Tim-tim besar Liga Inggris tidak mau menganggap remeh tim-tim papan bawah yang kerap membuat kejutan. Tottenham Hotspur yang jago mencetak gol pun harus waspada terhadap Burnley.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
BURNLEY, MINGGU — Tottenham Hotspur menjadi satu dari dua tim paling produktif di Liga Inggris musim ini berkat ketajaman duet Harry Kane dan Son Heung-min. Namun, Spurs tidak mau terlena dan justru lebih waspada saat akan melawan Burnley di Stadion Turf Moor, Selasa (27/10/2020) pukul 03.00 WIB.
Hingga pekan kelima musim ini, statistik Spurs dan Burnley terlihat kontras. Bersama dengan Liverpool, Spurs menjadi tim paling banyak mencetak gol dengan koleksi 15 gol dalam lima laga Liga Inggris. Dalam empat laga terakhir di semua kompetisi, mereka mengoleksi total 19 gol. Spurs mencatat gol terbanyak dalam satu laga setelah bisa mengalahkan Manchester United, 6-1.
Burnley, di sisi lain, baru mengoleksi satu poin dan mencetak tiga gol dalam empat laga Liga Inggris musim ini. Tim berjuluk ”The Clarets” ini bahkan belum merasakan kemenangan. Pada laga sebelumnya, mereka ditahan imbang 0-0 oleh West Bromwich Albion. Burnley saat ini masih berada di peringkat ke-18 dan Spurs berada di peringkat ke-10.
Namun, Manajer Spurs Jose Mourinho tidak mau tertipu dengan statistik Burnley. ”Anda akan merasakan betapa kuatnya Burnley pada Maret atau April ketika banyak tim mulai berjuang menghindari degradasi dan Burnley akan tetap selamat,” ujar Mourinho.
Burnley punya reputasi sebagai pengganggu tim besar pada paruh kedua musim lalu. Mereka bisa mengalahkan MU, 2-0, dan menahan imbang Liverpool, 1-1, di Stadion Anfield. Pada Maret lalu, mereka juga menahan imbang Spurs, 1-1, di Turf Moor. Padahal, skuad asuhan manajer Sean Dyche pada saat itu menipis karena sejumlah pemain cedera dan tidak lagi tampil karena kontraknya habis.
Rekam jejak Burnley itulah yang menjadi patokan Mourinho untuk tetap waspada. ”Itulah Burnley, jadi fakta bahwa mereka baru meraih satu poin tidak banyak berarti bagi saya,” katanya.
Mourinho melihat Burnley akan menjadikan laga nanti sulit bagi Spurs. Meski belum pernah menang sejak awal musim, Burnley merupakan salah satu tim dengan pertahanan solid. Mereka baru kebobolan delapan gol dalam empat laga. Spurs yang sudah menjalani lima laga juga kebobolan delapan gol.
Selain itu, Mourinho dan Spurs sudah belajar dari kejadian memalukan saat mereka ditahan imbang West Ham United, 3-3, pada laga terakhir. Spurs bisa unggul 3-0 hanya dalam waktu 15 menit sejak laga dimulai. Namun, West Ham bisa menyamakan kedudukan menjadi 3-3 hanya dalam 13 menit sejak menit ke-82.
Dari laga itu, Dyche melihat ada kelemahan Spurs yang bisa mereka manfaatkan. ”Kami akan bermain dengan sangat efektif dengan gaya yang aneh dan sulit ditebak,” ujar Dyche kepada Sky Sport.
Dyche sadar tim yang akan mereka hadapi memiliki striker terbaik Inggris, seperti Kane dan manajer cerdas Mourinho. Namun, ia meyakini laga nanti bukan soal kehebatan indivual, melainkan kemampuan setiap tim untuk bermain secara kolektif. West Ham sudah berhasil melakukannya dan Burnley ingin melakukan hal yang sama.
Putusan kontroversial
Setiap tim di Liga Inggris punya alasan untuk tetap waspada karena ada banyak faktor yang bisa memengaruhi hasil laga. Setelah Aston Villa bisa menumbangkan Liverpool, 7-2, dan Spurs mengalahkan MU, 6-1, Liga Inggris terus menyajikan sejumlah drama dan kejutan dari sisi keputusan wasit yang kontroversial.
Keputusan kontroversial itu terjadi saat Liverpool mengalahkan Sheffield United, 2-1, Minggu (25/10/2020) dini hari WIB. Ketika laga baru berjalan sekitar 10 menit, bek Liverpool, Fabinho, berusaha menekel Oli McBurnie dan wasit memberikan tendangan bebas untuk Sheffield. Namun, dari hasil pengecekan asisten video wasit atau VAR, wasit kemudian merevisi keputusannya dan memberikan Sheffield tendangan penalti.
Keputusan itu menjadi kontroversial karena pelanggaran itu terjadi di garis kotak penalti sehingga menimbulkan perdebatan apakah pelanggaran itu terjadi di dalam atau luar kotak penalti. Perdebatan kedua mengenai tekel Fabinho itu sendiri, apakah bersih atau tidak. ”Itu bahkan bukan sebuah pelanggaran. Kami pernah mendapatkan ketidakadilan dan kami harus mengalaminya lagi,” kata Manajer Liverpool Juergen Klopp.
Kontroversi juga terjadi pada laga MU melawan Chelsea di Stadion Old Trafford yang berakhir imbang 0-0. Manajer Chelsea Frank Lampard kesal karena wasit tidak memberikan tendangan penalti ketika kapten Chelsea, Cesar Azpilicueta, dipiting oleh kapten MU, Harry Maguire, saat berebut bola di udara.
Insiden itu dilihat ulang menggunakan VAR dan Chelsea tetap tidak mendapat tendangan penalti. ”Saya tidak bisa melihat dengan jelas kejadian itu dari tempat saya berdiri dan wasit juga kesulitan untuk melihatnya. Itulah mengapa VAR diterapkan, tetapi VAR juga terlalu cepat menganggap tidak ada pelanggaran,” kata Lampard. (AFP/REUTERS)