Presiden Joko Widodo mengajak seluruh ummat muslim Indonesia untuk meneladani semangat kepedulian terhadap sesama yang ditunjukkan Nabi Muhammad SAW. Kepedulian terhadap sesama dapat atasi berbagai tantangan.
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·3 menit baca
Presiden meminta umat Islam di Indonesia meneladani kepedulian Nabi Muhammad SAW terhadap sesama dan lingkungan. Dengan kepedulian, berbagai tantangan dapat diatasi.
JAKARTA, KOMPAS - Presiden Joko Widodo mengajak seluruh ummat muslim Indonesia untuk meneladani semangat kepedulian terhadap sesama yang ditunjukkan Nabi Muhammad SAW. Dengan semangat kepedulian itu diyakini bangsa Indonesia dapat menghadapi berbagai tantangan, termasuk pandemi Covid-19 yang berdampak pada berbagai sendi kehidupan masyarakat.
Ajakan itu disampaikan Presiden Jokowi saat menyampaikan sambutan pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tingkat kenegaraan dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/10/2020). Presiden mengatakan, Allah SWT mengutus Nabi Muhammad sebagai uswatun hasanah, suri tauladan yang wajib diikuti ummat muslim.
Salah satu akhlak terbaik Nabi Muhammad yang patut diteladani, apalagi pada situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, adalah peduli terhadap sesama dan lingkungan sekitar.
“Salah satu akhlak terbaik beliau adalah peduli pada lingkungan sekitar. Beliau bersabda , siapa yang melepaskan kesusahan saudaranya maka Allah akan melepaskan kesusahannya nanti pada hari kiamat. Semangat kepedulian terhadap sesama sebagaimana dicontohkan dan diperintahkan Nabi harus menjadi semangat kita sebagai bangsa di masa pandemi seperti sekarang ini”
“Salah satu akhlak terbaik beliau adalah peduli pada lingkungan sekitar. Beliau bersabda , siapa yang melepaskan kesusahan saudaranya maka Allah akan melepaskan kesusahannya nanti pada hari kiamat. Semangat kepedulian terhadap sesama sebagaimana dicontohkan dan diperintahkan Nabi harus menjadi semangat kita sebagai bangsa di masa pandemi seperti sekarang ini,” kata Presiden.
Dijelaskan, pandemi Covid-19 yang tak hanya menyerang ketahanan kesehatan, tetapi juga sosial dan ekonomi bangsa, tidak bisa dihadapi sendirian oleh pemerintah saja. Diperlukan kerja sama, kepedulian serta persatuan antar warga bangsa untuk bersama-sama berikhtiar, berjuang untuk melawan Covid-19.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu merasa bersyukur, karena selama hampir delapan bulan pandemi Covid-19 melanda, masyarakat saling membantu satu sama lain. Tidak sedikit masyarakat yang dengan tulus dan ikhlas berbagi rezeki untuk meringankan saudara sebangsa yang mengalami kesulitan.
Bukan hanya itu, organisasi kemasyarakat (ormas), termasuk ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia, dan lainnya, bergerak bahu-membahu menyelesaikan persoalan kesehatan sekaligus dampak sosial dan ekonomi dan Covid-19. Karena itulah Presiden menyampaikan terima kasih atas perjuangan seluruh elemen bangsa yang telah membantu pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
“Kita juga patut bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh masyarakat, organisasi keumatan dan kemasyarakatan MUI, NU, Muhammadiyah, dan lain-lainnya yang ikut bahu-membahu memberikan tenaga, relawan, bantuan sosial, dan menyediakan fasilitas kesehatan untuk penanganan Covid untuk bergerak bersama melakukan kegiatan-kegiatan kemanusiaan, bersinergi dengan pemerintah tanpa memandang perbedaan,” tuturnya.
Lebih lanjut Presiden mengajak seluruh ummat Islam untuk mengambil hikmah dari setiap kejadian, termasuk pandemi Covid-19. Masyarakat diajak untuk terus berdoa agar Allah SWT memberikan pertolongan serta jalan keluar dari situasi sulit akibat pandemi Covid-19.
“Saya mengajak umat Islam di seluruh Tanah Air untuk bermunajat, memohon pertolongan Allah Swt., memohon jalan keluar dari kesulitan serta memberi kekuatan kepada bangsa kita agar segera pulih dan bangkit dari pandemi,” ujarnya.
Presiden meyakini, Allah SWT akan memberikan perlindungan dan keselamatan dari ujian yang tergolong berat. Keyakinan itu didasari pada kisah Nabi Muhammad SAW yang dilahirkan dalam keadaan yatim, sudah tidak memiliki ayah, tetapi Allah selalu memberikan perlindungan dan kasih sayang.
Ketuhanan-Kemanusiaan
"Ajaran Nabi Muhammad SAW dapat diringkas menjadi dua tema pokok, yakni ketuhanan dan kemanusiaan. Dua tema pokok itu juga tercantum dalam Pancasila yang merupakan falsafah serta pedoman bagi seluruh bangsa Indonesia"
Sementara dalam ceramahnya, Rektor Universitas Islam Internasional Komarudin Hidayat menyampaikan bahwa ajaran Nabi Muhammad SAW dapat diringkas menjadi dua tema pokok, yakni ketuhanan dan kemanusiaan. Dua tema pokok itu juga tercantum dalam Pancasila yang merupakan falsafah serta pedoman bagi seluruh bangsa Indonesia.
Implikasi dan konsekuensi dari sikap berketuhanan adalah kepedulian dan cinta kasih terhadap sesama manusia. Seorang yang berketehunan, maka semestinya punya kepedulian dan cinta kasih terhadap sesama manusia seperti dicontohkan Nabi Muhammmad SAW. Jika ketuhanan dan kemanusiaan sudah dihayati dan dijakankan, maka akan tereujud kerukunan, perdamaian, dan persatuan antar sesama manusia.