Peluang Terbuka dalam Balapan Dua Hari di Imola
Balapan seri ke-13 Formula 1 di Sirkuit Imola, yang menerapkan format dua hari, menyajikan peluang untuk dimaksimalkan Red Bull. Mereka ingin menunda Mercedes menancapkan sejarah baru di Formula 1.
BOLOGNA, JUMAT – Sirkuit Imola, yang terakhir menggelar Formula 1 pada 2006, menghadirkan tantangan unik dalam format balapan dua hari. Para pebalap hanya memiliki satu sesi latihan 90 menit pada Sabtu yang menuntut kerja efisien untuk menentukan setelan mobil paling kompetitif.
Data telemetri yang minim, ditambah banyaknya pebalap yang tidak familier dengan karakter sirkuit Imola, berpotensi menghadirkan kejutan pada balapan itu seperti halnya terjadi pada seri Italia di Sirkuit Monza, beberapa waktu lalu.
Seri ke-13 dari 17 balapan Formula 1 ini menuntut kerja cepat tim dan para pebalap untuk menjalani sesi latihan pada Sabtu (31/10/2020). Mereka hanya memiliki waktu 2,5 jam untuk melakukan penyetelan mobil guna menjalani kualifikasi pada pukul 20.00-21.00 WIB. Setelan itu akan menjadi pondasi untuk meraih pole position saat kualifikasi serta perebutan podium pada balapan seri Emilia Romagna, Minggu (1/11/2020) pukul 19.10 WIB.
Para pebalap hanya memiliki waktu 90 menit untuk mempelajari sirkuit serta mencoba setelan ban yang tepat untuk mendapat pace yang kompetitif. Paddock akan sangat sibuk dengan kerja penyetelan mobil, berdasarkan analisis data telemitri yang harus dilakukan dengan cepat. Proses analisis ini sedikit berkurang bagi Red Bull yang sudah mendapatkan data awal berkat tes yang dilakukan tim satelitnya, AlphaTauri, dengan mobil 2020 pada Juni lalu.
“Ini trek gaya lama, salah satu yang sangat saya sukai, dengan jebakan kerikil, tikungan kecepatan tinggi dan buta, serta perubahan elevasi. Tidak akan mudah untuk menyetel mobil dengan tepat untuk kualifikasi dan balapan hanya dengan sekali latihan. Akan tetapi, ini tantangan yang bagus. Akhir pekan ini akan sangat menarik,” tegas Pierre Gasly, pebalap AlphaTauri, yang memenangi balapan di Monza dikutip Sky Sports.
Baca juga : Covid-19 Mengusik George Russell
Data awal yang diperoleh AlphaTauri akan membantu Red Bull untuk meracik taktik guna menghambat laju Mercedes yang tak terbendung sejak seri Italia. Potensi Red Bull cukup besar dengan performa Max Verstappen dan RB16 yang sempat memangkas selisih waktu dari pebalap tercepat Mercedes, Valtteri Bottas, menjadi 0,293 detik, pada kualifikasi seri Eifel di Nurburgring, Jerman. Balapan itu juga berlangsung dua hari karena sesi Jumat dibatalkan menyusul hujan dan kabut tebal yang menghalangi helikopter medis lepas landas.
Situasi yang mirip akan terjadi di Imola dengan sekali latihan disusul kualifikasi. Verstappen, dengan tambahan data awal yang diperoleh AlphaTauri, bisa memaksimalkan setelan RB16 bermesin Honda untuk mengalahkan Mercedes W11.
Namun, itu tidak akan mudah karena W11 bisa sangat dominan di Imola yang didominasi variasi tikungan lambat dan sedang. Ini sesuai dengan karakter W11 yang bisa melesat mulai setelah Variante Alta (tikungan 14 dan 15) hingga segmen Variante Bassa (tikungan 16 dan 17) yang kini sudah tidak ada chicane. Bottas dan rekan setimnya, Lewis Hamilton, akan kembali memaksimalkan keunggulan W11 mulai selepas tikungan 19 hingga chicane Variante Tamburello (tikungan 2, 3, dan 4).
Sirkuit ini juga memiliki tikungan dengan titik masuk cepat di Acque Minerali mulai dari tikungan 11 hingga 13. Ini menjadi ujian keterampilan pebalap untuk mengendalikan mobilnya saat manuver dalam kecepatan tinggi. Tikungan cepat lainnya adalah Piratella yang akan menaikan adrenalin para pebalap.
“Mobil Formula 1, melalui tikungan seperti Acque Minerali, masuknya sangat cepat. Sangat keren. Ini sungguh memberi Anda berlimpah adrenalin,” tegas pebalap AlphaTauri, Daniil Kvyat, di laman Formula 1.
Baca juga : Mercedes "Raja" Era Hibrida
Gelar Mercedes
Imola, yang sudah lama tidak dipakai menggelar F1, memang menjadi tantangan bagi setiap tim untuk mendapatan setelan mobil yang tepat serta pemilihan ban. Musim ini sudah ada tiga seri yang berlangsung di sirkuit baru dan yang sudah lama tidak dipakai, yaitu di Mugello, Nurburgring, dan Portimao. Pada ketiga balapan itu, semuanya dimenangi oleh Hamilton. Ini menegaskan level juara dunia enam kali itu, dan kinerja tim Mercedes dalam meracik taktik jitu dengan data yang minim.
Kemampuan Mercedes itu bisa memuluskan langkah mereka menancapkan sejarah baru sebagai tim dengan tujuh juara konstruktor secara beruntun. Mercedes kini memimpin klasemen konstruktor dengan 435 poin, unggul 209 poin dari Red Bull. Dengan empat balapan tersisa setelah Imola, hanya ada 176 poin maksimal yang masih bisa diraih. Untuk menunda Mercedes meraih juara konstruktor hingga minimal seri Turki, Red Bull perlu mengalahkan Mercedes dengan selisih 34 poin di Imola.
Tetapi, Mercedes jarang kalah lebih dari 33 poin dari rivalnya. Hal itu terakhir kali terjadi pada seri Spanyol di Barcelona pada 2015. Kala itu, Hamilton dan Nico Rosberg gagal finis karena tabrakan. Itu merupakan satu-satunya balapan dalam tujuh musim di era turbo hibrida di mana Mercedes kalah hingga lebih dari 33 poin. Tepatnya, mereka waktu itu kalah 37 poin.
Saat ini, dengan skenario kedua pebalap Red Bull, Verstappen dan Alexander Albon, finis pertama dan kedua serta mencetak lap tercepat (total 44 poin), Mercedes hanya perlu satu pebalapnya untuk finis di posisi keempat untuk menjadi juara konstruktor di Imola.
Imola, yang sudah lama tidak dipakai menggelar F1, memang menjadi tantangan bagi setiap tim untuk mendapatan setelan mobil yang tepat serta pemilihan ban.
Tujuh gelar juara konstruktor akan menyejajarkan Mercedes dengan Lotus, serta hanya selisih satu di bawah McLaren dan dua di bawah Williams. Ferrari saat ini masih memimpin dengan 16 gelar juara konstruktor.
Saat ini, Mercedes memegang rekor bersama Ferrari dengan enam juara konstruktor beruntun. Ferrari meraihnya pada musim 1999-2004 saat mereka mendominasi bersama Michael Schumacher. Sedangkan, musim lalu, Mercedes memecahkan rekor Ferrari dalam rekor juara konstruktur dan pebalap dengan lima gelar beruntun. Pebalap Mercedes, Hamilton, pekan lalu juga menancapkan rekor 92 kemenangan, melampaui rekor Schumacher dengan 91 kemenangan.
“Fokus kami tertuju ke Imola, yang merupakan arena F1 lainnya yang sudah lama tidak dipakai. Ini trek dengan segudang sejarah, tetapi menjadi salah satu tidak pernah dikunjungi tim kerja Mercedes untuk balapan. Jadi, ada beberapa hal yang tidak diketahui menjelang balapan akhir pekan. Tetapi, menyenangkan bisa kembali lagi ke Italia untuk balapan ketiga di sama musim ini,” ujar Kepala Tim Mercedes Toto Wolff dikutip Sky Sports.
“Kita telah menyaksikan balapan yang menarik di trek-trek baru tahun ini dan format yang lebih pendek akan membuat (balapan) lebih menarik,” ujar Wolff.
Ferrari skeptis
Balapan seri Emilia Romagna ini juga membuka peluang bagi Ferrari meraih hasil lebih baik dari Portimao, di mana Charles Leclerc finis keempat. Balapan pekan lalu menunjukan perbaikan performa Ferrari SF1000 yang menjadi semakin cepat dengan sejumlah perbaikan aerodinamika.
Namun, Kepala Tim Ferrari Mattia Binotto belum yakin dengan dampak paket perbaikan pada peningkatan performa. Dia skeptis dengan hasil bagus di Portimao karena ada potensi faktor sirkuit berperan besar. Oleh karena itu, Binotto menjadikan balapan di Imola untuk mengonfirmasi perfoma SF1000.
“Mobil sedikit membaik, tetapi ini bukanlah sesuatu yang sepenuhnya berbeda,” ujar Binotto.
“Saya pikir, dalam balapan, pace balapan kami di Mugello sangat buruk dibandingkan saat kualifikasi. Saya melihat (di Portugal) pace balapan lebih baik," ujar Binotto kemudian.
Ferrari kemungkinan besar akan meraih hasil yang bagus di Imola karena Leclerc familiar dengan sirkuit ini. “Saya pernah dua kali balapan di Imola dalam (ajang) Formula Renault. Ini trek yang saya sukai dan sangat saya nikmati. Sirkuitnya sangat teknikal dengan beberapa tikungan yang rumit. Sedikit ruang untuk kesalahan di trek ini,” tegas Leclerc yang kini di posisi kelima klasemen pebalap.
Adapun rekan setim Leclerc, Sebastian Vettel, kurang familiar dengan Imola. “Saya tidak pernah balapan di Imola, tetapi semua orang tahu sirkuit ini. Imola pernah menjadi lokasi rutin dalam kalender selama bertahun-tahun. Saya di sini pada 2006. Hanya itu kenangan yang saya miliki di Imola, ketika saya menjadi pebalap pendukung di tim BMW Sauber,” ujar Vettel, yang akan membela tim Aston Martin pada musim depan.