Skenario pengevakuasian ternak milik warga di kawasan rawan bencana III Magelang, Jateng, disiapkan oleh pemerintah setempat. Evakuasi ternak akan dilakukan ke empat lokasi di daerah aman saat ada peningkatan aktivitas.
Oleh
KRISTI UTAMI/PANDU WIYOGA
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Magelang menyiapkan skenario evakuasi ternak warga untuk mengantisipasi kemungkinan naiknya status Gunung Merapi dari Siaga menjadi Awas. Sedikitnya empat lokasi pengungsian ternak sudah disiapkan di kawasan aman yang berjarak sekitar 30 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Peterikan) Kabupaten Magelang Sukamtono mengatakan, pihaknya telah menyiapkan skenario evakuasi ternak warga di Kawasan Rawan Bencana (III). Dalam proses evakuasi, Dinas Peterikan Kabupaten Magelang akan bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Dinas Perhubungan Kabupaten Magelang.
”Begitu sudah ada peningkatan aktivitas Merapi yang signifikan dan perintah untuk mengungsikan seluruh warga, kami juga langsung bergerak mengevakuasi ternak. Kalau kami buru-buru, pemiliknya masih di atas, malah dikhawatirkan ternaknya tidak terurus,” kata Sukamtono, di Magelang, Selasa (17/11/2020).
Menurut Sukamtono, Pemerintah Kabupaten Magelang telah menyiapkan empat lokasi pengungsian ternak. Empat tempat itu terdiri dari Pasar Hewan Muntilan, Pasar Hewan Borobudur, Pasar Hewan Grabag, dan kandang milik Universitas Diponegoro di Kecamatan Borobudur. Di empat tempat tersebut, sedikitnya 2.650 sapi bisa tertampung.
Begitu sudah ada peningkatan aktivitas Merapi yang signifikan dan perintah untuk mengungsikan seluruh warga, kami juga langsung bergerak mengevakuasi ternak. Kalau kami buru-buru, pemiliknya masih di atas, malah dikhawatirkan ternaknya tidak terurus. (Sukamtono)
Tak hanya menyediakan tempat penampungan ternak, pemerintah juga akan membantu menyediakan pakan dan air. Adapun untuk menjaga ternak, pemerintah setempat akan bekerja sama dengan TNI, Polri, dan pemerintah desa asal pengungsi.
Sukamtono menambahkan, pihaknya telah mendata ternak milik warga di KRB II. Dari pendataan yang dilakukan, di 9 dusun KRB III tersebut terdapat 1.100 sapi, 423 kambing, dan 14 babi.
Bagi warga lereng, ternak adalah salah satu penopang utama hidup selain hasil ladang. Sekalipun aktivitas Merapi terus meningkat, jika hewan ternak itu tidak ikut diungsikan, warga akan berat meninggalkan desa.
Salah satu warga Dusun Batur Ngisor, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kardi (68), mengatakan, dirinya belum bersedia mengungsi karena masih harus menjaga dua sapi miliknya. Karena sudah lansia, ia akan kesulitan jika setiap hari harus bolak-balik dari tempat pengungsian yang berjarak lebih dari 20 kilometer (km).
Menjual ternak
Namun, jika erupsi Merapi semakin parah, Kardi mengatakan, dengan sangat terpaksa harus menjual seluruh ternaknya walau harganya pasti jatuh sekali. ”Waktu erupsi 2010, dua lembu hanya laku Rp 5 juta dari harga normalnya Rp 20 juta per ekor,” ucapnya.
Sementara itu, koordinator pengungsi Desa Keningar, Titi (47), mengatakan, ketika Merapi erupsi pada 2010, memang banyak warga yang menjual ternaknya dengan harga sangat murah. ”Terpaksa dijual murah daripada sapi itu hilang atau kami tidak dapat apa-apa,” ujarnya.
Belajar dari hal itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang memperkenalkan model mitigasi desa bersaudara. Konsep ini memasangkan 19 desa di kawasan rawan bencana erupsi dengan 42 desa yang berada di kawasan aman.
”Begitu erupsi terjadi, warga di desa rawan langsung mengevakuasi diri ke desa aman yang merupakan pasangannya. Sistem ini sudah kami simulasikan bersama. Dengan demikian, saat erupsi terjadi, warga desa yang akan mengungsi ataupun warga desa yang akan dijadikan tempat pengungsian siap,” kata Kepala BPBD Kabupaten Magelang Edy Susanto.
Dengan konsep itu, evakuasi hewan ternak juga lebih mudah. Koordinator Pengungsian Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Eko Priyanto mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan lahan untuk menampung 1.200 sapi milik warga Desa Krinjing, Kecamatan Dukun.
”Lokasinya kami siapkan di Lapangan Cangkol, sekarang sedang kami siapkan atapnya agar hewan ternak saudara-saudara dari Desa Krinjing bisa aman. Sebanyak 70 truk milik warga dua desa sudah disiapkan untuk mengangkut sapi-sapi itu turun dari lereng,” kata Eko.