Dengan batalnya Turnamen Toulon 2020, Perancis karena pandemi Covid-19, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia harus mengatur ulang program timnas U-19. PSSI berencana mencari negara lain agar pembinaan tidak terputus.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Persiapan tim nasional sepak bola U-19 Indonesia menghadapi Piala Dunia U-20 2021 kembali mendapat tantangan akibat dibatalkannya turnamen Toulon, Perancis, awal 2021 mendatang. PSSI mencari tempat latihan pengganti agar persiapan tim tidak terputus.
”Setelah Perancis batal, kami berencana mencari negara lain untuk pemusatan latihan. Bisa ke Jepang, Belanda, atau negara lainnya. Kami harus menunggu (masukan) pelatih Shin Tae-yong lebih dahulu. Intinya, program persiapan timnas U-19 ke Piala Asia dan Piala Dunia tidak boleh terganggu,” ujar Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dalam diskusi "Piala Dunia U-20 2021, Panggung Anak Muda Indonesia" yang digelar BaBe secara daring, Selasa (27/10/2020).
Tim ”Garuda Muda” awalnya diagendakan akan menjalani pemusatan latihan di Perancis pada 21 Desember 2020 hingga 23 Januari 2021. Di sana, mereka akan tampil di turnamen Toulon sebagai pemantapan menjelang Piala Asia U-19 yang digelar di Uzbekistan mulai 22 Februari 2021.
Sebelumnya, mereka juga telah menjalani pemusatan latihan di Krosia, yaitu sejak 30 Agustus hingga akhir Oktober ini. Semua itu merupakan bagian dari persiapan tampil di Piala Dunia U-20 2021 yang akan digelar di Indonesia pada Mei-Juni mendatang.
Namun, beberapa hari lalu, panitia turnamen Toulon menyampaikan bahwa kejuaraan tahunan itu dibatalkan karena terus merebaknya wabah Covid-19 di Perancis. PSSI lantas membatalkan rencana pemusatan latihan tim di sana.
Liga 1 Indonesia
Pembatalan turnamen itu membuat persiapan timnas U-19 terancam terganggu. Di sisi lain, kompetisi Liga 1 dan Liga 2 belum mendapatkan izin dari kepolisian untuk diselenggarakan. Padahal, kedua liga itu penting sebagai wadah para pemain ”Garuda Muda” menjaga performanya sekaligus mengasah diri seusai kembali dari Kroasia.
Dengan mengikuti Liga 1 ataupun Liga 2, para pemain bisa tetap berlatih intensif dan menjalani pertandingan ketat. Selain itu, pelatih timnas, Shin Tae-yong, juga bisa memantau pemain lainnya dari Liga 1 dan Liga 2 yang berpotensi masuk skuad timnas. Skuad timnas yang ada sekarang belum final atau masih berpotensi terjadi promosi-degradasi pemain.
Diakui mantan penyerang timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, kompetisi sangat penting untuk mengasah kemampuan pemain muda.
”Tak hanya bakat, jam terbang atau menit bermain juga sangat penting untuk pesepak bola, terutama bagi pemain muda. Jam terbang itu hanya bisa dipenuhi dalam kompetisi, bukan pemusatan latihan atau laga-laga uji coba,” ujar Kurniawan yang kini menjadi pelatih Sabah FA di Malaysia.
Batu loncatan pemain
Di sisi lain, ungkapnya, Piala Dunia U-20 bisa menjadi batu loncatan pemain Indonesia yang bermimpi berkiprah ke level lebih tinggi, antara lain di kompetisi Eropa. ”Jadi, kehadiran Piala Dunia U-20 ini harus betul-betul dioptimalkan untuk para pemain Indonesia,” katanya.
Terkait hal itu, Iriawan lagi-lagi mengungkapkan harapannya agar izin keramaian Liga 1 dan Liga 2 bisa segera keluar. Liga nasional itu dijadwalkan kembali bergulir pada 1 November mendatang.
”Kompetisi sangat penting untuk melanjutkan pembinaan pemain selama sebulan ke depan. Kehadiran kompetisi ini untuk memenuhi target prestasi di Piala Dunia U-20 nantinya ” ujar Iriawan mengenai target timnas U-19 Indonesia lolos dari penyisihan grup di Piala Dunia U-20 2021.
Tak hanya bakat, jam terbang atau menit bermain juga sangat penting untuk pesepak bola, terutama bagi pemain muda. Jam terbang itu hanya bisa dipenuhi dalam kompetisi, bukan pemusatan latihan atau laga-laga uji coba.(Kurniawan Dwi Yulianto)
PSSI, bersama PT Liga Indonesia Baru, telah melakukan berbagai persiapan untuk menggulirkan kembali Liga 1 dan Liga 2 yang telah terhenti sejak Maret lalu. Mereka sebelumnya telah meratifikasi protokol kesehatan dari pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Kementerian Pemuda dan Olahraga, hingga FIFA.
Bahkan, PSSI sudah mendapatkan lampu hijau dari Satgas Penanganan Covid-19 maupun Kemenpora untuk menjalankan lagi Liga 1 dan Liga 2 dengan adanya penandatanganan nota kesepahaman (MOU) beberapa waktu lalu. Dalam aturannya, PSSI menjamin semua klub akan mematuhi semua aturan kesehatan yang diperintahkan.
PSSI juga menjamin laga-laga Liga 1 dan Liga 2 tidak akan dihadiri penonton selama masa pandemi ini. "Kami sangat berharap kompetisi Liga 1 dan Liga 2 bisa berjalan lagi dengan segala alternatif yang telah kami berikan mulai dari November, Desember, ataupun Januari. Kompetisi sangat penting untuk melanjutkan pembinaan pemain selama sebulan ke depan," tutur Iriawan.
Menpora Zainudin Amali menuturkan, pihaknya siap mendukung PSSI mencapai target optimal di Piala Dunia U-20, termasuk menggelar Liga 1 dan Liga 2 sebagai bagian persiapan tersebut. Namun, posisi Kemenpora hanya sebatas memfasilitas atau menjembatani PSSI dan pihak terkait.
Kemenpora tidak bisa masuk lebih dalam karena berisiko menjadi intervensi pemerintah terhadap PSSI. "Ada federasi internasional yang tidak ingin pemerintah terlalu mengurusi (intervensi) federasi di negaranya terlalu dalam. Maka itu, semuanya balik lagi ke kewenangan cabor," tuturnya.
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengutarakan, pihaknya siap membantu PSSI untuk menggelar Liga 1 dan Liga 2. Akan tetapi, sejauh ini belum ada permintaan khusus dari PSSI untuk melakukan itu. "Tapi, pada akhirnya, kami tidak bisa berjanji lebih banyak. Kami juga harus menghormati kepolisian yang lebih memahami kondisi lapangan," pungkasnya.