Banjir di Kebumen Mulai Surut, Puluhan Warga Masih Mengungsi
›
Banjir di Kebumen Mulai Surut,...
Iklan
Banjir di Kebumen Mulai Surut, Puluhan Warga Masih Mengungsi
Banjir di Kebumen, Jawa Tengah, mulai surut. Namun, masih ada puluhan orang yang mengungsi karena ketinggian air masih mencapai 1 meter. Banjir susulan diwaspadai.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
KEBUMEN, KOMPAS — Banjir di Kebumen mulai surut dibandingkan dua hari lalu, dari ketinggian air 1,6 meter menjadi sekitar 1 meter. Puluhan warga di Kecamatan Puring masih mengungsi karena rumah mereka belum bisa ditempati. Pemenuhan kebutuhan pokok bagi pengungsi menjadi perhatian pemerintah daerah. Banjir susulan juga diwaspadai mengingat potensi hujan masih tinggi.
”Banjir di beberapa titik masih ada yang setinggi 1 meter. Pengungsi yang bertahan di pengungsian ada 30 sampai 50 orang,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen Teguh Kristiyanto saat dihubungi dari Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (28/10/2020) siang.
Teguh menyampaikan, banjir terjadi akibat jebolnya tanggul Sungai Telomoyo. Akibatnya, sebanyak 493 orang di Dukuh Tunggalsari dan 217 orang di Dukuh Cangkringdahar, Desa Madurejo, Kecamatan Puring, kebanjiran.
Air juga mengganggu aktivitas 1.224 orang di Dukuh Banarsari dan Dukuh Krangpencil, Desa Sidobunder, Kecamatan Puring. ”Dapur umum sudah didirikan untuk menyiapkan nasi bungkus untuk para pengungsi,” ucap Teguh.
Untuk mencegah penyebaran Covid-19 di pengungsian, lanjut Teguh, sebanyak 100 masker dibagikan kepada pengungsi. Pengungsi pun terus diingatkan untuk memakai masker. ”Sekarang cuaca panas. Kalau hujan lagi, air berpotensi naik lagi,” ujarnya.
Koordinator Penanganan Tanggul BPBD Kebumen Sukirman mengatakan, proses perbaikan tanggul bergantung pada kondisi cuaca dan ketinggian air sungai. Saat ini, proses yang sedang berlangsung adalah mengisi 3.000 karung dengan pasir dan tanah. ”Jika air naik lagi dan tanggul yang dibangun belum selesai, bisa jebol lagi terbawa arus,” ucapnya.
Jika air naik lagi dan tanggul yang dibangun belum selesai, bisa jebol lagi terbawa arus.
Selain menyiapkan karung berisi tanah dan pasir, tim juga menyiapkan bronjong kawat, 15 batang pohon kelapa, dan 200 batang pohon bambu untuk pancang pembuatan tanggul darurat. ”Panjang tanggulnya 45 meter, lebar atas 5 meter, dan tingginya 5 meter,” papar Sukirman.
Seperti diberitakan Kompas.id (26/10/2020), banjir di Desa Madureja, Kecamatan Puring, terjadi akibat tanggul Sungai Telomoyo jebol sepanjang 45 meter dan air merendam rumah warga hingga ketinggian 1 meter. Akibatnya, sebanyak 995 warga mengungsi ke SD Madureja. Sementara itu, di Desa Sidobunder, ketinggian banjir mencapai 1 meter, menyebabkan 300 keluarga mengungsi.
Bupati Kebumen Yazid Mahfudz menyampaikan, pihaknya akan segera memperbaiki tanggul yang jebol tersebut sehingga masyarakat bisa kembali ke rumah masing-masing dan beraktivitas seperti semula. Yazid juga meminta warga tetap waspada mengingat saat ini curah hujan tinggi masih bisa terjadi di wilayah Kabupaten Kebumen.
Di Kecamatan Prembun, banjir akibat meluapnya Sungai Lesung pada Senin lalu juga merendam tiga desa, yaitu Pesuningan, Merden, dan Kedungbulus. Air masuk ke permukiman warga dengan ketinggian 30-50 sentimeter. Aliran Sungai Karanganyar di Kecamatan Karanganyar juga meluap.
Akibatnya, lima desa terendam, yaitu Candi, Karanganyar, Panjatan, Jatiluhur, dan Plarangan. Sementara meluapnya aliran Sungai Kemit di Kecamatan Karanganyar dan Adimulyo merendam Desa Grenggeng, Panjangsari, dan Adimulyo dengan ketinggian genangan 30-50 sentimeter.
Desa Kalibeji dan Sidoharu di Kecamatan Sempor juga terendam banjir akibat luapan Sungai Jatinegara dengan tinggi genangan 30-50 sentimeter. Adapun tanah longsor menimpa rumah warga dan jalan desa di wilayah Kecamatan Padureso, Alian, Pejagoan, Karanggayam, Sruweng, Rowokele, dan Sempor.