Tekan Kasus Covid-19, Spanyol Larang Warganya Bepergian Antardaerah
›
Tekan Kasus Covid-19, Spanyol ...
Iklan
Tekan Kasus Covid-19, Spanyol Larang Warganya Bepergian Antardaerah
PM Pedro Sanchez memberlakukan keadaan darurat guna menekan penularan kasus Covid-19 di Spanyol yang kini tertinggi di Eropa Barat. Salah satu implementasinya, melarang atau mengimbau warganya tak bepergian antarwilayah.
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
MADRID, SENIN — Untuk menekan tingkat penularan Covid-19, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan status keadaan darurat, memberlakukan jam malam, dan melarang warga bepergian antardaerah. Status keadaan darurat yang mulai berlaku pada Minggu (25/10/2020) malam ini mengharuskan semua daerah—kecuali Kepulauan Canary—memberlakukan jam malam dan membatasi jumlah orang yang boleh bertemu, yakni maksimal enam orang.
”Kita sedang berada dalam situasi ekstrem. Ini krisis kesehatan paling serius selama satu abad terakhir,” kata Sanchez seusai rapat kabinet, Minggu (25/10/2020).
Namun, penetapan larangan bepergian antarwilayah akan berlaku tergantung pada tingkatan risikonya. Selain itu, larangan bepergian juga akan diberlakukan jika daerah menghendaki dan bisa dikecualikan bagi mereka yang harus tetap bekerja.
Adapun pembatasan pergerakan warga dengan jam malam itu akan berlaku mulai pukul 23.00 sampai pukul 06.00, kecuali bagi warga yang harus bekerja, membeli obat-obatan, serta merawat orangtua dan anak-anak. Jam malam ini kemungkinan akan berlaku selama enam pekan.
Para pemimpin di 17 wilayah di Spanyol memiliki otoritas untuk memodifikasi jam malam itu sesuai kondisi daerahnya. Jam malam bisa mulai pukul 22.00 atau 00.00 sampai pukul 05.00 atau 07.00. Otoritas kesehatan Spanyol menyasar kehidupan malam dan pesta yang kerap dianggap menjadi sumber penularan Covid-19 pada gelombang kedua ini.
Catalonia menjadi daerah pertama yang memberlakukan status darurat itu. Lalu menyusul Cantabria dan La Rioja. Jam malam diberlakukan mulai pukul 22.00 dan semua tempat publik harus tutup pada pukul 21.00. Aparat kepolisian tampak berpatroli keliling kota.
”Saya tidak keberatan dengan aturan ini karena memang sudah tidak terkendali. Bisa jadi lama-lama akan semakin ketat,” kata Paula, guru pelatihan vokasi.
Sebelum status keadaan darurat ini, Spanyol pernah memberlakukan kebijakan karantina yang ketat pada Maret lalu. Namun, kebijakan itu kemudian dilonggarkan setelah berlaku selama enam pekan atau saat memasuki musim panas.
Tertinggi di Eropa Barat
Seperti halnya negara-negara lain di Eropa, Spanyol juga terdampak gelombang kedua pandemi Covid-19 selama beberapa pekan terakhir. Kini, Spanyol menjadi salah satu negara di Eropa Barat dengan kasus penularan paling tinggi. Data pada Jumat lalu menunjukkan, kasus Covid-19 di Spanyol naik menjadi 1.046.132 kasus dan 35.000 orang di antaranya tewas.
Status keadaan darurat itu masih membutuhkan persetujuan dari parlemen jika hendak diberlakukan lebih dari 15 hari. Sanchez sudah mengajukan permohonan kepada parlemen agar bisa memberlakukan status darurat itu hingga 9 Mei 2021.
Sesuai konstitusi Spanyol, status keadaan darurat hanya boleh berlaku maksimal dua pekan tanpa perlu persetujuan parlemen. Keputusan pemberlakuan status keadaan darurat ini diambil, antara lain, karena ada desakan dari sejumlah daerah. Madrid, misalnya, kini sudah membatasi orang untuk bertemu dan melarang orang datang menginap ke rumah orang lain.
Sementara itu, Wakil Presiden Kepulauan Canary Cristina Tavío Ascanio lega karena daerahnya tidak terkena ketentuan jam malam. Meski demikian, ia meminta warganya untuk tetap waspada.
Ascanio berharap masih bisa menyelamatkan musim liburan ini dengan tetap membuka pintu untuk wisatawan yang datang ke pulau itu. Apalagi, Inggris dan Jerman, negara asal sebagian besar wisatawan pulau itu, sudah memutuskan tidak ada risiko bepergian lagi.
Soal larangan bepergian
Keputusan status keadaan darurat ini akan berfungsi sebagai kerangka hukum penerapan sistem tahapan peringatan baru, seperti yang sudah diterapkan di Jerman dan Perancis. Larangan bepergian antarwilayah akan berlaku tergantung pada tingkatan risikonya. Larangan bepergian juga akan diberlakukan jika daerah menghendaki dan bisa dikecualikan bagi mereka yang harus tetap bekerja.
”Berbeda dengan status keadaan darurat sebelumnya, kali ini warga tidak dilarang bepergian. Ini bukan kebijakan karantina yang ketat seperti dulu. Tetapi, warga diimbau tinggal di rumah karena lebih aman,” kata PM Sanchez.
Pemerintahan Sanchez tidak menginginkan ada kebijakan karantina yang ketat seperti dulu karena khawatir akan kembali mengguncang perekonomian. Dengan status keadaan darurat itu, pemerintah lebih mudah untuk mengambil tindakan cepat terkait kesehatan publik tanpa harus mendapat izin dari kehakiman.
Ada sejumlah hakim yang menolak upaya membatasi pergerakan warga di beberapa daerah karena dianggap melanggar hak warga. Ini membuat masyarakat bingung. ”Kita harus mencegah agar tak banyak korban jatuh, tetapi juga harus melindungi perekonomian kita,” kata Sanchez. (REUTERS/AFP/AP)