Jamie Vardy kembali menunjukkan ketajamaannya untuk Leicester City. ”Si Rubah” menjaga kesempurnaan dengan meraih kemenangan di dua laga awal Liga Europa musim ini.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
ATHENA, JUMAT — Jamie Vardy mencatatkan capaian baru dalam sejarah Leicester City. Sebuah golnya di laga pekan kedua Liga Europa ke gawang AEK Athens menjadikan penyerang tim nasional Inggris itu sebagai pencetak gol tertua Leicester di kompetisi antarklub Eropa.
Adapun Leicester berhasil menjaga hasil kemenangan di dua laga awal Liga Europa musim ini setelah menumbangkan AEK 2-1 dalam laga yang berlangsung di kandang AEK, Stadion OACA Spyros Louis, Jumat (30/10/2020) dini hari WIB.
Itu menjadi raihan tiga poin perdana Leicester di laga tandang kompetisi Eropa dalam empat tahun. Kemenangan terakhir tim berjuluk ”Si Rubah” itu diraih di laga pembuka fase grup Liga Champions Eropa musim 2016-2017 ketika membenamkan wakil Belgia, Club Brugge, 3-0, September 2016.
Vardy membuka keunggulan Leicester lewat eksekusi penalti di menit ke-18. Hukuman penalti itu tercipta setelah Vardy dilanggar kiper AEK, Panagiotis Tsintotas.
Gol ketujuh Vardy di musim 2020-2021 itu sekaligus mengantarkan dirinya untuk memecahkan rekor pencetak gol tertua Leicester di kompetisi Eropa yang dipegang bek sekaligus kapten, Wes Morgan.
Vardy mencetak gol ke gawang AEK ketika menginjak usia 33 tahun dan 292 hari. Ia lebih tua 240 hari dibandingkan dengan usia Morgan ketika mencetak gol bagi Leicester di babak 16 besar Liga Champions edisi 2016-2017 kontra klub Spanyol, Sevilla.
”Kami akan terus memberikan 100 persen penampilan terbaik di setiap pertandingan. Kalau mampu menjaga performa ini, kami yakin bisa mengalahkan siapapun di kompetisi ini,” kata Vardy dilansir laman UEFA.
Satu gol Leicester lainnya dicetak oleh gelandangnya, Hamza Choudhury, di menit ke-39. Tim tuan rumah sempat membuka asa mendapatkan poin setelah Muamer Tankovic memperkecil ketertinggalan AEK ketika babak kedua baru berjalan empat menit.
Meraih kemenangan tandang di Liga Europa tidak pernah mudah. Saya senang seluruh pemain menunjukkan mentalitas yang hebat.
Menurut Manajer Leicester Brendan Rodgers, anak asuhannya sempat kehilangan momentum di awal babak kedua sehingga kecolongan satu gol. Setelah gol AEK, lanjutnya, Leicester mampu menjaga fokus terutama di lini pertahanan.
”Meraih kemenangan tandang di Liga Europa tidak pernah mudah. Saya senang seluruh pemain menunjukkan mentalitas yang hebat dan bermain dengan kerja sama yang kompak untuk menjaga keunggulan hingga laga berakhir,” ucap Rodgers seperti dikutip laman resmi Leicester City.
Pemain muda
Rodgers menurunkan dua pemain muda, yaitu Wesley Fofana dan James Justin, untuk menggantikan posisi Johnny Evans dan Timothy Castagne yang menderita cedera jelang laga di Athena.
Meskipun selama ini menjadi pemain pelapis ”Si Rubah”, kedua pemain muda itu bermain meyakinkan. Legenda Leicester, Matt Elliot, menilai, penampilan Fofana, yang menemani Morgan dan Christian Fuchs untuk melengkapi skema tiga bek, menjadi salah satu sosok krusial yang mampu menjaga keunggulan Leicester di babak kedua.
”Saya menilai Fofana sebagai pemain terbaik di laga itu. Ia bermain amat impresif bersama Morgan untuk memperkokoh lini pertahanan,” kata Elliot kepada LCFC Radio.
Sementara itu, Pelatih AEK Massimo Carrera menilai, permainan anak asuhannya amat buruk di babak pertama. Hasilnya, lanjut Carrera, timnya kebobolan dua gol sebelum masa turun minum.
”Kesalahan harus kami bayar mahal. Meski begitu, tidak perlu ada rasa penyesalan karena kami telah bekerja keras dan bermain lebih baik dibandingkan Leicester di babak kedua,” ucap pelatih berkebangsaan Italia itu.
Lewat kemenangan itu, Leicester memimpin Grup G Liga Europa bersama duta Portugal, SC Braga, dengan koleksi enam poin. Braga berada di pucuk klasemen karena unggul selisih gol. Pekan depan, kedua tim akan bertemu di Stadion King Power.
AEK pun serupa dengan wakil Ukraina, Zorya Luhansk. Mereka belum mampu mendapatkan poin di Liga Europa musim ini.
Kekecewaan Mourinho
Sementara itu, klub Liga Inggris lainnya, Tottenham Hotspur, secara mengejutkan tumbang dari wakil Belgia, Royal Antwerp, 0-1, di Stadion Bosuil, Belgia. Gol tunggal Antwerp diciptakan penyerang, Lior Refaelov, di menit ke-29.
Permainan buruk di babak pertama membuat Mourinho mengganti empat pemain sebelum memulai babak kedua. Carlos Vinicius, Dele Alli, Steven Bergwijn, dan Giovani Lo Celso merupakan pemain yang membuat Mourinho kecewa.
Meskipun telah memasukkan sejumlah pemain utama, seperti Son Heung-min, Lucas Moura, Erik Lamela, dan Harry Kane, di babak kedua, permainan tim berjuluk ”Si Lili Putih” itu tidak membaik. Selain gagal menyamakan kedudukan, Tottenham juga tidak mampu mencatatkan tembakan ke arah gawang Antwerp di paruh kedua pertandingan.
”Penampilan buruk pantas (mendapatkan) hasil buruk. Saya harap seluruh orang di dalam bus ini merasakan kekecewaan seperti saya. Besok latihan pukul 11,” tulis Mourinho dalam takarir unggahan foto di akun Instagran pribadinya.
Kekalahan itu membuat Tottenham tertinggal tiga poin dari Antwerp di puncak Grup J Liga Europa. Di grup itu, tiga poin yang dimiliki Tottenham disamakan oleh LASK yang unggul 4-3 atas Ludogorets Razgrad di laga kedua. (REUTERS)