Jamie Vardy masih menjadi momok paling ditakuti Arsenal. Vardy datang dari bangku cadangan Leicester City untuk mencuri kemenangan atas tuan rumah Arsenal yang sedang mencoba sistem permainan baru.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, SENIN — Arsenal akhirnya memainkan sistem baru, formasi 4-3-3, yang sudah diimpikan sejak awal musim oleh sang Manajer Mikel Arteta. Namun, sistem itu ternyata belum mampu menjawab problem terbesar ”Si Meriam”, yaitu miskin kreativitas. Pertunjukan sistem baru Arsenal justru berakhir pahit karena dirusak oleh aksi mengejutkan striker Leicester City, Jamie Vardy.
Arsenal takluk dari tim tamu Leicester, 0-1, pada Senin (26/10/2020) dini hari WIB, di Stadion Emirates. Vardy, yang masuk dari cadangan pada babak kedua, mencetak gol tunggal yang membawa timnya menang pertama kali di Emirates sejak terakhir kali pada 1973.
”Kami melewati badai, kami mulai melakukannya, bermain bagus dan menang 1-0. Untungnya saya bisa memberi pengaruh dan membawa kami meraih tiga poin. Ini memberi dorongan karena kami kurang baik pada dua laga terakhir,” kata Vardy yang baru sembuh dari cedera.
Keputusan Manajer Leicester Brendan Rodgers memasukkan dua pemain, Vardy dan Cengiz Under, merupakan kunci pemecah kebuntuan. Gol semata wayang dalam laga ini berasal dari skema serangan balik. Under, terbebas dari jebakan offside, memberi umpan silang yang disambut dengan sundulan sempurna Vardy.
Vardy lagi-lagi jadi mimpi buruk Arsenal meski hanya bermain 30 menit. Ini merupakan gol ke-11 penyerang asal Inggris tersebut dalam 12 pertemuan melawan ”Si Meriam”. Dia juga selalu mencetak gol dalam 4 pertemuan terakhir.
Frustasi Arsenal
Kekalahan ini berawal dari rasa frustrasi tuan rumah yang tidak mampu memecah pertahanan lawan. Sistem baru 4-3-3, dari sebelumnya 3-4-3, ternyata belum menyelesaikan persoalan minimnya kreativitas mereka.
”Arsenal tampak sangat frustrasi. Mereka tidak bisa menguasai permainan ini. Taktik Rodgers untuk memancing Arsenal terbukti berhasil. Pada babak pertama mereka tidak tajam, tetapi masuknya Vardy mengubah semuanya,” kata pengamat BBC yang juga mantan pemain Inggris, Matt Upson.
Pada paruh kedua, skuad asuhan Arteta tampak kehabisan ide untuk memulai serangan. Bola hanya berputar-putar di lini pertahanan, dari sisi kiri, tengah, kanan, lalu kembali lagi. Strategi Rodgers yang memainkan tiga bek dengan formasi 3-5-2 sukses membuat Arsenal kesulitan.
Tim asal London Utara ini sempat tampil meyakinkan dengan sistem barunya pada babak pertama. Gelandang Thomas Partey yang untuk pertama kali diturunkan sebagai pemain mula pada laga Liga Inggris sangat solid di lini tengah bersama Dani Ceballos dan Granit Xhaka. Mereka membuat tim tamu tak berkutik karena tekanan terus-menerus.
Terbukti, ”Si Meriam” nyaris membuka keunggulan lebih dulu pada menit keempat lewat skema tendangan sudut. Sayangnya, gol sundulan Alexandre Lacazette dianulir wasit karena pemain Arsenal lain tertangkap offside.
Saya sangat kecewa, kami bisa menangani dengan baik pada paruh pertama. Kami kesulitan menciptakan ruang karena 10 pemain mereka bertahan. Meski begitu, kami seharusnya lebih baik.
David Luiz sangat nyaman dengan skema baru ini. Bek veteran tuan rumah ini berkali-kali melepaskan umpan lambung ke dua sisi sayap. Umpan itu banyak menghasilkan peluang. Hanya saja, mereka masih kesulitan mengancam gawang tim tamu yang menumpuk banyak pemain di area pertahanan.
Namun, cederanya Luiz pada awal babak kedua membuat tuan rumah kekurangan variasi serangan. Penggantinya, Skhodran Mustafi, tidak punya keahlian dalam memberi umpan-umpan panjang.
Pemain Arsenal lain tidak mampu memberikan kreativitas yang dibutuhkan untuk memecah ”parkir bus” tim lawan. Banyak pemain belum mampu beradaptasi dengan tugas baru di formasi teranyar.
Misalnya, Ceballos. Pemain kreatif di lini tengah ini hampir tidak terlihat sepanjang laga karena dimainkan di sisi kanan saat menyerang. Hal serupa terjadi pada sang kapten Pierre-Emerick Aubameyang yang kurang menggigit karena dipindahkan dari sayap kiri ke sayap kanan.
Ini menjadi tugas berat bagi Arteta untuk memperbaiki formasi idamannya. Dia masih harus mencari pemain yang bisa memberikan kreativitas serangan. Semua terasa semakin berat karena Arsenal tidak mendaftarkan pemain paling kreatif mereka, Mesut Oezil, untuk bermain di Liga Inggris dan Liga Europa.
”Saya sangat kecewa, kami bisa menangani dengan baik di paruh pertama. Saya tidak mengerti kenapa gol (Lacazette) dianulir. Kami kesulitan menciptakan ruang karena 10 pemain mereka bertahan. Meski begitu, kami seharusnya lebih baik. Ini tidak mudah, tetapi kami akan memperbaikinya,” ucap Arteta.
Dengan hasil ini, Leicester langsung mengambil peringkat keempat klasemen sementara dengan perolehan 12 poin. Arsenal harus rela tertahan di peringkat ke-10 dengan koleksi 9 poin. (AP/REUTERS)