Sebagian warga asyik di rumah saja ketimbang bepergian atau berlibur selama liburan panjang supaya terhindar dari risiko paparan virus korna jenis baru.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebagian warga Jakarta dan sekitarnya memilih tidak bepergian atau berwisata saat liburan panjang karena situasi pandemi Covid-19. Sebagai gantinya mereka menghabiskan waktu di rumah dengan orang dekat dan kenalan. Ada yang makan bersama, menonton serial, dan mengembangkan laman untuk jualan daring.
Salah satu kekhawatiran warga terjadi ketika Pemkab Bogor menggelar tes cepat di kawasan Puncak, Kamis (30/10/2020). Berdasarkan laporan aparatur Kecamatan Cisarua, ada 50 wisatawan menunjukkan hasil reaktif dari 918 tes hingga pukul 14.00.
Rizka Nurlaily (24), warga Bintaro, Tangerang Selatan, memilih untuk tidak bepergian atau berwisata selama liburan panjang pekan ini. Sebagian besar waktu liburan habis dengan menonton serial lewat Netflix, makan-makan bersama teman di rumah, dan sesekali kongko di kafe.
”Paling main sama teman, ngumpul bertiga di rumah atau tempat nongkrong. Masih takut Covid-19,” ujar Rizka, Jumat (30/10/2020). Kafe tempat Rizka biasa bercengkerama pun berada tak jauh dari rumahnya.
Sama halnya dengan warga Matraman, Jakarta Timur, Rizki Arez (28), yang lebih memilih di rumah saja ketimbang berlibur selama akhir pekan ini. Selama liburan panjang dirinya mengerjakan situs untuk penjualan daring seorang diri. Sesekali kenalannya membantu jika ada kesulitan dalam bahasa pemrograman.
”Di rumah saja, paling mentok sempat ke vila di puncak, awal bulan lalu. Saya masih takut dan batasi tidak boleh keluar jauh-jauh,” kata Rizki.
Di sisi lain, ia tengah memutar otak supaya bisnis rumahannya tidak jalan di tempat. Salah satu caranya dengan memperluas pasar lewat penjualan daring di situs pribadi.
Sementara itu, warga Parungpanjang, Bogor, Jawa Barat, Radiansyah Ramadhan (24), memilih berlibur ke Tasikmalaya, Jawa Barat, bersama keluarga. Mereka berangkat menggunakan kendaraan pribadi. Tidak ada persiapan khusus, selain masker, antiseptik, dan surat-surat kendaraan. ”Selama di sini (Tasikmalaya) hanya di rumah saja. Tidak ke mana-mana karena masih pandemi,” kata Radiansyah.
Kepala Departemen Epidemiologi Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengingatkan agar mereka yang memilih berpegian atau berwisata selama cuti bersama pekan ini tetap mematuhi protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko paparan virus korona jenis baru (SARS-CoV-2).
”Kalau di zona merah seharusnya pelancong dapat melengkapi diri dengan pelindung wajah. Demikian juga di tempat pariwisata karena berpotensi ramai. Kalau tidak bisa jaga jarak, hindari kerumunan atau jangan berkelompok lebih dari lima,” ucap Tri.
Kalau di zona merah seharusnya pelancong dapat melengkapi diri dengan pelindung wajah. Demikian juga di tempat pariwisata karena berpotensi ramai. Kalau tidak bisa jaga jarak, hindari kerumunan atau jangan berkelompok lebih dari lima.
Ia menyarankan hindari tempat tertutup, lebih baik berada di ruang terbuka karena aliran udara lebih lancar. Apabila memungkinkan, jalani tes cepat sebelum bepergian ataupun berwisata. ”Untuk makan, sebaiknya di ruang terbuka karena hanya segelintir tempat makan yang ada bilik pembatas antarpengunjung,” katanya.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Departemen Kesehatan Amerika Serikat atau Center for Disease Control and Prevention (CDC) pada 19 Oktober mengingatkan bahwa berkumpul dengan orang dari tempat berbeda-beda punya risiko lebih tinggi ketimbang dengan orang yang tinggal di satu area. Sebagai langkah pencegahan selalu patuhi protokol kesehatan.
Sebagai tuan rumah ketika berkumpul, lebih baik adakan aktivitas luar ruangan. Jika tidak memungkinkan atau memilih di dalam ruangan, hindari dalam ruangan yang padat, berventilasi buruk, atau tertutup sepenuhnya. Sebaiknya tingkatkan aliran udara dengan membuka jendela dan pintu, kegiatan hanya dengan orang dari satu area, dan batasi jumlah orang.
Jangan lupa sediakan atau ingatkan protokol kesehatan. Misalnya, masker ekstra (jangan dibagi atau ditukar dengan orang lain), pembersih tangan yang mengandung setidaknya 60 persen alkohol, dan tisu.