Kedalaman skuad AS Roma belum teruji. Dalam dua pekan terakhir di Liga Europa, penyerang pelapis tim ”Serigala” Roma belum bisa setajam striker utama yang lebih banyak dipercaya di kompetisi domestik, Liga Italia.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
ROMA, JUMAT – Kedalaman skuad AS Roma belum teruji. Setelah tumpul ketika menang 2-1 atas Young Boys dalam laga pekan pertama Liga Europa, Kamis (22/10/2020), lini depan pelapis milik klub berjuluk ”Serigala” Roma itu kembali gagal membuktikan ketajamannya kala bermain imbang, 0-0, dengan CSKA Sofia pada pekan kedua kompetisi kasta kedua antarklub Eropa tersebut, Jumat (30/10/2020) dini hari WIB,
”Kami bermain tanpa intensitas dalam menyerang. Kami sudah berkali-kali melakukan serangan, tetapi membuat kesalahan di umpan terakhir. Itu karena kami melakukannya dengan lambat dan tanpa intensitas yang tepat,” ujar Pelatih AS Roma Paulo Fonseca dikutip Football-Italia seusai laga tersebut.
Untuk menjaga kebugaran pemain, Fonseca coba melakukan rotasi pemain ketika melangsungkan laga Liga Europa. Namun, strategi itu belum optimal. Sejumlah pemain pelapis yang dipercaya belum bisa memberikan hasil memuaskan, terutama pemain penyerang.
Itu tampak saat Bryan Cristante dan kawan-kawan menjamu klub asal Bulgaria, CSKA Sofia di Stadion Olimpico, Roma, Jumat. Tanpa penyerang andalannya, Edin Dzeko dan Pedro Rodriguez, di daftar pemain inti, klub ibu kota Italia itu pun mengandalkan penyerang muda asal Spanyol, Borja Mayoral, dan sayap muda Spanyol, Carles Perez, di lini serang.
Kedua pemain itu nyaris tidak bisa menciptakan peluang berbahaya sepanjang dipercaya bermain. Fonseca akhirnya mengganti mereka di pengujung babak kedua, yakni Mayoral digantikan Dzeko di menit ke-70 dan Perez digantikan Lorenzo Pellegrini di menit ke-75.
Akan tetapi, pergantian itu tidak memberikan sumbangsih berarti mengingat waktu laga yang nyaris usai dan tim tamu yang bermain bertahan. Kedua tim pun hanya bermain imbang 0-0. Dengan hasil ini, AS Roma masih tertahan di urutan kedua klasemen Grup A dengan koleksi 4 poin dari dua laga, sedangkan CSKA Sofia bertahan di urutan keempat dengan 1 poin dari dua laga.
”Memang benar kami merotasi skuad hari ini dan tidak bermain dengan intensitas yang saya inginkan. Namun, sejauh ini, masih baik-baik saja (sesuai rencana). Memang benar performa kami berbeda antara Liga Europa dan (Liga Italia) Serie A, tapi itu normal. Saya bertanggung jawab atas rotasi skuad karena itu perlu,” kata Fonseca.
Di fase akhir laga ini, kami membuat beberapa peluang, tetapi gol tidak datang. Ini membuat kami kecewa. (Pedro)
Lawan tampil bertahan
Menurut Pedro, dikutip laman resmi AS Roma, Jumat, rotasi justru bukan penyebab mandulnya AS Roma dalam laga kali ini. Bagi mantan pemain Barcelona dan Chelsea itu, Roma memiliki pemain inti dan pelapis yang berkualitas dan siap untuk turun bertanding. ”Lagipula, rotasi pemain penting bagi suasana ruang ganti pemain,” ujarnya.
Penyebab utama AS Roma gagal mencetak gol kali ini, lanjut Pedro, itu karena lawan bermain bertahan dengan rapat dan kompak. Hal itu menyulitkan para pemain Roma untuk menembus pertahanan lawan dan membuat peluang emas.
Di sisi lain, dalam laga ini, para pemain AS Roma kurang sabar untuk mencari celah di lini belakang lawan. Akibatnya, setiap serangan yang dibangun selalu mental sebelum memasuki kotak penalti tim tamu.
”Di fase akhir laga ini, kami membuat beberapa peluang, tapi gol tidak datang. Ini membuat kami kecewa. Tetapi, lawan merupakan skuad yang bagus walau kami seharusnya menang dan menguasai puncak klasemen (Grup A Liga Europa),” ujar Pedro kemudian.
Pedro mengingatkan, sejatinya, memang tidak ada laga yang mudah di Eropa. Walau skuad yang dihadapi di atas kertas ada di bawah, tetapi tetap tidak bisa diremehkan. ”Tidak ada partai yang mudah di Eropa dan Serie A. Kami harus selalu siap 100 persen termotivasi, fokus, dan mencoba menang dari satu partai ke partai lain,” katanya.
Secara keseluruhan, para pemain depan pelapis AS Roma masih butuh beradaptasi, terutama Mayoral yang baru bergabung dengan skuad sebulan terakhir. ”Mayoral baru tiba di pekan kedua Serie A. Dia masih harus beradaptasi dengan sepak bola kami. Dia butuh waktu untuk menyesuaikan diri,” tutur Fonseca dikutip Corriere dello Sport.
Gagalnya pemain depan pelapis AS Roma mencetak gol bukan kali ini terjadi. Sebelumnya, ketika Roma bertandang ke markas klub Swiss, Young Boys, pekan lalu, Mayoral dan Perez yang ditandemkan sebagai pemain inti juga gagal melahirkan gol. Karena kebuntuan itu, Fonseca mengganti Mayoral dengan Dzeko di menit ke-59.
Setelah Dzeko masuk, barulah skuad klub yang berdiri pada 1927 silam itu bisa melahirkan dua gol balasan, yakni lewat gelandang Bruno Peres di menit ke-69 dan bek Marash Kumbulla di menit ke-73. Dua gol itu yang membantu tim menang 2-1.
Sejak didatangkan dari Real Madrid di menit akhir bursa transfer musim panas ini, Mayoral memang belum pernah menjadi pemain inti di kompetisi domestik Liga Italia Serie A. Dari lima pekan Serie A, penyerang berusia 23 tahun itu baru dua kali bermain sebagai pemain pengganti.
Mayoral masuk sebagai pemain pengganti kala AS Roma menjamu Benevento di pekan keempat dan bertandang menghadapi AC Milan di pekan kelima. Dia hanya dipercaya sebagai pemain inti di Liga Europa pada dua laga terakhir. Dari empat laga itu, ia masih nihil gol.
Adapun Perez sudah empat kali bermain dari lima pekan Serie A, tetapi semuanya sebagai pemain pengganti. Serupa Mayoral, penyerang sayap berusia 22 tahun itu hanya menjadi pemain inti pada kompetisi Liga Europa dua pekan terakhir. Dari enam laga itu, dirinya mencetak satu gol saat berlaga menghadapi Benevento.