Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional akan menyelenggarakan festival paduan suara virtual pada 29 Oktober-6 November 2020. Festival ini akan diikuti kelompok paduan suara dari 27 provinsi.
Oleh
Mediana
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pesta Paduan Suara Gerejani atau Pesparani Katolik Nasional tahun 2020 mengusung tema ”Satu Nusantara Bersaudara dalam Keberagaman”. Tema ini bertujuan merawat rasa cinta terhadap Tanah Air.
Ketua I Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN) Paulus Siswantoko, Senin (26/10/2020), di Jakarta, mengatakan, tema itu juga dipakai saat penyelenggaraan Pesparani Katolik Nasional tahun 2018 di Ambon, Maluku. Pada tahun itu, Pesparani diikuti oleh paduan suara umat Katolik dari berbagai latar belakang budaya dan daerah. Penyelenggaraan kegiatan juga dibantu oleh para pekerja seni dari umat agama lain.
LP3KN adalah lembaga yang berada di bawah Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama.
Tema itu masih relevan dengan kondisi Nusantara sekarang. Situasi riil saat ini terdapat upaya-upaya sosial politik untuk memecah belah masyarakat. Melalui festival paduan suara virtual, kami ingin menyuarakan pentingnya menjaga persatuan.(Paulus Siswantoko)
”Tema itu masih relevan dengan kondisi Nusantara sekarang. Situasi riil saat ini terdapat upaya-upaya sosial politik untuk memecah belah masyarakat. Melalui festival paduan suara virtual, kami ingin menyuarakan pentingnya menjaga persatuan,” ujarnya.
Paulus mengemukakan, Pesparani semestinya kembali diselenggarakan pada 2020. Lokasinya sudah ditentukan, yakni Kupang, Nusa Tenggara Timur. Dengan mempertimbangkan protokol kesehatan, Pesparani 2020 diputuskan ditunda. Lembaga akhirnya memutuskan mengganti dengan festival paduan suara virtual.
Sebanyak 27 provinsi berpartisipasi. Kelompok paduan suara di provinsi tersebut merekam terlebih dulu, lalu video karya diunggah di kanal Youtube ”Hidup TV”. Festival bisa dinikmati selama kurun waktu 29 Oktober-6 November 2020. Setiap harinya, festival dimulai pada pukul 17.00.
”Dengan tema ’Satu Nusantara Bersaudara dalam Keberagaman’, setiap hari mengawali festival diisi kegiatan pesan-pesan kebangsaan dari sejumlah tokoh, seperti uskup, kepala daerah, dan kementerian,” ujar Paulus.
Sekretaris Umum LP3KN Toni HF Pardosi menjelaskan, setiap kelompok paduan suara membawakan lagu liturgi dan lagu daerah. Harapannya adalah setiap kelompok terlatih untuk menggali ulang lagu-lagu Nusantara. ”Ada pesan pendidikan agar peserta mencintai kebudayaan lokal,” katanya.