Tips Hadapi Libur Panjang dari Jubir Covid-19 Dokter Reisa
Cuti bersama terkait peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dimulai Rabu besok. Libur panjang saat pandemi Covid-19 ini berlangsung hingga Minggu depan. Agar aman dari Covid-19, inilah tips dari dokter Reisa Broto Asmoro.
Cuti bersama dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dimulai pada Rabu (28/10/2020) besok. Libur panjang di tengah pandemi Covid-19 akan berlangsung selama lima hari hingga Minggu (1/11/2020). Dokter Reisa Broto Asmoro punya tips agar masyarakat bisa menikmati libur panjang, tetapi tetap aman dari Covid-19.
Tips dari dokter yang juga juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 itu dibagikan dalam keterangan pers virtual yang disiarkan secara langsung dari akun Youtube Sekretariat Presiden, Senin (26/10/2020). Reisa mengawali pesannya dengan mengingatkan bahwa pekan ini produktivitas masyarakat dituntut lebih tinggi karena hari kerja lebih singkat.
”Mulai hari Rabu cuti bersama dalam rangka Maulid Nabi Muhammad,” tuturnya. Ini berarti dalam satu pekan, hari kerja hanya dua hari, yakni Senin dan Selasa.
Tingginya tuntutan pekerjaan membuat Reisa mewanti-wanti masyarakat untuk benar-benar menjaga kesehatan, jangan sampai imunitas turun karena kelelahan. Selain itu, penting pula untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat selama dua hari terakhir bekerja sebelum libur panjang.
Baca juga: Libur Panjang Akhir Oktober, Waspadai Potensi Penularan dan Cuaca Buruk
Puteri Indonesia Lingkungan 2010 itu pun mengingatkan bahwa cuti bersama akan membuat masyarakat lebih banyak waktu bersama keluarga. Cuti bersama juga bisa dimanfaatkan untuk menambah porsi olahraga, menekuni hobi, dan istirahat dengan waktu yang lebih banyak daripada biasanya.
Mulai hari Rabu cuti bersama dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW.
Meski pemerintah menyarankan masyarakat untuk tetap di rumah saja saat cuti bersama, tidak ada larangan bagi mereka yang tetap akan beraktivitas, termasuk berlibur. Reisa pun memberikan tips khusus kepada masyarakat yang tetap beraktivitas selama libur panjang agar tetap aman dari Covid-19.
”Bagi mereka yang sudah merencanakan dengan matang atau ada agenda penting yang tak bisa ditunda, atau staycation, perhatikan tips yang saya berikan berikut,” tuturnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga berupaya mengantisipasi penyebaran Covid-19 saat libur panjang akhir Oktober mendatang. Saat memimpin rapat terbatas mengenai hal tersebut, Presiden Jokowi mengingatkan jajarannya agar peningkatan laju penularan pandemi tidak terjadi selepas masa libur tersebut.
”Kita memiliki pengalaman kemarin libur panjang, pada satu setengah bulan yang lalu mungkin. Setelah itu terjadi kenaikan yang agak tinggi. Oleh sebab itu, ini perlu kita bicarakan agar kegiatan libur panjang dan cuti bersama ini jangan sampai berdampak pada kenaikan kasus Covid,” ujarnya, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (19/10/2020).
Belajar dari pengalaman saat libur Idul Fitri (22-25 Mei 2020) dan hari kemerdekaan RI (17-20 Agustus) lalu, terdapat kenaikan jumlah kasus harian dan kumulatif mingguan berkisar 69-93 persen dengan rentang waktu 10-14 hari. Saat libur HUT RI, kenaikan jumlah kasus harian dan kumulatif mingguan naik 58-118 persen pada pekan ketiga Agustus dengan rentang waktu 10-14 hari. Sejauh ini dinilai karena dipicu kerumunan di berbagai lokasi yang dikunjungi masyarakat selama liburan serta tidak patuhnya masyarakat terhadap protokol kesehatan.
Sehari kemudian, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito juga menyampaikan hal yang sama. Menurut dia, penekanan mobilitas penduduk selama pandemi Covid-19 berhasil menurunkan kasus dan angka kematian akibat Covid-19. Keberhasikan ini dirasa perlu ditingkatkan lagi pada semua daerah jelang libur panjang pada 28 Oktober-1 November 2020 mendatang. Bagi masyarakat yang dalam keadaan mendesak harus melakukan kegiatan di luar rumah selama periode libur panjang tersebut, wajib mematuhi protokol kesehatan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan serta hindari kerumunan.
”Keputusan untuk keluar rumah harus dipikirkan secara matang dan mempertimbangkan semua risiko yang ada,” jelasnya saat keterangan pers yang disiarkan kanal Youtube BNPB Indonesia, Selasa (20/10/2020).
”Ingat berlibur itu baik, tetapi harus tetap bertanggung jawab pada kesehatan. Lindungi diri, lindungi orang lain, lindungi negeri.”
Tips dokter Reisa
Pertama, lanjut Reisa, sebelum beraktivitas saat libur panjang, harus dipastikan semua dalam kondisi sehat.
Kedua, pilih hotel dan akomodasi yang menerapkan standar kesehatan yang tinggi.
Tips ketiga yang tak kalah penting adalah menghindari kontak fisik dengan orang lain yang tidak diketahui secara pasti kondisi kesehatannya.
”Oleh sebab itu, hindarilah bepergian ke tempat yang ramai atau berkerumun. Lalu, manfaatkanlah jasa pesan antar atau room service untuk pemesanan makanan. Bawa perlengkapan pribadi sendiri, termasuk handuk, peralatan mandi, peralatan makan, disinfektan, dan cadangan masker,” ujar Reisa.
Terakhir, dokter berusia 35 tahun itu mengingatkan agar masyarakat memilih akomodasi yang memiliki sirkulasi udara yang baik. Selain itu, semua masyarakat diminta untuk tetap menerapkan protokol kesehatan keluarga di mana pun berada.
”Ingat, berlibur itu baik, tetapi harus tetap bertanggung jawab pada kesehatan. Lindungi diri, lindungi orang lain, lindungi negeri,” tuturnya.
Kesehatan diri bisa membantu dokter
Reisa tak bosan-bosan mengingatkan masyarakat untuk tetap mengikuti protokol kesehatan yang ketat. Peringatan itu disampaikan karena langkah 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, merupakan cara efektif untuk mencegah penularan Covid-19.
”Bersama dokter dan tenaga medis, kita putus penularan Covid-19.”
Tak hanya menyelamatkan diri sendiri, menerapkan 3M dalam keseharian juga berarti menyelamatkan orang-orang di sekeliling. Menerapkan 3M juga berarti membantu dokter dan petugas medis yang selama ini berjibaku di garda terdepan penanganan pasien Covid-19. Membantu memberikan waktu dan ruang gerak bagi para dokter dan tenaga medis agar lebih konsentrasi menyembuhkan kasus aktif atau pasien Covid-19.
Baca juga: Pemerintah Antisipasi Libur Panjang agar Tak Buka Peluang Penularan
”Bersama dokter dan tenaga medis, kita putus penularan Covid-19,” tutur Reisa.
Tingkat kesembuhan atau recovery rate pasien Covid-19 yang terus meningkat diharapkan tak membuat masyarakat lalai menerapkan protokol kesehatan. Sebab, meski pada pekan ini tingkat kesembuhan naik dari 78,85 persen menjadi 80,51 persen, kasus aktif masih relatif tinggi. Satgas Penanganan Covid-19 mencatat, hingga Senin kemarin, jumlah kasus aktif mencapai 61.851 pasien. Idealnya, tingkat kesembuhan harus terus meningkat, sementara kasus baru dan kasus aktif semestinya terus menurun.
Maka, jangan pernah lupa 3M, mengenakan masker, mencuci tangan, dan menghindari keramaian atau kerumunan.