasil dikumpulkan, donasi pada pemilu tahun ini merupakan yang terbanyak. Selain paling mahal donasinya, peningkatan sumbangan pada pilpres tahun ini juga memberi gambaran antusiasme.
Dukungan donasi kampanye dan pengeluaran biaya kampanye dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020 tidak dapat dilepaskan dari perebutan suara elektoral bagi kedua kandidat. Namun, utamanya biaya kampanye harus dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi pemilih.
Membutuhkan energi ekstra bagi kandidat presiden Amerika Serikat untuk menjangkau 255,2 juta pemilih yang tinggal di wilayah seluas 9,83 juta kilometer persegi. Salah satu logistik yang perlu disiapkan oleh Joe Biden dan Donald Trump pada Pilpres 2020 adalah penggalangan dana untuk mendukung kampanye kedua calon presiden tersebut.
Komisi Pemilihan AS mencatat dana kampanye yang berhasil dikumpulkan semua kandidat hingga 30 September 2020 mencapai 3,52 miliar dollar AS. Dari jumlah tersebut, Trump memperoleh 552,4 juta dollar AS, sedangkan Biden mendapat 809,7 juta dollar AS. Besaran donasi dana kampanye yang terkumpul ini memperlihatkan sejumlah fenomena yang dapat dianalisis, seperti sumbangan terbanyak, perbandingan penerimaan kedua capres, dan wilayah-wilayah penyumbang mayoritas.
Dari sisi capaian dana kampanye, total sumbangan kampanye pada pemilu tahun ini lebih tinggi dibandingkan dengan pemilihan sejak 2000. Saat Pemilu 2016, total donasi 1,46 miliar dollar AS. Pemilu 2012 mencatat sumbangan 1,37 miliar dollar AS, sementara Pemilu 2008 sebanyak 1,67 miliar dollar AS. Dua pemilu sebelumnya sumbangan tidak lebih dari 1 miliar dollar AS, masing-masing 904 juta dollar AS (2004) dan 578 juta dollar AS (2000).
Melihat sumbangan kampanye yang berhasil dikumpulkan, donasi pada pemilu tahun ini merupakan yang terbanyak. Selain paling mahal donasinya, peningkatan jumlah sumbangan pada pilpres tahun ini juga memberikan gambaran antusiame publik mendukung calon-calon presiden yang akan terpilih untuk menyelesaikan dua masalah besar yang sedang melanda AS, yaitu pandemi Covid-19 dan lesunya perekonomian negara.
Aspek kedua adalah perbandingan penerimaan kedua capres. Penggalangan dana kampanye kubu Joe Biden pada September 2020 memperoleh donasi 383 juta dollar AS. Jumlah ini melampaui pendapatan sumbangan pada bulan sebelumnya, yaitu 364 juta dollar AS pada Agustus 2020.
Baca juga: Ragam Kampanye Pemilu AS 2020
Sumbangan kampanye tersebut juga melebihi yang diterima kandidat presiden dari Partai Republik, Donald Trump. Pada September 2020, kubu Trump menerima 325 juta dollar AS. Sedangkan pada Agustus 2020, donasi yang diterima Trump 210 juta dollar AS.
Unggulnya penggalangan dana di kubu Biden menjadi tekanan popularitas bagi Trump di dua minggu akhir menjelang pemilihan presiden AS. Sebelumnya, Biden juga unggul popularitasnya di berbagai jajak pendapat dibandingkan dengan Trump.
Rata-rata popularitas kedua capres dalam periode 6-19 Oktober 2020 yang dicatat Real Clear Politics menunjukkan keunggulan Biden dengan selisih 8,6 persen. Joe Biden mendapat rata-rata dukungan 51,1 persen, sedangkan Trump mendapat dukungan 42,5 persen.
Kecenderungan dukungan untuk Biden dari hasil jajak pendapat juga dicatat 270towin. Rata-rata dukungan kepada Biden mencapai 50,7 persen, sedangkan rata-rata dukungan kepada Trump 42,2 persen.
Baca juga: Facebook Stop Iklan Politik Seminggu Sebelum Pilpres AS
Dari wilayah yang dilakukan jajak pendapat tersebut, rata-rata popularitas Biden tersebar di 30 negara bagian, sedangkan Trump di 23 states. Daerah yang selama ini menjadi basis dukungan Demokrat juga menunjukkan keunggulan Biden, yaitu California, Delaware, Hawaii, Illinois, Maryland, Massachusetts, Minnesota, New Hampshire, New Jersey, New York, Oregon, dan Washington.
Wilayah donasi
Sebagaimana popularitas dalam jajak pendapat, dukungan donasi kampanye juga menunjukkan kecenderungan basis dukungan. Biden menyatakan penggalangan dana diperoleh dari 5,5 juta donor dengan kontribusi rata-rata 44-50 dollar AS. Dari jumlah donor, terdapat 1,1 juta donor baru pada September 2020.
Sebaran lokasi donor kampanye ini terlihat dari data yang dikeluarkan Federal Election Commision per 30 September 2020. Dengan membagi kategori bobot sumbangan menjadi dua wilayah terlihat dari negara bagian mana saja sumbangan itu berasal.
Wilayah kuat ditandai dengan sumbangan di atas 20 juta dollar AS, sedangkan wilayah yang memberikan donasi di bawah 20 juta dollar AS masuk kategori lemah. Negara bagian yang memberikan sumbangan besar yang diterima Biden berasal dari California, New York, Florida, Massachusetts, Texas, dan Washington.
Wilayah-wilayah lain yang juga cukup banyak memberikan dukungan dana kampanya bagi Biden adalah Virginia (19,7 juta dollar AS), Maryland (19,6 juta dollar AS), Pennsylvania (19,3 juta dollar AS), dan Illionis (19,3 juta dollar AS).
Tidak jauh berbeda dengan Biden, Donald Trump juga menerima sumbangan kampanye dari seluruh negara bagian di AS. Sumbangan kampanye yang diterima Trump paling besar berasal dari Negara Bagian California, Texas, Florida, dan New York.
Sumbangan kampanye yang diterima Trump paling besar berasal dari Negara Bagian California, Texas, Florida, dan New York.
Negara-negara bagian lain yang cukup banyak memberikan dana kampanye bagi Trump adalah Georgia (14,1 juta dollar AS), Ohio (12,8 juta dollar AS), Arizona (12,9 juta dollar AS), Pennsylvania (12,5 juta dollar AS), North Carolina (12 juta dollar AS), dan Michigan (11,1 juta dollar AS). Selebihnya, sumbangan yang diterima Trump berada di bawah 10 juta dollar AS.
Mencermati sebaran asal donor, penggalangan dana kampanye ini juga tidak dapat dilepaskan dari perebutan suara elektoral. Di beberapa wilayah, irisan dukungan donor terlihat di Negara Bagian California, Florida, Texas, New York, dan Pennsylvania.
Wilayah-wilayah tersebut dikenal memiliki suara elektoral besar sehingga menjadi perebutan suara bagi capres. California yang memiliki 55 elektoral dikenal sebagai basis dukungan capres Demokrat. Namun, jika melihat pilpres dalam 44 tahun terakhir, persaingan kedua kubu berlangsung cukup ketat. Dari 12 pilpres, Demokrat menang 7 kali, sedangkan capres Republikan menang 5 kali.
Demikian pula wilayah Florida dan Pennsylvania. Florida menjadi salah satu wilayah imbang karena sepanjang 2004-2016 kemenangan capres Demokrat dan Republik selalu berganti di Florida. Hampir senada dengan Florida, ketatnya persaingan kedua capres juga terjadi Pennsylvania. Dalam Pilpres 2016, selisih suara kandidat Demokrat dan Republik sangat tipis, yaitu kurang dari 1 persen.
Partisipasi pemilih
Baik jajak pendapat maupun sumbangan kampanye memberikan gambaran kecenderungan dukungan bagi kandidat presiden. Dalam konteks ini, popularitas Biden lebih diuntungkan ketimbang Trump. Namun, popularitas capres dari hasil jajak pendapat dan donasi kampanye harus diuji lebih lanjut dengan suara elektoral.
Ini karena sistem pemilihan presiden di AS menganut kemenangan di mayoritas negara bagian atau electoral college. Pemilu 2016 dan 2000 menjadi bukti bahwa popular vote yang diraih capres Demokrat, yaitu Hillary dan Al Gore, tidak menjamin kemenangan karena kalah dari jumlah pemilih.
Gencarnya perebutan suara elektoral ini juga terlihat dari belanja dana kampanye kedua kandidat. Di tengah pandemi yang membuat mobilitas menjadi terbatas, kedua kandidat memaksimalkan kampanye melalui iklan di televisi. Kubu Biden mengeluarkan dana 600 juta dollar AS, sedangkan Trump menghabiskan 400 juta dollar AS untuk kampanye di TV.
Menariknya, kedua kandidat sama-sama menyasar 13 negara bagian yang menjadi wilayah perebutan suara elektoral, termasuk Florida, Pennsylvania, Michigan, North Carolina, Wisconsin, dan Arizona. Di luar itu, kubu Trump juga memperbanyak porsi iklan untuk mempertahankan suara di wilayah Georgia, Ohio, dan Iowa yang selama ini menjadi basis dukungan bagi Republikan.
Selain persaingan memperoleh suara, donasi kampanye terbanyak pada pemilu tahun ini juga memberikan optimisme pelaksanaan pemilu di tengah pandemi. Hasil survei Pew Research Center pada Pilpres 2016 menunjukkan, warga yang tertarik mengikuti isu pemerintahan dan kebijakan publik menyumbang lebih banyak daripada yang tidak tertarik dengan dinamika pemerintahan.
Melihat fenomena ini, dukungan donasi kampanye yang kian banyak dari pilpres-pilpres sebelumnya menjadi gambaran ketertarikan warga AS terhadap proses pemilihan presiden. Harapannya, bukan hanya berhenti pada pemberian sumbangan saja, melainkan juga membuat makin banyak warga AS memberikan donasi suara pada 3 November 2020. (LITBANG KOMPAS)