Sruti Respati Suka Film Horor

Pesinden Sruti Respati punya pengalaman menarik saat bermain dalam film horor. Saat adegan menembang, sosoknya tak muncul di kamera, padahal posisi kamera sudah ”on”. Dia sampai merinding saat adegan tersebut.

ARSIP PRIBADI

Sruti Respati

Pesinden Sruti Respati mendapat pengalaman menarik saat terlibat dalam pembuatan film horor berjudul Denting Kematian karya sutradara Rudi Soedjarwo. Bagi dia, perbedaan batasan dimensi dan substansi merupakan realitas normal yang berdampingan dan selalu berinteraksi.

”Ini pengalaman pertama saya bermain film layar lebar. Film horor bagi saya memberi sensasi berbeda bahwa sudut kejiwaan kita dalam memandang sisi metafisika erat terkait dengan akar budaya masyarakatnya,” tutur Sruti, saat dihubungi, Senin (19/10/2020).

Dalam film itu, dia berperan sebagai Bu Ajeng, guru tembang (lagu) dan tari, serta memiliki sanggar. Garis besar ceritanya, imbuh Sruti, Denting Kematian berkisah tentang kehidupan sehari-hari anak-anak muda dalam berbagai aktivitasnya, termasuk di sanggar Bu Ajeng. Kisah menjadi mencekam tatkala ada kematian demi kematian di sekitarnya.

”Ada satu momen, saat saya nembang di pendopo.  Saya nembang sendiri, tidak ada suara apa pun. Semua kru diam. Sunyi banget. Saya nembang sambil merinding. Dan, enggak bisa berhenti di tengah adegan. Kata Mas Rudi, di kamera gelap, gambar saya tidak ada, padahal kamera on dan suara masuk,” kenangnya.

Bagi Sruti, momen itu justru memperkaya pengalaman batinnya. Ada sensasi unik dan mendalam yang menarik perhatiannya. ”Saya suka film horor. Selain tema cinta, humor, olahraga, dokumenter, horor masih jadi salah sati tema favorit penikmat film. Perfilman kita berkembang positif,” lanjut Sruti.

Denting Kematian bisa disaksikan mulai 30 Oktober. (FRO)