Joan Mir di ambang gelar juara MotoGP dengan sisa tiga balapan. Dia tidak terlalu mengkhawatirkan tekanan dari lawan-lawannya yang memiliki selisih poin ketat. Satu lawan yang paling dia takuti adalah virus korona baru.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
ANDORRA, SELASA – Joan Mir langsung menuju Andorra setelah finis ketiga pada balapan kedua di Aragon, Spanyol, akhir pekan lalu. Pemuncak klasemen sementara MotoGP itu menjauh dari keramaian, membatasi kontak dengan orang lain, supaya langkahnya memburu gelar juara tidak disabotase oleh virus korona baru. Serangan virus penyebab Covid-19 itulah yang paling ditakuti oleh Mir dan para pebalap lainnya yang berpeluang menjadi kampiun MotoGP musim 2020.
Jika terpapar virus korona baru, pebalap harus menjalani isolasi 10 hari. Itu akan membuat mereka absen dalam dua seri yang berlangsung beruntun. Setelah seri Teruel di Motorland Aragon, akhir pekan lalu, dua balapan beruntun akan berlangsung di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, pada 8 dan 15 November. Dua seri ini bisa menjadi penentu gelar juara, mengingat selisih poin yang sangat ketat di papan atas.
Mir kini memuncaki klasemen dengan 137 poin. Ia hanya unggul 14 poin dari Fabio Quartararo, 19 poin dari Maverick Vinales, dan 25 poin dari Franco Morbidelli yang pekan lalu finis terdepan. Dengan sisa tiga balapan, ada 75 poin maksimal yang masih diperebutkan.
Kondisi ini membuka peluang pebalap lain di belakang mereka untuk meraih gelar juara, termasuk rekan setim Mir di Suzuki Ecstar, Alex Rins yang kini di posisi keenam dengan selisih 32 poin. Penghuni posisi lima, pebalap Ducati Andrea Dovizioso yang terpaut 28 poin dari Mir, secara matematis juga masih bisa juara.
Namun, persaingan ketat ini tidak terlalu mengkhawatirkan Mir. Dia optimistis bisa bersaing dan menjaga konsistensi performa untuk menjaga keunggulan poin hingga seri penutup di Portimao, Portugal, pada 22 November. Satu-satunya lawan yang membuat dia khawatir adalah Covid-19. Saat ini, sudah ada empat pebalap di semua kelas yang terdampak Covid-19, termasuk Valentino Rossi yang positif dan harus absen dari dua balapan di Aragon.
“Inilah satu-satunya yang membuat saya khawatir. Ini rumit dengan semua situasi saat ini. Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan. Yang pasti, saya akan tinggal di rumah. Ini sesuatu yang hanya bisa sedikit kita kendalikan. Namun, akan ada saat-saat kita harus keluar rumah. Tidak peduli seberapa banyak antisipasi yang diterapkan, tetap ada resiko untuk semua orang,” ujar Mir dikutip media Spanyol Marca, Selasa (27/10/2020).
Menurutnya, pencegahan menjadi hal yang penting. "Saya akan berusaha menjalankan pencegahan sebaik mungkin. Semua pebalap harus melakukan itu, termasuk mereka yang bersaing meraih gelar juara. tidak ada makan di restoran, berjalan-jalan di pusat perbelanjaan. Ini bukan waktunya untuk hal-hal seperti itu,” tegas pebalap berusia 23 tahun itu.
Jika pebalap terpapar virus korona baru, dalam kejuaraan MotoGP, mereka dianggap seperti cedera. Mereka harus menjalani penyembuhan dan baru bisa kembali jika sudah sehat. Kondisi inilah yang membuat para pebalap khawatir karena poin nol akan merusak peluang menjadi juara dunia.
Sejumlah pebalap menerapkan protokol kesehatan yang ketat, seperti menggunakan mobil pribadi dibandingkan pesawat untuk perjalanan antarkota yang tidak terlalu jauh.
Efek psikologis dari ancaman Covid-19 ini dirasakan oleh para pebalap, termasuk andalan tim Petronas SRT Yamaha, Fabio Quartararo, yang kini berada di posisi dua klasemen. “Sulit bagi saya untuk tidur sehari sebelum saya dites,” ujar Quartararo.
Untuk mencegah terpapar virus penyebab pandemi itu, sejumlah pebalap menerapkan protokol kesehatan yang ketat, seperti menggunakan mobil pribadi dibandingkan pesawat untuk perjalanan antarkota yang tidak terlalu jauh. Mereka juga rutin melakukan tes usap bagi orang-orang terdekat yang tinggal serumah.
Serangan virus korona baru yang belum sepenuhnya bisa dikendalikan itu juga sempat mengancam balapan di Valencia. Peningkatan kasus positif Covid-19 di Spanyol membuat balapan di Ricardo Tormo akan berlangsung tanpa penonton. Selai itu, diterapkan jam malam mulai dari pukul 23.00-06.00 dengan toleransi satu jam di setiap wilayah di Spanyol.
“Saat ini, tidak ada yang berubah. Peringatan dari pemerintah di Spanyol, pada dasarnya, tidak memengaruhi situasi kami,” ujar CEO Dorna Sports Carmelo Ezpeleta.
“Kami bekerja selama balapan. Jika ada larangan aktivitas setelah pukul 22.00 hingga pagi, itu tidak mempengaruhi kami. Pada saat ini, kami bisa terus lanjut (bekerja,” tegas Ezpeleta.
Ezpeleta juga optimistis tidak akan ada larangan perjalanan lintas wilayah yang bisa menghambat mobilitas para pebalap dan personel tim. MotoGP juga sudah membuktikan sistem tes, pemantauan, dan pengendalian Covid-19, berjalan efektif. Setiap kasus bisa diketahui lebih awal sehingga bisa segera diisolasi supaya tidak menyebar.
“Melalui tes yang kami jalankan, kami bisa mengendalikan semuanya dan mengetahui seperti apa situasinya. Pada dasarnya, saat ini kami tidak melihat satu pun masalah ke depan. Tetapi, saya ulangi, kami berhubungan dekat dengan pihak-pihak berwenang di setiap tempat (balapan). Tempat tersisa adalah Valencia dan Portimao. Saat ini, kami tidak menerima peringatan apa pun,” pungkas Ezpeleta dikutip Crash.