Berebut Pelanggan lewat Konten di Media Sosial
Pandemi membuat aktivitas pemasaran beralih ke arah digital. Persaingan merebut celah pasar secara digital dilakukan dengan berbagai strategi lewat berbagai kanal media sosial.
Pandemi membuat aktivitas pemasaran beralih ke arah digital. Persaingan merebut celah pasar secara digital dilakukan dengan bermacam strategi lewat berbagai kanal media sosial.
Kanal ini terbukti mampu meraih data kontak khalayak untuk berbagai bidang usaha dan jasa secara efektif. Formatnya diprediksi akan semakin bervariasi tahun 2021, tetapi akan kian bersaing akibat menumpuknya beragam konten.
Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Platform, seperti Facebook, Instagram, dan Tiktok, tidak hanya mengubah cara berinteraksi satu sama lain, tetapi juga termasuk pemasaran digital melalui media sosial.
Aktivitas masyarakat pascapandemi diprediksi akan banyak bergeser ke aktivitas digital. Memasuki tahun 2021, pergeseran ke arah digital akan lebih terasa karena beberapa aktivitas diprediksi akan beralih total. Salah satunya adalah peningkatan aktivitas belanja online, promosi, dan hiburan.
Media sosial telah menjadi saluran utama bagi pemasar untuk melibatkan calon pelanggan. Dipicu oleh perkembangan teknologi telepon seluler, pengguna media sosial pun ikut bertumbuh. Pengguna media sosial di seluruh dunia diperkirakan 3,2 miliar.
Data Hootsuite (We Are Social) dalam Indonesian Digital Report Januari 2020 menunjukkan, pengguna telepon seluler di Indonesia mencapai 338,2 juta. Sementara pengguna internet telah mencapai 175,4 juta penduduk atau 64 persen. Indonesia mempunyai 160 juta pengguna aktif media sosial yang 99 persen penggunanya mengakses media sosial melalui ponsel.
Firma riset aplikasi global Sensor Tower juga merilis data terbaru terkait jumlah unduhan aplikasi lewat Google Play ataupun Aps Store. Laporan kuartal ketiga tahun 2020 Store Intelligence Data Digest, Sensor Tower mencatat jumlah unduhan media sosial lewat Google Play selama kuartal ketiga di Indonesia mencapai 1,8 miliar, dipimpin oleh aplikasi, seperti Snack Video, Tiktok, dan Zoom.
Strategi pemasaran digital lewat media sosial masih merupakan strategi paling dipilih untuk mendapatkan khalayak yang tertarik pada produk atau layanan bisnis. Khalayak ini biasanya memberikan info kontak berupa nama dan alamat e-mail supaya tidak kehilangan info dan promo dari penjual.
Sepanjang tahun 2020, sebanyak 64 persen kontak orang-orang yang tertarik pada produk atau layanan bisnis pada berbagai industri dan bisnis dihasilkan melalui media sosial. Tren pada 2021 mendatang masih akan menunjukan kecenderungan yang sama.
Terlebih, aktivitas mengakses media sosial sangat tinggi setiap hari di Indonesia. Survei yang dilakukan oleh Statista pada April hingga Juni 2020 terhadap 1.701 responden berusia 17-44 tahun secara daring menunjukkan, media sosial yang diakses pengguna setiap hari selama tiga bulan terakhir paling banyak secara berurutan Facebook, Youtube, Instagram, Twitter, dan Tiktok.
Bentuk pemasaran
Akses pengguna media sosial di Indonesia tahun 2021 diprediksi masih akan tinggi. Bentuk pemasaran melalui media sosial juga kian beraneka ragam. Beberapa di antaranya yang akan meningkat adalah format video pendek, social commerce, augmented reality, pemasaran yang kian personal (personalized marketing), hadir secara langsung/live, konten-konten untuk kebaikan, pemasaran dengan metode ”sadar diri”.
Konten video pendek memiliki sifat dapat diperbaiki dengan cepat karena mudah mendapatkan umpan sosial dari khalayak media sosial. Video pendek juga mudah dibuat serta ditonton karene waktunya pendek. Konten video pendek kian diminati selama masa pandemi karena meningkatnya jumlah orang yang membuat dan mengonsumsi konten tersebut lewat telepon seluler.
Kehadiran Tiktok kian mendorong peningkatan pembuat dan penonton video pendek. Berbagai merek produk dan jasa juga menggunakan Tiktok untuk memberi khalayak media sosial gambaran sekilas di balik layar ataupun promosi produk atau jasa.
Format social commerce juga meningkat. Social commerce merupakan pemanfaatan media sosial untuk mendorong pembelian e-commerce. Media sosial sering kali menjadi tempat untuk mencari inspirasi saat berbelanja, bahkan pembeli daring kian melakukan pembelian melalui saluran media sosial. Social commerce memberi peluang kepada merek untuk memudahkan pengalaman berbelanja lewat berbagai saluran dan platform sekaligus memungkinkan konsumen untuk membeli saat tawaran produk bergulir di media sosial.
Sementara Augmented reality (AR) juga masih akan hadir. Augmented reality adalah pengalaman interaktif dari lingkungan dunia nyata, di mana obyek di dunia nyata ditingkatkan oleh informasi persepsi yang dihasilkan komputer, baik berupa visual, auditori, haptik, somatosensori, maupun penciuman.
Platform Facebook, Snapchat, dan Instagram memberikan keleluasaan bagi pengguna untuk menggunakan AR. Salah satunya Instagram Story yang dengan mudah diubah dan disempurnakan dengan filter AR yang mewah atau teknologi mengubah wajah. AR memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan produk atau merek pada tingkat yang jauh lebih dalam daripada biasanya.
Pemasaran yang lebih personal atau personalized marketing juga kian gencar dilakukan oleh berbagai merek ternama. Personalized marketing merupakan seni menggunakan data konsumen untuk menyesuaikan pemasaran sesuai dengan demografisnya.
Penggunaan media sosial dalam personalized marketing untuk menyajikan penawaran individual, iklan, saran produk, atau bahkan konten yang disesuaikan dengan demografis, preferensi konten. Merek, seperti Lexus, menggunakan data media sosial untuk menjalankan lebih dari 1.000 iklan yang berbeda dalam satu kampanye yang semuanya dipersonalisasi untuk pelanggan di Facebook.
Hadir secara langsung lewat video langsung atau live kian diminati. Platform media sosial, seperti Instagram, Facebook, Twitter, YouTube, ataupun LinkedIn, menghadirkan ruang untuk melakukan video secara langsung atau streaming. Video langsung menjadi begitu populer, baik untuk merek maupun individu, karena tingkat interaksi dan keterlibatan tinggi yang dimiliki.
Pengguna media sosial dapat terlibat dengan berinteraksi dengan orang, merek, atau produk dan jasa favorit di media sosial secara langsung. Tren video langsung melonjak tahun 2020, diprediksi akan terus bertumbuh pada tahun mendatang.
Selain itu, konten untuk kebaikan pun melonjak tajam. Meningkatnya fokus pada masalah sosial, politik, dan lingkungan di seluruh dunia sepanjang tahun 2020, seperti Black Lives Matter, perubahan iklim, Covid-19, maka ada peningkatan jumlah pihak yang mengadvokasi tujuan tersebut. Berbagai merek terkenal juga mulai membela apa yang mereka yakini di media sosial lewat berbagi konten untuk kebaikan.
Merek-merek besar, seperti Reebok, Nike, dan Netflix, secara terbuka mendukung gerakan Black Lives Matter di media sosial. Media sosial dengan cepat menjadi cara utama untuk membangun kesadaran dan berbagi konten untuk kebaikan karena memungkinkan menjangkau banyak orang lewat pesan positif.
Bentuk pemasaran lewat media sosial juga dilakukan dengan format pemasaran ”sadar diri”. Pemasaran yang sadar diri berpusat di sekitar iklan satir atau ironis yang mengolok-olok merek sendiri, merek lain, atau konsep periklanan secara umum.
Ada pula marketing nostalgia yang selama tahun 2020 terbukti dapat mendorong orang lebih bersedia membelanjakan uangnya untuk barang dan jasa yang membawa nostalgia pada masa lalu, seperti kue zaman dulu yang banyak ditawarkan di media sosial.
Persaingan
Bersaing dalam pemasaran secara digital, terlebih lewat media sosial, berarti terkoneksi dengan konsumen melalui internet serta harus bersaing dengan penjual dari seluruh dunia. Jangkauan pasar terbuka sangat luas. Pemasaran digital lewat media sosial pun tidak terbatasi ruang dan waktu.
Namun, untuk mengubah audiens di media sosial menjadi pelanggan bukan perkara mudah. Persaingan yang tinggi dan kejenuhan konten daring membuat tantangan semakin besar untuk terlihat menonjol dari kerumunan konten yang ada. Konten berkualitas menjadi syarat untuk mendatangkan lebih banyak konsumen potensial pada akun media sosial.
Selain konten, pemasar yang menggunakan hashtag alias tagar akan memiliki tingkat keterlibatan yang lebih tinggi. Penggunaan tagar bisa membantu untuk bisa tetap hadir di tengah kerumunan konten yang ada.
Pada akhirnya, media sosial tidak lagi dapat dipandang sebelah mata. Keberadaannya serta kegunaannya di tengah peralihan pemasaran ke arah digital, terlebih di tengah situasi pandemi yang telah berlangsung tahun 2020, terbukti dapat membuat berbagai bisnis bertahan. Peralihan ke arah pemasaran digital yang awalnya dipaksa sebagai new normal akan terus berlanjut menjadi new real pada tahun 2021. (LITBANG KOMPAS)