Memanfaatkan momen libur bersama keluarga menjadi hal penting. Namun, sebelum pergi berwisata, memastikan kesehatan pribadi menjadi hal utama agar terhindar dari penularan virus korona penyebab penyakit Covid-19.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Memanfaatkan momen libur bersama keluarga menjadi hal penting. Namun, sebelum pergi berwisata, memastikan kesehatan pribadi menjadi hal utama.
Langkah itu dilakukan Rudi (44), warga Pucang, Surabaya, Jawa Timur, yang berwisata ke Bali bersama keluarganya. ”Kami sekeluarga berlibur ke Bali karena ada waktu dan sekaligus untuk mengusir kejenuhan,” kata Rudi ketika ditemui di Pantai Kuta, Kuta, Kabupaten Badung, Jumat (30/10/2020).
Menurut Rudi, berlibur bersama keluarga menjadi kebutuhan dan juga menjadi cara mengurangi kejenuhan berdiam di rumah. Berekreasi dengan keluarga, menurut Rudi, dapat pula sebagai cara menjaga kesehatan. ”Tentunya sebelum berlibur, kami bersama-sama menjaga kesehatan, menjaga imunitas tubuh agar jangan sampai sakit sebelum berlibur,” ujar Rudi.
Bagi saya, (tes cepat) itu tidak menjadi beban karena hal itu juga demi kepentingan kesehatan kami. Selain itu, kami juga dapat tiket promo ke Bali. Jadi, soal biaya liburan ini masih terjangkau (Rudi)
Untuk berlibur ke Bali, Rudi mengaku memanfaatkan program promosi yang disediakan maskapai maupun hotel. Menjelang berangkat ke Bali bersama istri dan empat putri mereka, Rudi sekeluarga juga mengikuti pemeriksaan kesehatan, yakni tes cepat (rapid test), di Surabaya. Setibanya di Bali, mereka pun mengisi formulir pendataan pelaku perjalanan.
”Dari Surabaya memang diwajibkan rapid test untuk penumpang pesawat,” kata Rudi. ”Bagi saya, (tes cepat) itu tidak menjadi beban karena hal itu juga demi kepentingan kesehatan kami. Selain itu, kami juga dapat tiket promo ke Bali. Jadi, soal biaya liburan ini masih terjangkau,” ujar Rudi.
Mulai meningkat
Secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa membenarkan adanya peningkatan kedatangan wisatawan, utamanya wisatawan dalam negeri, ke Bali berangkaian dengan masa libur ini. Astawa menyebutkan, salah satu indikator adanya peningkatan kunjungan ke Bali adalah meningkatnya jumlah kedatangan penumpang melalui Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung.
”Informasi yang kami peroleh, lebih dari 9.500 penumpang datang ke Bali melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai pada Rabu lalu,” kata Astawa yang dihubungi Kompas, Jumat (30/10).
Jumlah kedatangan melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai saat itu, menurut Astawa, mengalami kenaikan dibandingkan kedatangan sebelum masa libur yang rata-rata 4.000 kunjungan per hari.
Data dari PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menunjukkan jumlah penumpang melalui kedatangan domestik Bandara I Gusti Ngurah Rai bertambah sejak Minggu (25/10).
Pada Minggu (25/10), sebanyak 4.980 penumpang tiba di Bali. Adapun pada Selasa (26/10), jumlah kedatangan sebanyak 5.047 penumpang. Lalu pada Rabu (27/10) tercatat sebanyak 6.305 penumpang.
Senada Astawa, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Denpasar Ida Bagus Gede Sidharta Putra mengatakan peningkatan jumlah kunjungan ke Bali serangkaian masa libur ini berdampak terhadap keterisian kamar hotel, khususnya di wilayah Kota Denpasar.
Hotel-hotel yang masih beroperasi selama pandemi Covid-19, menurut Sidharta, kembali mendapat pemesanan kamar. ”Ada penambahan okupansi kamar hotel sejak beberapa hari ini,” kata Sidharta, Jumat.
Sidharta menambahkan, keterisian kamar hotel mulai bergerak positif, dari semula hanya satu hingga dua kamar yang terisi, menjadi sekitar 10 kamar terisi. ”Kalau dibilang signifikan, tentu signifikan. Namun, hotel-hotel juga membatasi jumlah kamar yang ditawarkan karena situasi pandemi Covid-19,” ujar Sidharta.
Sidharta menyatakan, kedatangan wisatawan ke Bali yang meningkat serangkaian masa libur ini menjadi kesempatan untuk menilai kesiapan Bali kembali menerima kunjungan pariwisata pada masa pandemi Covid-19.
Sidharta menambahkan, kedatangan wisatawan menunjukkan Bali masih mendapat kepercayaan masyarakat luas sebagai destinasi yang aman dan nyaman. Oleh karena itu, menurut Sidharta, semua pemangku kepentingan dan masyarakat di Bali harus bersama-sama menjaga kesan positif dari wisatawan terhadap Bali.