Zoom, Teams, dan Meet Berburu Pengguna di Masa Liburan Akhir Tahun
›
Zoom, Teams, dan Meet Berburu ...
Iklan
Zoom, Teams, dan Meet Berburu Pengguna di Masa Liburan Akhir Tahun
Platform konferensi video memberikan layanan gratis untuk merebut perhatian masyarakat dunia yang kini banyak menyapa handai tolan melalui tatap muka virtual.
Oleh
Satrio Pangarso Wisanggeni
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Platform konferensi video berusaha merebut perhatian masyarakat dunia dengan menggratiskan layanan. Beragam kemudahan dilakukan demi meningkatkan penggunaan panggilan video untuk beragam kebutuhan tatap muka virtual di masa pandemi, termasuk reuni keluarga.
Terbaru, platform kolaborasi kantor dan konferensi video milik Microsoft, Teams, akan memperbolehkan pengguna personalnya—tidak harus melalui akun enterprise yang berbayar—untuk menggelar pertemuan virtual secara gratis.
Product Marketing Manager Microsoft 365 Arjun Tomar mengatakan, pengguna Microsoft Teams akan dapat menggelar pertemuan video dengan anggota hingga 300 orang. Waktu penggunaan konferensi video maksimal 24 jam sehari. Bahkan, mereka yang diundang tidak perlu harus memiliki akun Teams.
”Untuk mempermudah masyarakat tetap terhubung dengan orang-orang terdekat di masa liburan akhir tahun ini, pengguna dapat menggunakan Teams untuk mengobrol dengan teman dan keluarga walaupun mereka tidak memiliki aplikasi Teams,” tulis Tomar dalam keterangan tertulisnya yang dikutip pada Sabtu (21/11/2020).
Dalam keterangannya, Tomar mengatakan, skema penggunaan gratis untuk menggelar pertemuan video hingga 300 orang tersebut akan dibuka Microsoft hingga waktu yang belum ditentukan. Untuk menggunakan Microsoft Teams, dapat mengakses laman teams.live.com ataupun mengunduh aplikasi platform masing-masing, baik ponsel pintar maupun komputer.
Langkah Microsoft ini menyusul Google. Pada akhir September lalu, Group Product Manager Google Meet Samir Pradhan mengumumkan bahwa pengguna akun surel Gmail dapat menggunakan Google Meet secara gratis hingga 31 Maret 2021.
”Akhir tahun ini akan ditandai dengan jumlah perjalanan yang lebih sedikit dan acara keluarga yang digelar secara virtual. Oleh karena itu, kami ingin terus membantu mereka yang mengandalkan Meet untuk tetap dapat terhubung selama beberapa bulan ke depan,” kata Pradhan.
Pengguna Google Meet dapat menggelar pertemuan video dengan maksimal 100 orang. Masyarakat yang ingin menggunakan Meet dapat mengaksesnya melalui laman surel Gmail, aplikasi, ataupun laman web meet.google.com.
Teams dan Meet, meski didukung oleh ekosistem platform milik Microsoft dan Google, masih belum dapat merebut predikat layanan konferensi video paling populer.
Berdasarkan data terakhir yang dipublikasikan Microsoft, yakni akhir Oktober lalu, jumlah pengguna Teams meningkat 50 persen dalam enam bulan. Dari awalnya 75 juta pengguna dalam sehari pada April 2020, meningkat menjadi 115 juta pengguna dalam sehari pada Oktober 2020.
Sementara data terbaru yang dipublikasikan Google, yakni pada April 2020, mengklaim partisipan Meet mencapai 100 juta per hari. Untuk diperhatikan, parameter pengguna dan partisipan mengukur hal yang berbeda.
Pengguna merujuk pada individu unik yang menggunakan layanan tersebut, sedangkan partisipan adalah jumlah total hadirin pada setiap pertemuan video yang digelar.
Zoom di sisi lain menjadi pemuncak dalam pangsa pasar konferensi video dengan klaim pengguna sebesar 300 juta partisipan dalam sehari. Hal ini mungkin yang membuat langkah promosi Zoom tidak seagresif Meet dan Teams.
Zoom mengumumkan akan mengangkat batasan durasi 40 menit untuk pengguna yang tergolong free user hanya selama hari raya Thanksgiving di Amerika Serikat. Namun, penghapusan durasi ini terbuka untuk pengguna Zoom secara global.
Pengangkatan batasan durasi ini hanya berlaku mulai Kamis (26/11/2020) pukul 00.00 waktu New York (eastern time/ET) sampai dengan Jumat (27/11/2020) pukul 06.00 pagi ET. Untuk di Indonesia artinya berlaku pada Kamis pukul 12.00 WIB hingga Jumat pukul 18.00 petang.
Penggunaan layanan konferensi video di Indonesia dapat kembali populer untuk pertemuan keluarga setelah ada peluang libur panjang akhir tahun dapat ditiadakan jika terjadi penambahan kasus Covid-19.
Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, pada konferensi pers virtual, Jumat (20/11/2020), mengatakan bahwa apabila masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan sehingga kasusnya meningkat, ada konsekuensi terhadap keputusan yang diambil pemerintah terkait libur akhir tahun.
”Jadi, keputusan terkait libur panjang walaupun ditentukan oleh pemerintah, tetapi prinsipnya sangat bergantung pada kedisiplinan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan 3M, terutama di masa-masa liburan,” kata Wiku.
Sempat melandai di tengah tahun, penyebaran Covid-19 justru kembali meningkat di sejumlah negara di dunia pada akhir 2020.
Di Inggris dan Jerman, contohnya, pada Agustus, jumlah kasus positif per hari hanya 500-1000 orang. Namun, sejak akhir September, jumlah ini meningkat hingga di atas 20.000 kasus per hari, lebih tinggi dibandingkan dengan masa awal pandemi yang hanya 5.000-an kasus per hari.