Kematian akibat Covid-19 di Tangerang Selatan Bertambah
›
Kematian akibat Covid-19 di...
Iklan
Kematian akibat Covid-19 di Tangerang Selatan Bertambah
Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengevaluasi penambahan kasus kematian yang konsisten naik selama sepekan terakhir. Penyebab kematian disimpulkan karena pasien terlambat dibawa ke rumah sakit.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Kasus kematian akibat Covid-19 di Tangerang Selatan, Banten, terus bertambah pada pekan lalu. Setelah melakukan evaluasi, Pemerintah Kota Tangerang menyimpulkan sejumlah faktor penyebab jumlah kematian yang terus bertambah, salah satunya keterlambatan membawa pasien ke rumah sakit.
Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany buka suara mengenai penambahan kasus kematian akibat Covid-19 di wilayahnya. Menurut Airin, penambahan jumlah kematian disebabkan beberapa hal, salah satunya adalah keterlambatan membawa pasien ke rumah sakit.
”Di mana kecenderungan yang terjadi adalah pasien yang dibawa ke rumah sakit sudah dalam tahap kritis,” ujar Airin melalui keterangan tertulis, Sabtu (31/10/2020).
Jumlah kematian akibat Covid-19 di Tangsel sebelumnya sempat bertambah secara konsisten pada 21-24 Oktober 2020. Saat itu, setiap hari terdapat penambahan satu pasien Covid-19 yang meninggal. Pada 24 Oktober bahkan terdapat 3 pasien meninggal dalam sehari. Total hingga 31 Oktober 2020 jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di Tangsel mencapai 80 orang.
Sebelumnya, ketika dikonfirmasi mengenai penambahan jumlah pasien meninggal, Airin menyatakan butuh waktu untuk mengetahui penyebabnya. Selain keterlambatan membawa pasien ke rumah sakit, menurut Airin, kematian juga disebabkan pasien menderita penyakit penyerta atau komorbid.
Mengenai keterlambatan membawa pasien ke rumah sakit, Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Djoko Santoso sempat mengulas soal sindrom happy hipoxia. Hipoksia merujuk pada kondisi seseorang yang kekurangan oksigen pada jaringan tubuhnya. Sindrom ini berpotensi besar membuat penderita Covid-19 tidak menyadari kadar oksigen dalam tubuhnya terus berkurang sehingga akhirnya terlambat ditangani.
Dalam artikelnya di harian Kompas pada 15 September 2020, Djoko menulis sindrom itu mengecoh orang yang tertular Covid-19. Pasien seolah-olah tidak memiliki masalah pada pernapasan dan tampak sehat-sehat saja. Namun, kemudian situasi berubah drastis, pasien tiba-tiba kesulitan bernapas dan dalam sekejap gagal bernapas hingga kematian menjemput.
Perubahan drastis ini terjadi dalam jangka sering kurang dari seminggu. Pasien tak menyadari bahwa dirinya sedang terkena serangan hebat dan radang parunya sudah masuk kategori berat.
”Serangannya bisa terasa sangat tiba-tiba dan langsung sesak napas berat. Dokter pun tidak punya banyak kesempatan untuk mempertahankan pasien agar bisa bernapas,” tulis Djoko.
Ruang isolasi terbatas
Pekerjaan rumah lainnya bagi Pemerintah Kota Tangsel adalah terbatasnya ketersediaan ruang isolasi intensive care unit (ICU) di Tangsel. Data dari Dinas Kesehatan Tangsel menyebutkan, kapasitas tempat tidur ICU yang tersedia di seluruh kota itu 20 tempat tidur. Adapun tempat tidur di ruang isolasi high care unit yang ada di seluruh Tangsel tercatat 281 tempat tidur.
Dari evaluasi yang dilakukan, Airin menyebut efektivitas pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Tangsel berada di kisaran 74 persen dengan tingkat pelanggaran berada di angka 27 persen. Pemerintah Kota Tangsel masih berupaya meningkatkan efektivitas pelaksanaan PSBB dan menindak para pelanggar.
Sementara itu, di Kabupaten Tangerang, penambahan kasus harian tertinggi tercatat pada 15 Oktober 2020. Dalam satu hari ada penambahan 118 kasus baru di Kabupaten Tangerang.
Juru bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi, menjelaskan, penambahan jumlah kasus berasal dari kluster salah satu pesantren di Kecamatan Cisoka. Salah satu santri diketahui positif Covid-19. Setelah dilakukan pelacakan kontak dan tes usap, 78 santri terkonfirmasi positif Covid-19.
”Penambahan kasus sisanya berasal dari masyarakat biasa, yang mana dilaporkan oleh puskesmas,” kata Hendra, dihubungi Sabtu (31/10/2020).