Kasus Belum Turun, Pembatasan Berskala Mikro di Purwakarta Diperpanjang
›
Kasus Belum Turun, Pembatasan ...
Iklan
Kasus Belum Turun, Pembatasan Berskala Mikro di Purwakarta Diperpanjang
Masih tingginya kasus positif Covid-19 di beberapa daerah Purwakarta, Jabar, membuat pemda memperpanjang masa pembatasan sosial berskala mikro. Mayoritas pasien yang dirawat adalah kaum muda dan tak menunjukkan gejala.
Oleh
MELATI MEWANGI
·2 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS — Pembatasan sosial berskala mikro di Purwakarta, Jawa Barat, diperpanjang karena kasus positif Covid-19 tercatat masih tinggi. Mayoritas pasien yang dirawat adalah kaum muda dan tidak menunjukkan gejala.
Sekretaris Daerah Kabupaten Purwakarta Iyus Permana, Selasa (27/10/2020), menyampaikan, berdasarkan hasil evaluasi, pihaknya memutuskan memperpanjang pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) di beberapa kawasan yang memiliki kasus positif Covid-19 tinggi. Kawasan itu adalah tiga kelurahan di Kecamatan Purwakarta, satu kelurahan di Kecamatan Babakancikao, dan dua kelurahan di Kecamatan Bungursari.
”Perpanjangan ini karena jumlah kasus tidak menurun. Pasien didominasi kaum muda dan tanpa gejala,” ucap Iyus.
Hingga Selasa pukul 16.00, total ada 519 orang terkonfirmasi Covid-19. Sebanyak 108 orang masih dirawat, 385 orang sembuh, dan 26 orang meninggal. Jika dirinci setiap kecamatan, saat ini terdapat 60 orang dirawat asal Kecamatan Purwakarta, Bungursari (15), dan Kecamatan Babakancikao (8).
Aktivitas yang dibatasi selama PSBM masih sama dengan sebelumnya, yakni pembatasan jam operasional minimarket, supermarket, atau sejenisnya yang hanya boleh buka sejak pukul 09.00 hingga pukul 20.00. Restoran atau kafe hanya boleh menerima pengunjung sampai pukul 19.00. Di atas jam tersebut, mereka hanya boleh melayani pemesanan dibawa pulang.
Sebelumnya sempat dilakukan penutupan ruas jalan mulai dari perempatan Suryo hingga Taman Pembaharuan sejak pukul 21.00 hingga 23.00. Namun, kini hal itu tidak dilakukan lagi. Fokus utamanya mengawasi toko dan kafe.
Periode 12 Oktober-26 Oktober 2020, Kecamatan Purwakarta telah menerapkan PSBM di semua kelurahan. Kecamatan ini adalah daerah pusat kota yang terdapat banyak restoran cepat saji, supermarket, minimarket, dan kafe. Biasanya denyut keramaian di sekitar kian ramai menjelang sore hingga malam hari. Iyus mengatakan, langkah itu cukup efektif karena bisa menekan lonjakan selama dua minggu yang nihil kasus.
Akan tetapi, kondisi saat ini berbeda. Hal ini disebabkan mobilitas warga kian tinggi, ditambah dengan semakin banyak pasien tanpa gejala bermunculan. Mereka beraktivitas seperti biasa tanpa menyadari bahwa dirinya berpotensi menularkan ke orang lain.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Purwakarta Deni Darmawan menambahkan, wilayah yang menerapkan PSBM berisiko tinggi karena masuk zona industri. Banyak pekerja lintas daerah dari luar Purwakarta yang setiap hari melakukan perjalanan pulang-pergi. Kemunculan dari kluster industri biasanya diikuti dengan penularan di keluarga.
Fenomena lonjakan pasien tanpa gejala muncul sejak September 2020. Mereka berasal dari pelaku perjalanan dan karyawan yang bekerja lintas wilayah (Karawang, Bekasi, dan Jakarta). Pihaknya telah mengantisipasi penambahan pasien tanpa gejala dengan memperbanyak ruang isolasi menjadi 44 tempat tidur dari sebelumnya hanya 16 unit.