Kasus Covid-19 Meningkat, Asmat Terkendala Alat PCR
›
Kasus Covid-19 Meningkat,...
Iklan
Kasus Covid-19 Meningkat, Asmat Terkendala Alat PCR
Kasus Covid-19 di Kabupaten Asmat yang minim tenaga kesehatan dan fasilitas terus meningkat. Upaya penanganan Covid-19 pun belum didukung alat pemeriksaan PCR.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kabupaten Asmat, Papua, belum memiliki alat pemeriksaan sampel usap berbasis reaksi berantai polimerase (PCR) di tengah meningkatnya kasus Covid-19 di daerah itu. Tenaga kesehatan harus mengirim sampel usap ke Jayapura, ibu kota Provinsi Papua.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat Richard Mirino, saat dihubungi dari Jayapura, Jumat (30/10/2020), mengatakan, pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agats harus mengirimkan sampel usap warga yang diduga memiliki gejala Covid-19 atau kontak dengan warga yang terpapar ke Jayapura. Hal ini disebabkan belum adanya alat tes PCR di Asmat.
Jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Asmat sebanyak 20 orang, dengan rincian 15 orang masih dalam perawatan dan lima orang telah sembuh. Semua kasus ini berasal dari Distrik Agats, ibu kota Asmat. Dari hasil penelusuran dengan tes cepat Covid-19, total 50 warga diduga suspek Covid-19.
Adapun gejala yang dirasakan penderita adalah hilangnya kemampuan indera penciuman, demam, dan flu. Saat ini mereka yang masih terpapar Covid-19 menjalani perawatan di gedung baru RSUD Agats.
”Kami harus menanti hasil pemeriksaan sampel usap dari laboratorium milik Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua di Jayapura selama tujuh hingga sembilan hari,” ungkap Richard.
Ia menuturkan, pengumuman hasil tes PCR yang memakan waktu lama akan berdampak pada upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di Agats hingga ke daerah pedalaman. Upaya penelusuran orang yang kontak dengan pasien yang diduga terpapar Covid-19 pun tidak dapat berjalan optimal.
Ia mengungkapkan, kemungkinan kasus Covid-19 di Asmat akan terus meningkat. Hal ini dipicu sejumlah faktor, seperti minimnya fasilitas kesehatan, minimnya tenaga medis dan perawat, kondisi geografis yang sulit, serta rendahnya kesadaran warga untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat, dokter hanya ada di 13 puskesmas dari total 17 puskesmas. Sementara di Asmat baru tersedia 25 tenaga dokter dan tidak memiliki dokter spesialis paru.
”Kami akan menyurati Kementerian Kesehatan untuk meminta bantuan pengadaan mobil PCR untuk pemeriksaan sampel usap agar kami tidak perlu menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari Jayapura,” ujar Richard.
Secara terpisah, Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Papua Antonius Oktavian memaparkan, pihaknya hanya mampu memeriksa 300-350 sampel usap per hari. Sementara jumlah sampel yang masuk ke Laboratorium Litbangkes Papua bisa 600 sampel usap per hari.
Litbangkes Papua tidak hanya menerima sampel usap dari Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, tetapi juga dari sejumlah kabupaten, seperti Keerom, Sarmi, Biak Numfor, Nabire, Supiori, Yalimo, Tolikara, dan Pegunungan Bintang. Sementara jumlah tenaga di laboratorium Litbangkes Papua hanya 12 orang.