AC Milan tengah dalam performa apik jelang laga menghadapi AS Roma di Liga Italia, Selasa dini hari WIB. Kemenangan akan membuat anak asuhan Stefano Pioli ini menyamai rekor klub yang telah bertahan selama 28 tahun.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MILAN, MINGGU - Dalam laga pekan kelima Liga Italia melawan AS Roma di Stadion San Siro, Selasa (27/10/2020) pukul 02.45 WIB, Pelatih AC Milan Stefano Pioli berambisi untuk membawa anak asuhannya meraih lima kemenangan beruntun di awal musim. Statistik menawan itu pernah diraih Milan 28 tahun silam. Untuk meraih itu, Pioli perlu menjaga harmoni skuad Milan yang kini bermain kompak.
Selama 121 tahun berdiri, Milan baru tiga kali meraih lima kemenangan beruntun di lima laga awal Liga Italia. Terakhir kali, capaian itu ditorehkan ”I Rossoneri” pada awal musim 1992-1993, saat tim dipimpin Fabio Capello dengan skuad sejumlah pemain kelas dunia, seperti Franco Baresi, Paolo Maldini, Zvonimir Boban, serta trio Belanda, Ruud Gullit, Frank Rijkaard, dan Marco Van Basten.
Lima liga awal yang sempurna menjadi bekal Capello membawa Milan meraih scudetto di akhir musim. Pada musim itu, Capello meraih gelar scudetto kedua dari empat trofi Serie A periode 1991-1996.
Pada empat laga perdana liga musim ini, Milan menumbangkan Bologna, Crotone, Spezia, dan rival sekota, Inter Milan. Sejak Liga Italia dimulai kembali di masa pandemi Covid-19, 12 Juni, Pioli menjadikan Milan satu-satunya tim yang belum menelan kekalahan di lima liga top Eropa. ”I Rossoneri” menjalani 21 pertandingan dengan 17 kemenangan, ditambah empat laga berakhir imbang.
Apabila tidak kalah ketika menghadapi Roma, Pioli akan menyamai rekor milik Capello lainnya, yaitu 22 pertandingan tanpa terkalahkan. Catatan impresif itu telah dicapai Capello dan dua pelatih legendaris Milan lain, yakni Arrigo Sacchi dan Nils Liedholm.
Salah satu resep utama Pioli membawa Milan menjaga raihan 100 persen kemenangan di musim ini adalah menghadirkan harmoni skuad. Dari delapan laga di seluruh kompetisi musim ini, Milan telah mencetak 19 gol. Meskipun penyerang veteran Zlatan Ibrahimovic masih memimpin daftar pencetak gol Milan dengan lima gol, perolehan 14 gol lainnya diciptakan 9 pemain berbeda.
Roma memiliki lini depan yang berbahaya, sehingga laga itu akan menjadi ujian besar bagi kami.
Hal itu menjadikan ”I Rossoneri” sebagai tim dengan jumlah pemain yang paling banyak menciptakan gol di musim 2020-2021.
”Saya memang tidak membebankan pemain tertentu untuk mencetak gol, sebab kami memiliki 12-13 pemain yang bisa menciptakan gol. Jadi, saya senang dengan catatan statistik di awal musim ini,” ucap Pioli seperti dilansir La Gazzetta dello Sport, Minggu (25/10).
Ujian konsistensi
Sementara itu, Pioli menilai, laga melawan Roma adalah ujian yang harus dilalui skuadnya untuk menjaga konsistensi kemenangan di Liga Italia. Menurut dia, Milan dan Roma adalah dua tim dengan permainan identik yang mengutamakan sepak bola menyerang.
”Roma memiliki lini depan yang berbahaya, sehingga laga itu akan menjadi ujian besar bagi kami. Dengan permainan menyerang yang kedua tim tunjukkan selama ini, maka penting bagi kami untuk mencetak lebih banyak gol dan memulai inisiatif serangan lebih awal,” kata Pioli.
Dalam dua pertandingan kandang terakhir melawan Roma, Milan berhasil meraih kemenangan. Di musim 2018-2019, Milan unggul 2-1, lalu kembali menang dengan skor 2-0 pada musim lalu.
Franco Baresi, legenda sekaligus duta jenama (brand ambassador) AC Milan, menganggap Pioli telah mengembalikan identitas Milan sebagai tim yang berambisi untuk meraih prestasi. Ia mengungkapkan, di musim ini, tujuan utama Milan ialah kembali menembus zona Liga Champions.
”Tim Milan ini tidak pernah kehilangan rasa lapar untuk mengejar kemenangan sekaligus memainkan sepak bola indah. Untuk melanjutkan tren positif ini, Milan tidak perlu memikirkan berbagai target di akhir musim, tetapi harus mampu menjaga fokus di setiap pertandingan,” ujar Baresi, yang bermain untuk Milan pada periode 1977-1997, kepada Rai Sport.
Sentral
Jelang melawan Roma, Pioli bisa sedikit tersenyum karena pemain andalannya, Hakan Calhanoglu, telah kembali berlatih setelah absen pada laga perdana Liga Europa melawan Glasgow Celtic, Jumat (23/10). Kehadiran pemain tim nasional Turki itu amat sentral dalam skema permainan Milan.
Di musim ini, Calhanoglu telah bermain di tujuh pertandingan di Liga Italia dan kualifikasi Liga Europa. Calhanoglu menempati posisi kedua pencetak gol Milan dengan dengan empat gol. Selain itu, ia memimpin daftar pencetak assist karena telah mengkreasikan tiga gol bagi rekan setimnya.
Berbeda dengan Milan, yang tengah berada di puncak klasemen dari hasil sempurna di empat laga awal liga, Roma masih tertahan di posisi kesembilan. Hasil itu terjadi karena Roma baru meraih tujuh poin dari raihan dua kali menang, satu imbang, dan satu kalah.
Untuk menghadapi laga sulit kontra Milan, Pelatih Roma Paulo Fonseca memutuskan untuk tidak menurunkan pemain andalannya, seperti Edin Dzeko, Henrikh Mkhitaryan, Lorenzo Pellegrini, dan Leonardo Spinazzola, sejak menit awal ketika mengalahkan klub Swiss, Young Boys, di Liga Europa, Jumat.
Menurut Fonseca, hasil positif perlu diraih timnya ketika bertandang ke markas Milan untuk menjaga peluang menembus papan atas di Liga Italia musim 2020-2021. Ia pun berharap anak asuhannya mampu melanjutkan tren kemenangan di dua laga terakhir liga. Pada dua pekan terakhir Liga Italia, Roma berhasil mengalahkan Udinese 1-0 serta menghancurkan tim promosi, Benevento, 5-2.
”Kami mencurahkan fokus yang besar untuk menghadapi Milan,” kata Fonseca. (AFP)