”Pahlawan Tak Dikenal” dalam Demokrasi AS, Kaum Muda Kian Terlibat
Lebih dari 500.000 orang mendaftar untuk menjadi sukarelawan di TPS untuk pertama kalinya. Mayoritas mereka adalah kaum muda.
WASHINGTON DC, SELASA — Warga Amerika Serikat menyambut Pemilu 2020 dengan antusiasme tinggi. Selain berbondong-bondong memberikan suara, banyak pula kaum muda menjadi sukarelawan untuk membantu proses pemungutan suara.
Hingga Selasa (27/10/2020) pagi WIB, ElectProject.Org mencatat 64,3 juta pemilih telah menggunakan hak lewat pemungutan suara dini. ElectProject didirikan pengajar ilmu politik pada University of Florida, Michael McDonald, untuk memantau surat suara yang masuk.
Para sukarelawan muda memiliki motivasi beragam dan menjadi ”pahlawan tak dikenal” dalam demokrasi AS. Ella Mitchell dari Minneapolis memutuskan untuk menjadi sukarelawan karena jenuh dengan perkubuan menjelang pemilu.
Alih-alih menjadi sukarelawan bagi salah satu peserta pemilu dan bisa memperuncing perkubuan, Mitchell justru memilih menjadi sukarelawan di tempat pemungutan suara (TPS). Sebelum bertugas, ia mengikuti pelatihan untuk memahami proses pemungutan suara.
”Banyak penjelasan tentang proses pemungutan suara, hal yang boleh dan dilarang ditanyakan atau disampaikan kepada pemilih. Ada juga soal proses penghitungan. Saya sampai berpikir, apakah bisa mengingat semua penjelasan itu,” ujarnya.
”Saya tidak mau terbangun pada 4 November dan menyesal karena tidak melakukan apa-apa,” kata Kathryn Jankowski (29), warga Pennsylvania yang menjadi sukarelawan TPS di Bucks County, kepada Time.
Baca juga: Gairah Politik Pemilih Muda Meningkat
Ia memutuskan menjadi sukarelawan karena dua hal. Pertama, terkejut dengan hasil Pemilu 2016. Kedua, melihat kebingungan pemilih dan petugas TPS di pemilu mula beberapa bulan lalu. Pemilu mula adalah proses seleksi para calon dari internal partai yang akan ikut dalam pemilu utama.
Selain presiden, pemilu mula menyeleksi para calon pejabat daerah dan anggota parlemen. Bentuk pemilu mula bisa kaukus atau pemungutan suara. Adapun pemilu utama adalah proses memilih calon dari partai berbeda. Pemilu utama 2020 dimulai sejak awal Oktober dan berakhir pada 3 November 2020.
Petugas TPS, sebagian besar warga berusia lanjut, kebingungan dengan teknologi baru untuk pemungutan suara. Penerapan teknologi menjadi alasan banyak pihak untuk melibatkan semakin banyak orang muda yang lebih mudah beradaptasi dengan teknologi.
Power The Polls mencatat lebih dari 500.000 orang mendaftar menjadi sukarelawan TPS untuk pertama kalinya. Lebih dari 250.000 orang di antaranya berusia tidak sampai 40 tahun.
Fakta itu menggembirakan karena sepanjang proses pemungutan suara mula, Komisi Bantuan Pemilu (EAC) mencatat 70 persen TPS kekurangan orang. Kekurangan terjadi karena para manula kesulitan menjadi sukarelawan di tengah pandemi.
”Sukarelawan TPS adalah pahlawan tidak dikenal bagi demokrasi kita. Ini kesempatan jadi wajah layanan konsumen bagi demokrasi,” kata Ketua EAC Ben Hovland kepada Time.
Peran
Pelibatan orang muda berarti menghadirkan wajah akrab bagi pemilu muda dan mula. Para pemilih mula dan muda bisa merasa terhubung dengan proses demokrasi. ”Ini tugas yang harus dilakukan, membantu masyarakat,” kata mahasiswa yang baru pertama kali menjadi sukarelawan TPS, Charles Conner.
Baca juga: Antusiasme untuk Gunakan Hak Pilih Meningkat, Warga AS Rela Ante Panjang
Tugas sukarelawan TPS bisa bermacam-macam. Power the Polls pernah merekrut sukarelawan untuk membagikan pizza kepada pemilih yang mengantre memberi suara. Kini, organisasi nirlaba itu merekrut sukarelawan untuk menawarkan aneka bantuan kepada pemilih yang harus antre berjam-jam di TPS.
Adapun Kapten (Purn) Dan Berschinski (36) akan bertugas menjadi pemeriksa tanda pengenal para pemilih yang datang ke TPS pada 3 November 2020 atau hari puncak pemungutan suara. Pria yang kehilangan sebagian kakinya kala bertugas di Afghanistan itu menyebut tugasnya pada pemilu sebagai bentuk lain bakti kepada negara.
”Kami kekurangan orang dan yang biasa melakukan tugas ini tergolong berisiko,” ujarnya.
Ia menyinggung fakta banyak sukarelawan TPS sudah berusia lanjut. Di tengah pandemi Covid-19, orang-orang berusia lanjut sangat berisiko tertular. Apalagi, TPS akan didatangi banyak orang. ”Saya masih muda. Saya sangat sehat,” ujar mantan komandan peleton itu.
Ia dan hampir 1.000 pensiunan angkatan darat AS direkrut Human Rights First lewat proyek ”Veterans for American Ideals”. Proyek itu untuk memberdayakan para pensiunan tentara AS dalam proses Pemilu 2020.
Semangat memilih
Selain menjadi sukarelawan TPS, antusiasme warga juga ditunjukkan lewat 64,7 juta surat suara yang sudah diterima panitia pemungutan suara (PPS) sampai Selasa (27/10/2020) siang. Data itu dicatat ElectProject yang didirikan pengajar ilmu politik pada University of Florida, Michael McDonald, untuk memantau surat suara yang masuk.
Baca juga: Rantai Suksesi AS Aman
Dari seluruh surat suara yang masuk, 20,9 juta dicoblos pemilih di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS). Sisanya dicoblos di rumah, lalu dikirim ke PPS. Texas menjadi negara bagian dengan jumlah surat suara terbesar pada pemilu dini hingga saat ini.
Antusiasme bukan hanya dari warga, para calon tentu saja lebih bersemangat. Calon presiden AS, Donald Trump dan Joe Biden, sama-sama berkampanye di Pennsylvania pada Senin. Pennsylvania salah satu negara bagian yang belum jelas akan dimenangi Biden atau Trump.
Di Allentown, ribuan orang tanpa masker berdesakan di kampanye Trump. Sementara pendukung Biden hanya beberapa puluh orang di Chester. Berbeda dari kampanye Trump, kampanye Biden dihadiri orang-orang yang memakai masker dan menjaga jarak. Trump sudah beberapa kali kampanye di Pennsylvania. Di sana, peluang keterpilihannya sedikit di bawah Biden.
Biden lebih percaya diri di Pennsylvania karena lahir di sana. Ia juga yakin bisa menang di sejumlah negara bagian lain yang juga masih mengambang. ”Saya yakin akan menang di Michigan. Saya kira kita akan menang di Wisconsin. Saya rasa kita akan menmang di Minnesota,” ujarnya.
Sementara di Ohio, Carolina Utara, dan Georgia, akan ada pertarungan sengit. Di semua negara bagian yang disebut Biden, sejumlah jajak pendapat belum bisa menunjukkan siapa yang akan menang di sana.
McDonald dari University of Florida mengatakan, banyak pemilih sudah menentukan pilihan. Hal itu diindikasikan lewat puluhan juta surat suara yang sudah masuk ke PPS. ”Orang memilih kalau sudah mantap pilihannya,” katanya. Meskipun demikian, para calon terus berkampanye.
Baca juga: Trump Menang, China Senang
Wakil Trump, Mike Pence, berkampanye di Minnesota. Awalnya, ia mengenakan masker. Di panggung kampanye, ia melepas masker dan mulai berbicara serta berinteraksi dengan hadirin yang mayoritas tidak memakai masker dan berdiri berdesakan. Pence dinyatakan negatif Covid-19 walau beberapa staf terdekatnya terus terinfeksi.
Sementara itu, wakil Biden, Kamala Harris, akan berkampanye di Texas. Sejak 1976, belum pernah ada capres Demokrat memenangi Texas. (AP/REUTERS/RAZ)